Jurnalis Independen: Kapolri Jenderal Polisi Sutarman menyebut bahwa buku yang ditulis oleh Abu Bakar Baasyir dapat menginspirasi tindakan terorisme. Tidak hanya itu, menurutnya dalam buku tersebut terkandung makna yang melegalkan perampokan.
Tentunya menjadi hal yang sangat mengejutkna hingga sosok sekelas Kapolri bisa melontarkan pendapat tersebut. Pasalnya secara tidak langsung Kapolri memandang adanya ancaman serius dalam nilai-nilai yang tertanam di buku tersebut.
Buku yang sempat menggegerkan tersebut ditulis oleh Abu Bakar Baasyir saat masih ditahan di Bareskrim Mabes Polri beberapa tahun yang lalu. Pada waktu itu ia didakwa telah terlibat kasus terorisme di beberapa daerah.
"Maunya saya perbanyak di percetakan, tapi nggak bolek sama Polri. Ya, difotokopi saja, yang penting menjadi buku," ungkap Baasyir yang ditemui saat masa pemindahan tahanan ke Rutan Nusakambangan.
Buku dengan tebal 198 halaman tersebut sebenarnya terlihat amat sederhana dengan sampul kertas buffalo hijau yang menyelimutinya. Namun di balik kesederhanaannya tersebut, ternyata tersembunyi makna dan pandangan-pandangan sang pengarangnya yang tidak biasa.
Secara umum buku tersebut disusun dari tafsiran ayat-ayat Al-Quran yang kemudian di artikan oleh Baasyir. Disusun dengan pilihan kata yang cukup tajam, buku tersebut terbagi kedalam 12 bab.
Dari keseluruhan isi buku tersebut banyak terselip pesan-pesan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Dan dengan gamblang Baasyir pun menuliskan seruan untuk pemerintah agar bertobat. [mjd]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar