Rabu, 12 Desember 2012

Sadhu Aghori Sekte Pemakan Mayat dari India


Jurnalis Independen: Di salah satu tempat, seorang pria yang hanya mengenakan secarik cawat dan berambut riap-riapan nampak melakukan meditiasi. Mulut tipisnya berkomat-kamit membaca mantra.Sesekali tangannya mengorek-ngorek api unggun mencari-cari sesuatu. Di sampingnya seonggok tengkorak kepala manusia. Kadang diselingi dengan jeritan seperti menggeram. Matanya lurus memandang ke arah api unggun di depannya.


Kokiers, sesungguhnya api unggun tersebut bukanlah api unggun biasa melainkan api sisa kremasi. Dan 'sesuatu yang nampak dicari-cari oleh pria kurus itu, sejatinya adalah seonggok daging mayat sisa yang belum habis terbakar. Dan ketika pria berambut gondrong itu menemukan sebongkah daging panggang, tanpa ragu, diemplok di mulutnya, dan seketika mulutnyapun berkejap menikmati daging panggang.

Seekor anjing nampak hilir mudik mengelilingi pria tersebut. Tampaknya ia pun ingin minta jatah. Sudah menjadi rahasia umum, mengapa anjing-anjing yang hidup di sekitar sungai Gangga nampak ginuk-ginuk lemu. Ya, karena hampir tiaphari makan 'daging istimewa'. Pemandangan seperti ini bukanlah ilustrasi dari sebuah film fiksi manusia, namun merupakan pemandangan nyata di beberapa wilayah tepian sungai Gangga India. Nampak mengerikan memang.

Pria ini bukan merupakan satu-satunya pria yang mengais-ngais rejeki dari sisa-sisa kremasi, namun hanya merupakan satu contoh kehidupan seorang Sadhu Aghori. Sebuah sekte kecil penyembah Dewa Shiva yang masih eksis di daratan India. Kehidupan Aghori menjadi sangat menarik kaum awam karena kehidupan Sadhu Aghori sangat aneh sampai to the point sangat ekstrim yaitu kanibalisme. Dan inilah yang menarik banyak jurnalis dunia untuk datang ke India dan sengaja mengorek kisah kehidupan unik mereka.

Dunia memang unik, berbagai budaya dari berbagai bangsa di belahan bumi manapun, masing-masing ikut menyumbang keunikan dan kekayaan budaya dunia. Dimulai dari jaman dahulu sampai di jaman yang serba modern, kebudayaan terus berkembang, seiring dengan majunya tekhnologi, budaya akan terus mengikuti perkembangan jaman maupun pola pikir manusia.

Tidak dapat dipungkiri dari sekian banyak budaya yang berkembang, masih ada sebagian orang yang mempertahankan mati-matian suatu budaya atau adat tertentu. Oleh karena itu perkembangan tekhnologi tidak mampu menggoyahkan budaya leluhur yang sudah mengurat akar di sebagian kelompok masyarakat dunia.

Dari sekian banyak budaya yang masih dipertahankan adalah budaya yang berkaitan dengan spiritualitas (baca: agama). Ada beberapa kebiasaan di suatu kelompok tertentu baik yang berkaitan dengan spiritual maupun hanya sekedar temporary yang dianggap di luar normal bahkan mungkin saking tidak normal menimbulkan rasa jijik yang luar biasa. Dan ini terjadi di manapun, baik di Amerika, Asia, Afrika maupun Eropa. Salah satu kebiasaan yang menjijikkan adalah suatu sekte yang dianggap suci oleh sekelompok kecil masyarakat di India. Sekte tersebut adalah Aghori Sadhus.

Aghori untuk sekelompok tertentu adalah orang yang dianggap mumpuni sekaligus sakti, banyak orang yang minta berkah maupun doa kepada para Sadhu, bahkan Aghori juga bisa bertindak sebagai dukun pengusir makhluk halus maupun mengundang makhluk halus.

Ada ritual khusus yang menjadi ciri khas sekte ini. menjijikan sekaligus mendirikan bulu roma karena sekte ini melakukan praktek kanibalisme, alias makan daging manusia. Baik yang dimasak maupun dimakan begitu saja alias mentah-mentah, baik daging segar maupun 'Tiren' alias mati kemaren. Meaning: sudah setengah atau full membusuk.

Tidak ada rasa jijik. Mengkonsumsi daging manusia dianggap ritual puncak untuk menyempurnakan dan mensucikan diri. Jiwa yang suci adalah jiwa yang apa adanya natural dan hidup apa adanya. Aghori walau di-claim sebagai sekte dalam agama Hindu, namun oleh kalangan Hindu India sendiri, mereka dianggap di luar agama mereka. Alasan: their Bizzare practice of cannibalism maupun hobi ber-halusinasi dengan kanabis dan konsumsi alkohol dalam kehidupan sehari-harinya.

Menurut salah seorang Aghori yang diwawancarai seorang jurnalis Australia, cannabis maupun alkohol adalah kontributor utama atas 'keberaniannya' mengunyah daging manusia! Dengan halusinasi dan mabuk, seorang Aghori mampu menyarukan rasa mual dan eneg luar biasa ketika makan daging manusia terutama daging yang sudah membusuk. Itulah salah satu cara mematikan segala rasa untuk bisa menikmati daging manusia. Para Aghori atau disebut juga cukup dengan Aghor, umumnya tinggal di tepi sungai Gangga tidak jauh dari tempat-tempat kremasi. Mereka meninggalkan kesenangan duniawi dan hidup apa adanya kembali ke natural, dan makan apapun yang tersedia di hadapannya.

Untuk menjadi seorang Aghor tentu saja tidak mudah, harus melalui ritual khusus yang diberikan oleh guru. Sebagai tahap awal seperti: minum air atau makan abu mayat kremasi, kemudian melumuri seluruh tubuh mereka dengan abu mayat, serta calon Aghori harus menemukan tengkorak kepala manusia yang banyak berserakan di sepanjang sungai Gangga untuk dijadikan mangkok suci dan sebagai tempat minum sehari-hari. Mereka juga tidak bisa menikah namun bisa melakukan hubungan seksual dengan perempuan manapun asalkan tidak bisa ejakulasi saat melakukan bubungan seksual tersebut.

Anehnya, bagi kalangan anggota Aghori ini tidak sulit menemukan perempuan yang mau suka rela tidur dengan mereka. Sebab banyak wanita yang rela menyerahkan diri kepada mereka. Para perempuan tersebut malah bangga jika berhasil melakukan hubungan badan dengan orang suci ini. Para Aghori umumnya telanjang kecuali secarik cawat yang menutup alat vitalnya. Jika mereka berpakaianpun, umumnya pakaian diambil dari mayat yang akan di kremasi yang diberikan oleh anggota keluarga yang meninggal.

Walau dianggap sebagai manusioa bar-bar , Aghori konon berhati lembut dan tidak mau membunuh makhluk hidup. Alasannya, mereka beralasan bahwa walau mereka makan daging manusia namun mereka tidak membunuh, jadi mereka bukanlah merupakan sosok yang kejam. Memakan daging manusia yang sudah meninggal merupakan puncak penyatuan jiwa dengan alam.

Kehidupan seorang Aghori dimulai malam hari. Mereka tinggal juga melakukan meditasi di samping bekas-bekas kremasi dan memakan daging bekas kremasi.Tidak jarang Aghorian melakukan meditasi diatas pada tubuh mayat.@minto

Tidak ada komentar: