Kamis, 25 Desember 2014

Membandingkan Keislaman Presiden Jokowi dan SBY

Jurnalis Independen: Satunya kata dan perbuatan, kejujuran dan keamanatan pemimpin bisa terlihat dengan jelas, terlebih jika membandingkan antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Soeharto, Susilo Bambang Yudoyono, Gus Dur, maupun Megawati.


Menjelang Pilpres 2014 salah satu kontestan Joko Widodo (Jokowi), mendapat serangan kampenye hitam hingga fitnah. Jokowi bahkan difitnah sebagai seorang Nasrani. Padahal, jika dibandingkan dengan Presiden-presiden sebelumnya termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden Jokowi lebih sering mendatangi ormas-ormas Islam sebagai tanda dan bukti jika dirinya adalah muslim sejati.

Dibandingkan presiden-presiden sebelumnya, Presiden Jokowi lah  yang kerap ber silahturahmi ke kantor pusat Muhammadiyah di Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Seorang satpam, Muhamad Rudiza, 50 tahun, mengatakan hanya Megawati Sukarnoputri dan Presiden Jokowi tergolong sering berkunjung ke kantor yang terletak di dekat Tugu Tani itu.

"Kali Ini, sudah yang keempat kalinya Jokowi silahturahmi. Selain itu, sementara Megawati sempat dua kali ke sini, sebaliknya, Presiden Soeharto, SBY, dan Habibie tidak pernah sekalipun berkunjung ke sini," kata Rudi di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu, 24 Desember 2014 lalu.

Rudiza mengaku telah bekerja selama 22 tahun menjaga kantor yang dipimpin oleh Din Syamsudin ini. Hingga ia mengetahui betul siapa saja Presiden Indonesia yang gemar melakukan silaturahim di ormas berlambang Matahari ini.

Ia betah menjadi bagian dari Muhammadiyah karena basis panutan keluarga juga berasal dari organisasi ini.

Kemarin pagi, Presiden Jokowi berkunjung ke Muhammadiyah untuk bersilahturahmi. Sebelumnya, ia mengunjungi kantor pusat Nahdlatul Ulama di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Sejumlah pengurus Muhammadiyah telah berada di dalam, namun Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin belum datang.

Menurut Rudi, sebelum dilantik menjadi presiden, Jokowi sudah tiga kali silahturahmi dengan pengurus Muhammadiyah di kantor pusat. Ini menjadi pertemuan pertama setelah Jokowi jadi presiden.

Rudi menceritakan sepanjang Presiden Soeharto berkuasa selama 32 tahun, Muhammadiyah berada di bawah kepimpinan Amien Rais. Soeharto tak pernah sekali pun berkunjung ke kantor pusat Muhammadiyah. "Saat itu Pak Harto enggak suka sama Amien Rais, sampai dia lengser," kata Rudi.

Habibie dan Gus Dur berkunjung setelah lengser dari jabatannya. Selain itu, Wiranto tak pernah berkunjung selama menjabat sebagai Panglima ABRI (Pangab, sekarang disebut Panglima TNI). "Setelah itu baru beliau mulai ke sini," kata Rudi.

Tidak ada komentar: