Kamis, 04 Desember 2014

Padahal Gubernur Jatim Soekarwo Harapkan Bangkalan Jadi Lumbung Pertanian Bukan Koruptor Migas

Gubernur Minta Bupati Baru Prioritaskan Sektor Pertanian
Oleh Admin | 05-03-13 09:45:52
Gubernur Jatim saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan terpiih di Pendopo Kab. Bangkalan, Senin (4/3/2013).


Gubernur Jatim Dr.H.Soekarwo minta Bupati Bangkalan yang baru dilantik lebih memfkuskan sektor pertanian dalam pembuatan program kebijakan Pemkab Bangkalan. Pakde Karwo menyarankan agar hasil pertanian bisa dijadikan barang olahan on farm.

“Dengan cara ini diyakni dapat mendongkrak pendapatan di sektor pertanian dalam menyumbangkan PDRB Bangkalan. Apabila sudah ada program yang sudah berjalan bisa dilanjutkan menjadi lebih baik lagi,” pintanya dalam sambutan usai melantik Muhammad Makmun Ibnu Fuad dan Ir. H.Mundir A.Rofii sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan Periode 2013-2018 di Pendopo Agung Kabupaten Bangkalan, Senin (4/3).

Pakde Karwo menjelaskan, hasil PDRB Bangkalan pendapatan terbesar dihasilkan dari sektor pertanian  hampir sepertiga. Ini menunjukan bahwa masyarakat Bangkalan mata pencahariannya adalah di bidang pertanian, diantaranya beberapa komoditas yang berpotensi dikembangkan menjadi unggulan daerah adalah komoditas tanaman pangan atau palawija dan hortikultura, perkebunan dan komoditas peternakan.

“Distribusi persentase PDRB itu didominasi oleh tiga sektor unggulan, yaitu pertama sektor pertanian dengan kontribusi 28,90%,  kedua sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 27,62 %, sektor Jasa dengan kontribusi sebesar 15,66%, “ urainya

Pakde Karwo berharap, Bupati yang baru dilantik bisa melanjutkan program Bupati lama yang sudah menunjukan hasil dan bermanfaat untuk masyarakat. Disamping itu bisa menyelaraskan dengan Program pemprov Jatim seperti peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Seperti di bidang pendidikan, jasa, industri dan pertanian.

Ditambahkan, pada sektor perdagangan, hotel dan restoran di Bangkalan merupakan daerah wisata dan tempat perbelanjaan dan perhotelan akibat dampak dari pembangunan Jembatan Suramadu dan jalur selatan Pulau Madura sehingga diperkirakan petumbuhan ekonomi bertambah pesat. Di sektor jasa telah memberikan kontribusi terbesar ketiga terhadap PDRB Bangkalan yang meliputi hiburan dan kebudayaan, biro perjalanan dan kebudayaan serta kesehatan dan sebagaianya. “Data tersebut adalah keberhasilan dari program Bupati yang lama yang nantinya bisa lebih ditingkatkan oleh Bupati yang baru dilantik,” ujarnya.

Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Bangkalan tahun 2011 sebesar 6,25% dan meningkat pada tahun 2012 sebesar 6,37%. PDRB perkapita tahun 2011 sebesar 6,41 juta rupiah masih jauh dibawah PDRB perkapita Provinsi Jatim yang mencapai 23,41 juta rupiah pada tahun 2011 dan 27,19 juta rupiah  pada tahun 2012.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2012 Bangkalan sebesar 65,39 dengan rincian Indeks Harapan Hidup (IHH) sebesar 63,63, Indeks Pendidikan sebesar 67,52 dan Indeks Daya Beli sebesar 64,23. Sementara, IPM Provinsi Jatim sebesar 72,54, dengan rincian IHH sebesar 75,15, Indek pendidikan sebesar 75,73 dan Indeks Daya Beli sebesaar 66,73.

Untuk tingkat kemiskinan, Provinsi Jatim pada tahun 2011 sebesar 14,23% dari seluruh penduduk Jatim dan pada tahun 2012 menurun menjadi 13,08%. Sedangkan tingkat kemiskinan di Bangkalan tahun 2010 sebesar 28,12% dari seluruh penduduk Kabupaten Bangkalan dan pada Tahun 2011 menurun menjadi 26,22% dari seluruh penduduk Kabupaten Bangkalan. Penduduk di Bangkalan tahun 2011 sebesar 917.374 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,14% dan pada tahun 2012 berjumlah 927.433 jiwa.

Gubernur Jatim saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan terpiih di Pendopo Kab. Bangkalan, Senin (4/3).


Dalam kesempatan yang sama, Bupati M.Makmun Ibnu Fuad usai dilantik kepada wartawan menyampaikan, Pemkab Bangkalan akan segera menyelaraskan kerjasama dengan pemprov Jatim dalam membangun IPM. Cara itu dilakukan dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan balai latihan kerja.

“Peningkatan kualitas SDM bagi warga Bangkalan bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas sebelum investor masuk ke Bangkalan. Kita mempunyai tujuan dan berperan dalam pembangunan sehingga kita bukan menjadi penonton,” tegasnya.
Program yang segera dilakukan tidak hanya peningkatan SDM saja tetapi penataan tata ruang yang disesuaikan dengan peraturan yang ada, kesehatan dan sekolah gratis bagi siswa SD dan SMP bagi sekolah negeri.  Penataan sesuai dengan tata ruang harus bersinergi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama.

“Investor yang masuk ke Kabupaten Bangkalan harus ada sinergi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Bangkalan. Jadi tidak hanya memperhatikan kepentingan industri saja tetapi harus memperhatikan nilai-nilai sosial keagamaan, “ ujarnya


Bude Karwo : Kembangkan Taman Posyandu dan
Industri Kerajinan Rakyat

Bude Karwo sapaan akrab Ibu Hj Dra Nina Soekarwo MSi  meminta pengurus PKK dan Dekranasda bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat di Kabupaten Bangkalan. Selain itu PKK dapat meningkatkan akselerasi pembentukan taman posyandu, sehingga seluruh anak di daerah ini  dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya.

“Karena melalui taman posyandu anak-anak dipenuhi kebutuhan esensialnya meliputi gizi, kesehatan, rangsangan pendidikan, pengasuhan dan perawatan serta perlindungan, yang sangat diperlukan agar menjadi generasi yang sehat, cerdas dan beraklaq mulia,” kata Bude Karwo dalam sambutan pelantikan Hj. Nailur Rohmah Makmun sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bangkalan Masa Bhakti 2013 – 2018 di Pendopo Agung Kabupaten Bangkalan Senin (4/3)
Bude meminta, agar Ketua Tim PKK yang baru dilantik membentuk dan mengembangkan taman posyandu yang merupakan panggilan jiwa, baik dalam kapasitas sebagai warga bangsa maupun sebagai hamba allah, dimana agama mengajarkan kepada kita untuk mewariskan generasi yang kuat

Menurut Bude Karwo, program Ketua PKK yang lama dan bermanfaat bagi masyarakat bisa dilanjutkan dan lebih ditingkatkan. Tujuannya semua program sama yaitu mensejahterakan masyarakat.

Ditambahkan, Bangkalan dengan jumlah penduduk mencapai 926.559 jiwa, memiliki jumlah usaha industri kecil dan kerajinan rakyat yang cukup banyak dan memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat  antara lain meningkatkan kualitas batik tulis, ukiran kayu, jamu tradisional, kerajinan batu-batuan, anyaman tikar, mamin dan lain sebagainya.

Performa batik dari pulau madura sudah cukup terkenal dan dapat disejajarkan dengan karya batik-batik lain seperti batik Jogyakarta, Pekalongan dan Solo. Ketenaran batik tulis madura saat ini telah tersebar di seluruh penjuru nusantara bahkan sampai ke beberapa negara. Batik Madura memiliki eksotika tersendiri yang mempunyai ciri khas batik pesisir dengan warna-warna berani serta motif atau corak bebas yang begitu kentara tertuang pada kain seolah merefleksikan karakter masyarakat lokal madura dengan tetap mempertahankan ciri khasnya yang sudah berusia ratusan tahun.

Motif khas atau tradisional Madura yang banyak dicari pendatang adalah golongan batik tulis yang dikenal dengan nama batik genthongan. Disebut genthongan karena pada proses pewarnaannya dilakukan dengan merendam kain batik yang telah digambar ke dalam wadah gentong dimana proses pembuatannya memakan waktu hampir satu tahun. Batik Madura mempunyai ciri-ciri warna yang khas. Warna-warna ini berasal dari bahan-bahan alam, atau dikenal dengan sebutan soga alam sehingga corak warna yang dihasilkan tidak mudah pudar.

Sebagian besar produk unggulan tersebut merupakan produk UMKM di wilayah Bangkalan yang sebagian besar masih merupakan industri rumah tangga yang prospeknya sangat bagus. Usaha ini bukan hanya berfungsi dalam menyerap tenaga kerja dan mendukung perekonomian, namun terbukti sebagai suatu kegiatan usaha yang memiliki fleksibilitas dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat serta berfungsi sebagai katup pengaman kebutuhan rumah tangga.

Namun pada sisi lain, keberadaan para UMKM tersebut dari waktu ke waktu masih stagnan baik dalam sisi keterampilan, permodalan, pemasaran hasil produksi, penggunaan teknologi yang masih tradisional terlebih tingkat kesejahteraannya. Keadaan ini merupakan tantangan dan permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja mereka, sehingga kesejahteraannya dapat meningkat. Usaha pengembangan tersebut nantinya tidak hanya berhenti pada penambahan pada jumlah produk saja, tetapi juga inovasi dan kualitas produk melalui riset dan teknologi terpadu.

“Dewan kerajinan nasional daerah (dekranasda) diharapkan dapat menjadi wadah dan menghimpun pencinta dan peminat seni serta kerajinan untuk memayungi     dan mengembangkan produk kerajinan dan mengembangkan usaha tersebut serta berbudaya meningkatkan kehidupan pelaku bisnisnya, yang sebagian merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Bangkalan” katanya.  (Humas Pemprov Jatim May/Asikin/Dicky/Tanto)

Tidak ada komentar: