Kamis, 17 November 2011

Drone Pesawat Tak Berawak Mesin Pembunuh Islam(Teroris?)




Bapak Menteri dan Bapak Presiden RI, Kapan Indonesia Punya Drone?
Jurnalis Independen: Drone adalah sebuah pesawat tanpa awak generasi terbaru. Pesawat jenis ini menjadi andalan negara Israel dan Amerika Serikat untuk membunuh apa saja yang dianggap sebagai teroris internasional. Umumnya, yang mereka anggap sebagai teroris itu adalah kelompok manusia yang yang mengatakan La Ilaha ilallah Muhammadararulullah.

Turki mengkonfirmasi telah menerima pesawat drone Predator dari Amerika Serikat, memicu kontroversi.
Kontroversi itu terkait mengenai bagaimana Ankara akan memantau dan membatasi pengoperasian pesawat pengintai tersebut.

Keempat pesawat Predator AS dilaporkan telah ditempatkan di Pangkalan Udara Incirlik di Turki selatan provinsi Adana, seorang koresponden Press TV melaporkan pada hari Minggu kemarin (13/11).
Dua dari pesawat telah tiba di Turki pada 16 Oktober lalu, sementara dua lainnya dikirim pada tanggal 23 Oktober.

Pada hari Sabtu sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan bahwa Turki akan mengawasi pengoperasian pesawat tersebut dan menetapkan rute penerbangan mereka.

Davutoglu mengatakan pesawat akan terbang hanya ketika Turki meminta dan rekaman operasi pesawat akan dikirim ke unit AS-Turki secara bersama.

Perkembangan terbaru ini terjadi karena ada keraguan tentang kemampuan Turki untuk memantau aktivitas drone AS. Beberapa komentar mengatakan drone tersebut tidak terlihat oleh sistem radar yang ada saat ini.

Israel Mulai Menyebarkan Pesawat Drone di Perbatasan Mesir
Inilah keuntungan Israel. Senjata secanggih apapun termasuk Drone yang dimiliki oleh AS selalu menjadi milik Israel juga. Tak peduli berapa besar pemerintah AS mengeluarkan biaya riset sebuah senjata sebelum layak digunakan, tentu saja biaya itu dikeluarkan AS dari pajak rakyatnya.

Bila AS tak mau memberikan senjata yang diinginkan Israel, hanya dengan hitungan hari, negara itu (AS) akan terguling ekonominya dan seketika akan menjadi negara termiskin di dunia. Itulah ancaman yang selalu dilontarkan Israel melalui warganya yang tinggal dan juga menjadi warga AS. Dan kebanyakkan bangsa Yahudi yang memegang dwi kewarganegaraan itu adalah para pengusaha minyak, Emas, Bankir, tokoh politik, anggota parlemen juga pejabat pemerintahan AS sendiri.

Mereka memegang kendali pemerintahan AS, bahkan tak ada seorangpun Presiden AS yang bisa masuk ke Gedung Putih jika tak mendapatkan restu dari ummat Daud itu.   

Karenanya, tidaklah heran bila seorang pejabat senior militer Israel mengatakan angkatan udara Israel telah mengerahkan satu unit khusus pesawat pengintai tak berawak (Drone) di sepanjang perbatasan Mesir setelah pejuang Palestina melintasi perbatasan dan menewaskan delapan orang Israel pada bulan lalu.

Pejabat itu mengatakan pesawat drone akan melakukan pemantauan di kedua sisi perbatasan sepanjang 150 mil (250 kilometer), meskipun pesawat terbang hanya terbang di wilayah udara Israel.

Dalam mengantisipasi serangan lanjutan, Israel juga telah mengirim lebih banyak tentara mereka di sepanjang perbatasan.

Para pejabat Israel semakin khawatir tentang situasi keamanan di Semenanjung Sinai Mesir setelah penggulingan mantan diktator Mesir Presiden Hosni Mubarak pada bulan Februari lalu.

Turki Berhasil Kembangkan Pesawat Drone Buatan Dalam Negeri
Otak, kemampuan dan perkembangan Saint di dunia ini bisa dikatakan hampir sama dan merata. Sehingga bagi Negara seperti Turki telah berhasil menguji "Anka" pesawat tak berawak buatan dalam negeri yang dikembangkan oleh Turki Aerospace Industries Inc (TUSAS). Pesawat Anka ini bisa dikatakan sama dengan pesawat drone.

Pesawat jenis drone ini terbang selama dua jam dan sepuluh menit pada tes terakhir dan melayang di ketinggian 10.000 kaki, seorang koresponden Press TV melaporkan pada hari Selasa kemarin (25/10).

Sistem baru akan dipasang pada pesawat tak berawak ini untuk lepas landasserta pendaratan otomatis dan akan mampu terbang malam di tahap berikut perkembangannya.

Pada hari Sabtu lalu, Wakil Turki untuk Industri Pertahanan Bayar Murad mengatakan bahwa perusahaan TUSAS, berbasis di kota barat laut Eskisehir, akan ditugaskan memperbaiki motor dari pesawat drone Heron di Turki.

Pejabat militer senior Turki mengumumkan bahwa jaminan purna jual dua tahun drone buatan Israel akan berakhir bulan ini, menekankan bahwa Turki tidak akan lagi mengirimkan pesawat ke Israel untuk perbaikan.

Bayar menambahkan bahwa bagian-bagian lain dari pesawat juga akan diperbaiki oleh Turki Aerospace Industries Inc.Langkah ini diharapkan mengakhiri ketergantungan Turki terhadap Israel untuk memperbaiki pesawat-pesawat mereka.

Turki Akhiri Ketergantungan Perbaikan Pesawat Drone ke Israel
Seorang pejabat senior militer Turki mengumumkan bahwa negaranya tidak akan lagi mengirim nya pesawat drone pengawas mereka "Heron" ke Israel untuk perbaikan, Press TV mengatakan.

Bayar Murad, wakil Turki untuk industri pertahanan, mengatakan pada Sabtu kemarin (22/10) bahwa industri mesin Tusas milik Turki, yang berbasis di kota timur laut Turki Eskisehir, akan ditugaskan untuk memperbaiki motor pesawat drone buatan Israel.

Dia mengatakan bahwa bagian-bagian lain dari pesawat akan diperbaiki oleh Turki Aerospace Industries Inc. Langkah ini diambil untuk mengakhiri ketergantungan Turki terhadap Israel untuk memperbaiki pesawat mata-mata tersebut.

Pejabat Turki mencatat bahwa dua tahun periode jaminan pesawat akan berakhir bulan ini dan mereka tidak akan pernah lagi mengirim pesawat ke Israel untuk perbaikan.(Eram/mJI)

Tidak ada komentar: