Senin, 21 November 2011

Ahmad Dhani "Patenkan" Kata Jihad

Jurnalis Independen: Ahmad Dhani, sang punggawa DEWA 19, menyarankan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) segera mendaftarkan paten bagi istilah jihad. Menurutnya, ikhtiar itu dilangsungkan demi mencegah pemakaian istilah yang tak semestinya, yang niscaya merugikan Islam.


"Setelah mengetahui kiprah perjuangan para kiai NU dengan kata jihad, saya menyarankan agar istilah itu segera dipatenkan," kata Dhani di Surabaya, Minggu, 20 November 2011, dalam acara Kirab Revolusi Jihad, yang dihadiri warga Nahdliyin, termasuk KH Said Agil Siradj.

Pengidola Tokoh Gusdur itu mengaku bahwa dirinya bangga dengan kiprah nyata perjuangan kiai, ulama dan warga NU.

"Sejak TK sampai SMA saya belum tahu kenapa Surabaya dijuluki Kota Pahlawan. Inilah jawabannya. Ternyata, itu tidak lepas dari peranpara kiai NU. Sebagai Arek Suroboyo saya sangat bangga sekali,"tegasnya.

Dhani, yang tampil gundul, juga mengaku siap mengikuti Kirab Resolusi Jihad 'Penopang Utama NKRI' dengan rute Surabaya-Jakarta selama 6 hari. Dia pun mendapat kehormatan berupa baju NU yang diberikan oleh Ketua Umum PB NU, Said Agil Siradj.

Sebelumnya kehidupan dan tingkah laku Ahmad Dhani banyak menuai kontroversi.Hampir di semua album Dewa, menurut para pengkritiknya di internet, terdapat lambang-lambang yang diterjemahkan sebagian kalangan sebagai lambang Yahudi. Mulai dari gambar Dewa Ra (dalam album Terbaik Terbaik), hingga gambar The Eyes of Horus (album Cintailah Cinta) yang dalam mitologi Mesir kuno dikenal sebagai dewa mereka.

Namun Ahmad Dhani mengelak dituduh sebagai agen Zionis. Itu dikatakannya saat seorang wartawan TV meminta klarifikasinya akan gosip bahwa dirinya adalah agen masonik. Terlepas dari itu semua, Rasulullah SAW sendiri sudah sangat jelas menyatakan simbol mata satu adalah simbol Al Masihud Dajjal sebagai fitnah terbesar yang akan menimpa umat Islam.

"Ad-Dajjal disebut-sebut di dekat Rasulullah SAW lalu beliau bersabda, "Sungguh fitnah sebagian dari kalian lebih aku takutkan dari fitnahnya Ad-Dajjal dan tiada seseorang dapat selamat dari aneka fitnah sebelum fitnah Ad-Dajjal melainkan pasti selamat pula darinya (fitnah Dajjal) sesudahnya. Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini —baik kecil ataupun besar— kecuali untuk (menjemput) fitnah Ad-Dajjal." (Hadits Shahih Riwayat Ahmad No. 22215)

Selain kegemarannya memakai simbol-simbol Yahudi dalam bandnya, ia juga pernah membuat lirik lagu berjudul "Satu" yang berhaluan wahdatul wujud. Dalam bahasa Syeh Siti Jenar atau Al Hallaj, paham ini disebut "Manunggal ing kawulo Gusti" sebuah bentuk kesesatan dalam ajaran Islam.Menariknya, hal itu seakan dibenarkan sendiri oleh Ahmad Dhani dengan menulis di bawah lirik lagu tersebut tulisan: "Thanks To Al Hallaj".

Sebagai pengagum Gusdur, Ahmad Dhani juga adalah seorang pendukung Pluralisme. Hal paling berharga dari Gus Dur di mata Ahmad Dhani adalah pluralisme. Padahal ajaran Pluralisme sangat rentan untuk membawa seorang muslim ke jalan kekafiran. Pada tahun 2005, MUI pun akhirnya menggetuk palu haram akan ajaran kesatuan agama-agama ini

Lalu sekarang lagi-lagi Ahmad Dhani membuat ulah, ia meminta agar kata Jihad dipatenkan. Tentu jangan sampai makna Jihad menjadi tereduksi yang justru akan merugikan umat Islam sendiri ditengah war on global terorism yang dimainkan oleh Barat. Karena memang konsep Jihad sekarang menjadi sasaran empuk bagi para pelaku deradikalisasi untuk menjauhkan umat Islam dari makna jihad yang sebenarnya.(Pz/dsb)

Tidak ada komentar: