Senin, 21 November 2011

Taliban Tolak Hasil Keputusan Lora Jirga Afghanistan



Jurnalis Independen: Taliban pada hari Minggu kemarin (20/11) menolak pengesahan yang dilakukan oleh majelis tradisional Lora Jirga dari kesepakatan kemitraan strategis dengan Amerika Serikat yang dapat memungkinkan pasukan AS untuk tetap di Afghanistan selama bertahun-tahun.

Dalam pernyataan yang dikirim ke media, kelompok pejuang Islam ini mengatakan majelis atau Loya Jirga, yang berakhir Sabtu lalu diatur oleh pemerintah Afghanistan untuk mencapai tujuan Amerika.

"Semua peserta adalah para pekerja pemerintah yang aktif. Apa yang mereka bahas pada Jirga adalah apa yang Amerika inginkan," kata pernyataan berbahasa Pashto mengutip dari pernytaan juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

"Dalam 10 tahun terakhir mereka melakukan aksi brutal di Afghanistan, mereka menahan warga Afghanistan dan menempatkannya di penjara-penjara mereka, mereka menghancurkan kebun rakyat dan militer AS masih ingin melanjutkan aksi barbarisme mereka untuk 10 tahun lagi."

Setelah empat hari pembicaraan, delegasi Loya Jirga mendukung kesepakatan kemitraan strategis yang akan mengatur kehadiran pasukan AS di Afghanistan setelah 2014, ketika semua pasukan yang dipimpin NATO dijadwalkan pergi.

Tapi mereka bersikeras pada serangkaian kondisi termasuk warga negara AS yang melakukan kejahatan di Afghanistan tidak memiliki hak kekebalan, dan AS harus di sisi dengan Afghanistan jika negara ketiga mencoba untuk menyerang negara tersebut.

Presiden Hamid Karzai menerima kondisi dan rekomendasi dari jirga, yang menghadirkan 2.000 delegasi dari seluruh negara di Kabul selama empat hari, mengatakan pertemuan mereka "untuk kebaikan Afghanistan".

Namun ratusan orang, sebagian besar mahasiswa, turun ke jalan di provinsi Nangarhar di Afghanistan timur pada hari Minggu kemarin untuk memprotes hasil pertemuan Lora Jirga.

Demonstran yang marah meneriakkan "kematian bagi Amerika" dan "Kematian bagi boneka Amerika" sambil memblokir jalan raya Kabul-Jalalabad selama dua jam, membakar bendera AS dan patung Presiden AS Barack Obama.(fq/afp)

Tidak ada komentar: