Selasa, 22 November 2011

Misbakhun Serukan Jihad Ungkap Tuntas Kasus Century!




ciJurnalis Independen: Penuntasan mega skandal bailout (dana talangan) Bank Century senilai Rp 6,7 triliun yang terus terkatung-katung dan tak jelas penyelesaiannya membuat banyak pihak semakin pesimis dengan penegakkan hukum di negeri ini. Jihad, itulah satu kata yang harus digelorakan untuk menuntaskan kejahatan kerah putih ini.

Ajakan jihad ini diserukan Mantan Anggota DPR RI dari PKS, Misbakhun, saat tampil sebagai pembicara di Rumah Perubahan, kompleks Duta Merlin, Harmon, Jakarta, Selasa siang (22/11). Selain Misbakhun pembicara lain adalah pakar money laundering Dr Yenti Garnasih, pakar hukum tatanegara Dr Margarito Kamis, dan mantan anggota Pansus Centurygate DPR dari PDIP, Prof Hendrawan Supratikno.

Menurut Misbakhun, megaskandal Centtury adalah konstruksi kejahatan kerah putih yang sempurna, karena dilakukan oleh orang berpendidikan tinggi, ahli dalam bidangnya, menguasai informasi terkini tentang tipologi kejahatannya, mempunyai kekuasaan dan otoritas yang tinggi dalam lembaga tempat kejahatan tersebut dilakukan. Serta menggunakan kekuasaan negara yang dimilikinya untuk menutup-nutupi kejahatan, membelokkan arah penegakan hukumnya, merekayasa proses hukumnya dan berusaha menggunakan konstitusi negara untuk mengamankan kejahatan tersebut.

"Seluruh elemen masyarakat harus terus diingatkan bahwa bailout Bank Century adalah kejahatan yang melibatkan kelompok yang sedang berkuasa," kata Misbakhun dalam diskusi bertema "Skandal Century Kejahatan Kerah Putih" itu.

Di tempat yang sama, ekonom senior Rizal Ramli mengatakan, skandal ini hanya dapat diselesaikan dengan niat yang lurus dan bersih. Sayangnya, kata Rizal, pemerintah saat ini tidak punya niat seperti itu. ‘’Sebagian besar uang skandal Century menggunakan uang tunai. Uang tunai berarti yang mengeluarkan Bank Indonesia. Nah, itu ada catatannya, ada buku besarnya. Kalau mau dan pemerintah ada niat, KPK kan tinggal menyita buku besar itu,’’ paapar Mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini.

Dari pembuktian itu, menurut dia, kelak bisa diketahui bahwa kemungkinan besar dana skandal Century digunakan untuk memenangkan pemilu. Sementara itu, lanjutnya, KPK sangat sulit diharapkan untuk menuntaskan skandal Century.

SBY Sengaja Menutupi Skandal Century
Penuntasan skandal bailoutCentury tak kunjung selesai karena Presiden SBY menyalahgunakan kekuasaan. Dengan kekuasaannya, SBY menutup skandal yang diduga kuat melibatkan mantan Gubernur Bank Indonesia, Boediono.  Demikian disampaikan inisiator Pansus Skandal Century, Misbakhun, dalam diskusi dengan tema Skandal Century; Kejahatan Kerah Putih, Selasa (22/11). "Presiden harus memilih seorang Jaksa Agung, Kapolri, yang tak mau menyentuh kasus Century," kata Misbhakun, yang juga mantan anggota Komisi XI dari Fraksi PKS.

Selain itu, lanjut Misbakhun, pembungkaman dilakukan dengan cara mengkriminalisasikan pimpinan KPK yang mencoba untuk membuka kasus ini. "Seperti dibuat kasus seperti Bibit-Chandra agar KPK tak mau menyentuh Century," tandasnya.

Tak kunjung ditetapkannya tersangka dalam skandal Century dinilai sebagai bagian dari rekayasa yang dilakukan KPK. "KPK sengaja mengulur waktu. KPK menunggu hilangnya bukti," ujar pakar hukum money laundring, Dr Yenty Garnasih, dalam diskusi dengan tema Skandal Century; Kejahatan Kerah Putih, Selasa (22/11).

Sebagai lembaga dengan kewenangan besar, sebenarnya tak terlalu sulit bagi KPK untuk membongkar kasus yang disebut-sebut melibatkan Wakil Presiden Boediono dan mantan Menteri Keuangan yang kini menjabat Managing Director Bank Dunia, Sri Mulyani, itu.

Yenty menegaskan, ada keengganan dari pihak KPK untuk menyelidiki kasus tersebut. Benar bahwa KPK sudah memeriksa beberapa saksi. Namun, katanya, ada banyak saksi-saksi lain yang bisa dikorek informasinya. "Mengapa KPK tidak memanggil saksi-saksi lainnya," tanyanya. (rmo/are/mnt)

Tidak ada komentar: