Kamis, 17 November 2011

Fakta dan Realita Penjara Koruptor

Koruptor Ketemu Maling, Sama Saja!
Jurnalis Independen: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin inspeksi mendadak ke Rumah Tahanan Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (16/11). Sidak dilakukan menyusul beredarnya video seorang mantan narapidana tentang fasilitas mewah untuk para napi tertentu.

Reporter Metro TV Rafky Hidayat di Rutan Salemba, melaporkan, Amir Syamsuddin dan Wakil Menkum dan HAM Denny Indrayana tiba di Rutan Salemba, sekitar pukul 11.30 WIB. Amir dan Denny langsung masuk ke dalam rutan, dan segera memeriksa sejumlah sel di lantai satu. Di lantai ini, Amir dan Denny tidak menemukan ruangan khusus yang memiliki fasilitas mewah untuk napi. Sel pun sama berukuran 3X3 meter persegi. Hanya ada beberapa ruangan yang ditemukan sebuah pesawat televisi serta kipas angin.

Dari lantai satu, Amir dan Denny serta rombongan kemudian menuju lantai dua, tempat sejumlah koruptor ditahan. Di sana ada Panda Nababan dan Max Moein.  Di sana pun, Amir dan Denny memastikan tidak ada fasilitas berlebihan, seperti yang diungkapkan mantan napi Syarifuddin Pane. Di lantai 2 itu pun hanya ada fasilitas televisi dan kipas angin.

Di sela-sela sidak, Amir dan Max menyempatkan diri berbincang-bincang dengan Panda Nababan dan Max Moein. Baik Panda dan Max pun membenarkan bahwa tidak fasilitas berlebih untuk para napi berduir, seperti yang diungkap Syarifuddin Pane.

Seperti diberitakan sebelumnya, Syarifuddin Pane merilis gambar video suasana Rutan Salemba, saat dirinya menjadi penghuni rutan pada 2008 silam. Menurut Syarifuddin, dalam rutan terdapat sebuah blok khusus yang dihuni oleh sejumlah narapidana kasus korupsi. Blok tersebut tidak memeiliki teralis besi layaknya penjara, melainkan pintu kayu biasa.

Di dalamnya terdapat fasilitas pendingin ruangan (AC), lemari es, dispenser, dan televisi. Di areal tersebut juga terdapat fasilitas gym dan karaoke yang bisa dibunakan penghuni blok. Blok tersebut disewakan dengan tarif Rp30 juta sampai pembebasan. Setiap bulan penghuni blok wajib membayar uang kebersihan dan keamanan Rp1.250.000.

Ruang untuk penyaluran kebutuhan bilogis pun juga lebih mewah jika dibandingkan dengan ruang di blok yang ditempati napi biasa. Dalam gambar yang diabadikan oleh Syarifuddin, terlihat juga para narapidana memiliki telepon seluler dan bermain judi.

Terkait gambar yang dirilisnya itu, Syarifuddin pun diajak Menkum dan HAM untuk melakukan sidak hari ini. Namun, Syarifuddin datang terlambat. Syarifuddin langsung dikonfrontasi dengan Panda dan Max terkait 27 gambar yang dirilisnya. Sempat terjadi cek cok mulut antara Syarifuddin dan Panda Nababan yang memrotes atas gambar yang dirilis Syarifuddin. Panda menuding Syarifuddin telah berbohong.

Setelah itu Syarifuddin keluar rutan. Dia mengaku kecewa atas hasil sidak yang tak menemukan kemewahan di dalam rutan untuk para napi berduit atau koruptor. Syarifuddin meyakini bahwa apa yang direkamnya itu masih terdapat di dalam rutan saat ini.(dsy/met/mnt)

Tidak ada komentar: