Selasa, 22 November 2011

Diskusi Freeport di LBH Dikepung Panser

ci


Jurnalis Independen: Rencana aksi 30 orang mahasiswa di Jalan Kimia (depan Universitas Bung Karno) dan diskusi tentang Freeport di LBH Jakarta, disikapi dengan kepungan aparat kepolisian dan sejumlah panzer.


Seorang aktivis mengatakan, saat aparat kepolisian dan brimob dengan kekuatan sekitar 14 tronton telah dikerahkan dan tersebar dari mulai Jalan Diponegoro hingga ke Jalan Pegangsaan tersebut. Perkiraan kekuatan aparat yang dikerahkan sekitar 300-400 personil dengan komposisi 40% brimob, 40% pengendali huru-hara, 20% polantas dan intel.

Selain itu, sejumlah persenjataan lengkap juga telah disiapkan. Empat panser dan dua water canon juga disiapkan di apartemen samping kantor DPD Partai Golkar DKI Jakarta Jalan Pegangsaan dan Menteng Prada yang letaknya tak jauh dengan LBH. Menurut sumber aktivis, hampir seluruh megazin berstrip merah yang berarti menggunakan peluru tajam.

Sebagaimana diketahui, di Gedung LBH, sedang berlangsung diskusi bertajuk "Membongkar Kejahatan Freeport,Korporasi Pertambangan dan Negara Terhadap Rakyat" yang diikuti dari berbagai kalangan baik aktivis, buruh maupun media.

Nampaknya, reaksi aparat keamanan terlalu lebai. Tiga truk berisi Brimob bersenjata lengkap menduduki Jalan Diponegoro, tepatnya di depan gedung LBH Jakarta. Anggota Brimob bersenjata laras panjang ini sejak telah berjaga-jaga di lokasi tersebut mengantisipasi demonstrasi mahasiswa yang rencananya dilakukan Rabu (9/11) sore ini di depan Universitas Bung Karno yang berseberangan dengan kantor LBH.

Aparat tersebar di seputaran lokasi yang juga menjadi posko demonstrasi mahasiswa menentang pemerintahan SBY-Boediono.  Demo sore hari masih mengusung tema yang sama yakni 'Turunkan SBY-Boediono'.

Menyikapi hal ini,  Koordinator Rumah Perubahan, Miming Abdulrachim saat dimintai keterangannya, mengatakan bahwa hal tersebut sebagai bentuk ketakutan rezim SBY. Menurutnya, persoalan Freeport dan Papua jangan disikapi dengan pengerahan aparat melainkan dengan jalan dialog. Jika pemerintah menempuh jalan kekerasan dalam menyikapi persoalan Freeport dan Papua, justeru hanya akan membuat bumi cenderawasih itu semakin panas. (rmn/ari/mnt)

Tidak ada komentar: