Kamis, 04 Desember 2014

Kilas Balik Dinasty Bangkalan dan Ketar-Ketir Pejabat di Jawa Timur

Jurnalis Independen: Keberanian, ketegasan serta keberpihakan Wong Cilik Pemerintahan Joko Widodo dan Komosi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar kebusukan Dinasty Bangkalan menjadi Shock Terapy para Mafia, Koruptor, bajingan dan pelanggar berat hukum secara nasional, terlebih bagi pejabat pemerintahan di Jawa Timur.


Akibat penjebolan yang dilakukan Presiden Jokowi dan KPK akan nilai-nilai korup, permalingan dan mafia, banyak yang tiarap dan berusaha menyembunyikan asset-asset yang dimilikinya dan bahkan banyak pejabat di Jawa Timur yang berusaha menjual rumah dan barang-barang mewah yang dimilikinya, agar tak terlibas revolusi yang dilakukan Jokowi bersama KPK dan para menterinya.

Berikut laporan kilas balik Siagaindonesia.com tentang Dinasty Bangkalan terkait penangkapan KPK atas salah satu pelaku Tindak Kejahatan Korupsi yang menjadi salah satu Arsitek Dynasty Bangkalan, Fuad Amin Imron.  

Pelantikan Bupati Termuda dan Segudang Kata Pujian
Saat itu, tepat di hari Senin 4/3/2013, Gubernur Jawa Timur Soekarwo melantik pasangan Makmun Ibnu Fuad dan Mundir Rofi'I sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bangkalan periode 2013-2018.

Pada saat pelantikan Bupati termuda di Indonesia itu, Pak De Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim dari Partai Demokrat, begitu menyanjung "Dinasty Bangkalan" yang menguasai Bangkalan hingga dua generasi.

Kata Soekarwo, ada fakta menarik dalam pelantikan kali ini dan jarang terjadi di Indonesia, bahkan dunia. "Makmun menggantikan bapaknya, Fuad Amin, sementara wakilnya, Mondir Rofi'I, menggantikan kakaknya, Syafik Rofi'I, yang jadi wakil Fuad," kata Soekarwo, Senin, 4 Maret 2013.

Fakta menarik lainnya dari pelantikan Bupati Bangkalan kali itu adalah kehadiran Museum Rekor Indonesia (MURI). Direktur MURI, Paulus Pangka, menetapkan Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad sebagai bupati termuda di Indonesia. Sebelumnya, rekor ini dipegang Bupati Batulicin, Kalimantan Selatan, Mardani Maming, yang berusia 28 tahun 4 hari. "MURI menetapkan Makmun Fuad sebagai bupati termuda, usianya baru 26 tahun 4 bulan," katanya.

Dalam sambutannya, Soekarwo sempat menyebutkan, 10 tahun memimpin Bangkalan, Fuad Amin terbilang sukses. "Di akhir kepemimpinannya, pertumbuhan ekonomi Bangkalan tumbuh 6,4 persen di atas rata-rata nasional," katanya.

Namun, saat berpesan kepada bupati yang baru, Makmun Ibnu Fuad, Soekarwo membeberkan apa yang perlu dibenahi dari kepemimpinan ayahnya. Di antaranya, bidang pertanian yang menjadi penggerak utama perekonomian Bangkalan sebanyak 28,9 persen harus ditingkatkan.

Dengan kondisi petani sebanyak 93 persen dari total masyarakat Bangkalan, kata Soekarwo, efek kesejahteraannya belum bisa dirasakan petani. "Harus diubah, petani tidak boleh lagi jual nangka atau pisang mentah, tapi harus jual keripik nangka atau pisang," katanya.

Ketika pelantikan Dinasty Bangkalan ini juga dihadiri, Mantan Petinggi Negara seperti mantan Wakil Presiden keenam Try Sutrisno, mantan Menteri Dalam Negeri R. Hartono, dan raja-raja kesultanan Nusantara.

Foto Vulgar Mewarnai Pelantikan Bupati Bangkalam Makmun Ibnu Fuad, Generasi ke II Dinasty Bangkalan
"Ada sekitar 2.000 undangan yang kami sebar guna menghadiri acara pelantikan pasangan bupati terpilih Bangkalan kali ini," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) dan Protokoler Pemkab Bangkalan Made Sudaeni pada acara pelantikan belum setahun lalu, tepatnya 4 Maret 2013.

Prosesi dalam acara rapat paripurna istimewa DPRD Bangkalan dengan agenda pengambilan sumpah bupati dan wakil bupati Bangkalan masa jabatan 2013-2018 itu dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Ali Wahdin yang menjabat saat itu.

Sekitar pukul 10.00 WIB, proses pelantikan dimulai dengan penjagaan ekstra ketat dari jajaran kepolisian Polres Bangkalan. Hal itu dilakukan lantaran beredarnya foto vulgar yangdiduga Bupati terlantik saat itu, yaitu Ra Momon (Makmun Ibnu Fuad).

Polisi memeriksa semua tamu undangan yang hendak masuk ke pendopo pemkab Bangkalan, memeriksa surat undangan, serta melakukan pengecekan dengan menggunakan alat pendeteksi logam bagi tamu undangan yang membawa tas.

"Sebanyak 1.000 petugas keamanan di kerahkan dalam acara pelantikan kali itu, gabungan dari dari unsur Polri, TNI, Satpol PP dan Dishubkominfo pemkab Bangkalan." Pengamanan itu dipimpin langsung oleh Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Bangkalan Kompol Abd Rohim.

Prosesi pelantikan pasangan bupati terpilih Bangkalan ini ditandai dengan pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jatim Soekarwo. Pengambilan sumpah jabatan berlangsung selama 3 menit, yakni mulai pukul 10.23 WIB hingga pukul 10.26 WIB.

Pasangan Makmun-Mundir ditetapkan sebagai bupati terpilih pada pilkada Bangkalan yang digelar 12 Desember 2012, setelah berhasil meraih dukungan suara terbanyak mengungguli pesaingnya Nizah Zahro-Dzulkifli.

Hasil rekapitulasi pasangan Makmun Ibnu Fuad-Mondir Rofii menang dengan perolehan 505 ribu suara, sedangkan pasangan Nizar-Zulkifli hanya meraih 34 ribu suara Semula KPU Bangkalan menetapkan pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan mengikuti pilkada sebanyak tiga pasangan, yakni KH Imam Bukhori Kholil-Zainal Alim dengan nomor urut 1, pasangan Nizar Zahro-Dulkifli dengan nomor urut 2 dan pasangan Makmun Ibnu Fuad-Mundir Rofii dengan nomor urut 3.

Sementara, meski sebelumnya ada upaya penggagalan dari kelompok masyarakat yang menginginkan agar pelantikan Makmun ditangguhkan, hingga Senin siang tidak terpantau adanya pergerakan massa dan situasi di wilayah Kota Bangkalan terpantau kondusif.

Makmun Ibnu Fuad adalah anak dari bupati Bangkalan sebelumnya, yakni Fuad Amin Imron, yang kemudian terpilih menjadi Ketua DPRD Bangkalan. Ia pernah menjabat sebagai bupati di kabupaten paling barat di Pulau Madura itu selama dua periode.

Padahal, pada pertengahan Februari 2013, foto mesum mirip Bupati Bangkalan terpilih Makmun Ibnu Fuad, beredar di dunia maya melalui jejaring sosial dan BlackBerry Messengger. Menyebarnya foto ini pun membuat resah warga Bangkalan, Madura.

Saat itu, beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) pun meminta aparat kepolisian untuk mengungkap siapa di belakang foto mesum sejoli itu.
Kala itu terkait foto syur Bupati Terpilih, tokoh masyarakat Bangkalan yang juga pengasuh pondok pesantren Syaichona Cholil, KH Nasih Aschal sempat berujar, "Foto tersebut sudah menyebar luas di masyarakat Bangkalan dan menimbulkan keresahan. Untuk itu harusnya kasus ini tidak didiamkan saja,"

Bupati Bangkalan terpilih laporkan warga penyebar foto mesum
Bupati Bangkalan terpilih Makmun Ibnu Fuad berencana melaporkan warga yang diduga telah menyebarkan foto mesum mirip dirinya di internet dan jejaring sosial karena dianggap telah mencemarkan nama baiknya. Penyebaran foto mesum tersebut dinilai telah mencemarkan nama baik Makmun.

M Syafi, penasihat hukum Makmun atau Momon, mengemukakan pihaknya telah mengantongi dua nama yang selama ini diduga selaku penyebar foto mesum mirip kliennya itu.

"Kami telah mengantongi dua nama yang menurut hemat kami mereka itu adalah pelaku penyebaran foto berdasarkan status di jejaring sosial dan komentar-komentar di berbagai media," ujar Syafi seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/2).

Saat itu ratusan warga yang mengatasnamakan diri Koalisi Rakyat Peduli Kebenaran dan Keadilan Bangkalan berunjuk rasa ke kantor DPRD setempat mengecam peredaran gambar porno mirip bupati terpilih Makmun Ibnu Fuad. Pengunjuk rasa juga meminta agar DPRD Bangkalan membatalkan pelantikan bupati terpilih yang di gelar  pada 4 Maret 2013, juga dibatalkan.

Massa juga sempat mendesak agar DPRD Bangkalan secara kelembagaan turun tangan mengusut kebenaran peredaran gambar porno mirip bupati terpilih Makmun Ibnu Fuad tersebut. Selain warga, tokoh ulama Bangkalan KH Imam Bukhori Kholil juga turut berunjuk rasa bersama ratusan warga lainnya ke kantor DPRD.

Menurut Imam Bukhori Kholil, dirinya merasa perlu turun tangan secara langsung meminta DPRD Bangkalan mengusut masalah gambar porno mirip bupati terpilih itu, karena peredarannya telah meresahkan masyarakat.

Imam menjelaskan, Bangkalan selama ini dikenal sebagai kota santri dan di sana juga banyak tokoh ulama pengasuh pondok pesantren. Jika, calon pemimpinnya saja terlibat perbuatan yang tidak bermoral, apalagi terlibat pornografi dan porno aksi, maka hal itu perlu dipertimbangkan. Dan ternyata, dibelakang hari justru dinasty Bangkalan ini terlibat korupsi yang merugikan rakyat, bangsa dan negara.

Padahal waktu itu Sebelum ke kantor DPRD, KH Imam Bukhori Kholil bersama ratusan warga Bangkalan lainnya berunjuk rasa ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bangkalan. Di kantor MUI, pengunjuk rasa meminta lembaga keagamaan itu mengeluarkan fatwa haram bupati terpilih Bangkalan, sebab menurut mereka Bupati Terpilih terbukti melakukan perbuatan dan sebagai pelaku pornografi.

Dan adalah hal lumrah jika pelaku, Makmun Ibnu Fuad sendiri membantah gambar mesum bersama seorang perempuan dan melakukan hubungan badan layaknya suami istri itu dirinya. Dia menyatakan gambar itu hanya rekayasa komputer yang sengaja dilakukan lawan politiknya untuk menjatuhkan nama baiknya di hadapan masyarakat Bangkalan.

Pembacokan Aktivis yang Persoalkan Foto Mesum Bupati

Berita ini ramai terbit dibanyak media pada 9 Maret 2013. Aktivis pendukung calon bupati Bangkalan KH Imam Bukhori Kholil, yang juga menjadi corong penguakan kebobrokan Ra Momon Bupati Terpilih dibacok orang tak dikenal, Jumat pagi 9/3/2013.

"Peristiwa pembacokan terjadi saat korban hendak pulang ke rumahnya seusai melakukan pertemuan dengan temannya di salah satu rumah makan di Bangkalan," kata KH Imam Bukhori Kholil, Jumat (8/3) malam.

Korban bernama Mahmudi dan selama ini sering menjadi orator dalam berbagai unjuk rasa di Bangkalan. Korban juga dikenal sebagai pendukung setia cabup KH Imam Bukhori Kholil, bahkan dikenal sebagai aktivis yang lantang menyuarakan peredaran gambar mesum mirip bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad di internet jejaring sosial " facebook" dan "twitter".

Peristiwa terjadi berawal dari Mahmudi usai melakukan pertemuan. Mahmudi selanjutnya hendak pulang ke rumahnya di Kelurahan Kemaroyan, Kecamatan Kota Bangkalan.

"Saat dalam perjalanan pulang itu, Mahmudi dibacok oleh orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor, dari arah belakang," cerita Imam Bukhori Kholil.

Akibat pembacokan itu, pemuda yang dikenal sebagai aktivis di Bangkalan ini mengalami luka serius di lengan bagian kiri dan korban sempat dilarikan ke rumah sakit Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan.

Namun pihak rumah sakit menyarankan agar korban dirujuk ke rumah sakit di Surabaya, karena kondisi korban kritis dan banyak mengeluarkan darah.

Mahmudi merupakan korban kedua kali kasus pembacokan aktivis terkait kjepornoan Bupati Bangkalan. Sebelumnya, seminggu sebelumnya juga ada korban bacok lantaran peredaran foto mesum Ra Momon.

Sebelumnya Pekan lalu seorang aktivis bernama Muzakki yang juga mantan Sekretaris DPC Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Bangkalan dibacok orang tak dikenal. Sebagaimana Mahmudi, Muzakki juga dikenal keras menyuarakan peredaran gambar mesum mirip Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad, serta penolakan pelantikan bupati terpilih itu.

KH Imam Bukhori kalau itu memastikan, aksi pembacokan kedua orang aktivis yang juga pendukungnya itu memang bernuansa politik dan terkait moral porno Bupati Terpilih.

"Kasus tersebut menandakan bahwa kebebasan berdemokrasi di Bangkalan ini telah dikebiri," kata Imam setahun lalu.

Imam menegaskan pembacokan kedua pendukungnya itu tidak akan menyurutkan langkahnya untuk terus memperjuangkan proses demokratisasi dan kebenaran di Kabupaten Bangkalan, termasuk terus menyuarakan agar petugas segera mengusut secara tuntas kasus peredaran foto mesum mitip Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad itu.

Petugas Kepolisian saat itu, Wakapolres Bangkalan Kompol Budi Santosa juga membenarkan adanya pembacokan aktivis pendukung KH Imam Bukhori Kholil.

"Saat itu korban dirujuk ke rumah sakit PHC Surabaya," katanya menjelaskan.

Selain korupsi, Fuad Amin juga bagi-bagi jabatan ke keluarga
Terkait sepak terjang korup Dinasty Bangkalan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua DPRD Bangkalan, Jawa Timur, KH Fuad Amin Imron, dan anak buahnya Rauf, serta Direktur PT Media Karya Sentosa, Antonio Bambang Djatmiko sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi. Mereka diciduk KPK dalam operasi yang digelar Senin hingga Selasa lalu.

LSM Madura Coruption Watch (MCW), membeberkan dugaan korupsi yang dilakukan oleh Fuad Amin Imron. Menurut salah satu pendiri MCW, Sukur, Fuad termasuk orang yang ditakuti di kabupaten paling barat Pulau Madura tersebut.

Sejak menjadi ketua DPRD Bangkalan, Fuad dikabarkan membagi-bagikan jabatan penting kepada anggota keluarganya untuk memperluas kekuasaannya di Bangkalan. Sukur menceritakan, setelah serah terima jabatan bupati Bangkalan yang "dikuasai" selama dua periode kursi bupati diwariskan kepada anaknya yang bernama Maimun Ibnu Fuad.

Menurutnya, terpilihnya Maimun menjadi bupati Bangkalan juga penuh kontroversial. Pasalnya, pesaing Makmun yaitu, KH Imam Buchori-Zainal Alim, dicoret sebagai peserta Pilkada 2012, sehingga hanya menyisahkan dua kandidat saja, yaitu pasangan sang pewaris tahta, Makmun-Mondir, dan pasangan Nizar Zahro-Zulkifli.

"Tersingkirnya pasangan Iman Buchori-Zainal Alim dari daftar Pilkada 2012 ini, memicu bentrokan antara massa Ra Imam (Imam Buchori) dengan massa Ra Fuad. Namun, perlawanan Ra Imam, yang masih sepupu Ra Fuad dari garis keturunan Mbah Kholil itu, tak berarti apa-apa," kata Sukur, Rabu (3/12/2014).

Sukur melanjutkan, dengan kendali sang ayah, Maimun akhirnya terpilih sebagai bupati dan resmi dilantik oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo pada Maret 2013, atau di usianya yang ke 26 lebih empat bulan.

"Selain anaknya yang dinobatkan sebagai 'putra mahkota' di dinasti Bangkalan, Fuad juga menjadikan seluruh keluarganya yang patuh di posisi strategis. Fuad menempatkan adik kandungnya sebagai ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Bangkalan. Kemudian ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bangkalan diserahkan kepada sepupunya sendiri, ketua Pengkab PSSI juga dijabat adik Fuad, serta kepala Puskesmas Seninan juga dikelola oleh anaknya," ungkap Sukur.

Karena kuatnya pengaruh Ra Fuad itu, hingga masyarakat Bangkalan memanggilnya dengan sebutan 'kanjeng' yang merupakan panggilan penguasa di zaman kerajaan. Bahkan, sangking kuatnya, aksi dugaan korupsi yang kerap dilakukan Ra Fuad, tak tersentuh oleh hukum.

"Bahkan, FA (Ra Fuad) pernah mengatakan, untuk orang luar selain keluarganya harus menunggu 20 tahun lagi, kekuasaan FA baru bisa dilengserkan," jelas Sukur.

Selain melakukan nepotisme, menurut Sukur, Fuad juga sering tersangkut kasus korupsi. Dugaan permainan uang 'panas' dilakukannya mulai dengan cara jual-beli suara, baik di Pilkada, Pilgub, Pileg maupun Pilpres. Kemudian dugaan korupsi dana pengungsi Sambas-Sampit Tahun 2006, juga kasus pembebasan lahan PT MISC di Tahun 2011.

"Kasus ini juga sempat dilaporkan ke Polda Jawa Timur dan Mabes Polri terkait pemalsuan ijazah. Kemudian saat menjabat sebagai Ketua DPRD Bangkalan, Fuad juga diketahui membeli dua hotel di Bali, yang ditenggarai menggunakan uang hasil korupsi," tandasnya.

Di jaman Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dinasty Bangkalan ini boleh saja sesumbar "seenak udelnya". Namun Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dikenal tegas, jujur, antimafia migas dan antikorupsi sinergi dengan KPK melibas siapa saja pelanggar hukum, penyengsara rakyat dan pemiskin negara.

Hasilnya, para koruptor, mafia migas, narkoba, pejabat hitam, pengusaga bajingan dan pelanggar berat hukum lainnya merasa terpojok dan ketakutan.Karenanya tidak heran semenjak kemunculan dalam pencapresan 2014 lalu, Jokowi dianggap menjadi batu sandungan bagi lawan politik yang hampir seluruh kandidat sebagai pelaku tidakkejahatan pada rakyat, negara dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Hingga detik inipun, jika antek-antek apalagi yang masih duduk di pemerintahan baik di Legeslatif, Yudikatif bahkan Eksekutif sendiri masih berharap Jokowi yang sudah menjadi Presiden ke 7 RI, bisa disingkirkan dengan cara apapun. Hal itu menjadi impian para bajingan dan antek-anteknya agar mereka tidak di prodeokan oleh Jokowi.

Sementara itu, sassus yang beredar, orang terkenal di Jatim sempat stress berat dan berencana menjual rumahnya, menyimpan dan menyembunyikan asset-assetnya agar tak terendus KPK dan "digarong" Jokowi untukmeningkatkan taraf hidup rakyatnya yang selama menjadi rakyat Orde Baru hingga Kabinet Bersatu SBY selalu hidup dalam kemiskinan.        

Tidak ada komentar: