Jadi Tumbal Baru Klinting, Pasukan Amfibi Hilang di
Danau Ranu Grati
Ranu Grati adalah danau kecil yang terletak di
Kabupaten Pasuruan. Dulu, danau ini pernah menggegerkan masyarakat Indonesia
dengan tragedi tenggelamnya tank amfibi beserta seluruh awaknya. Peristiwa
tragis itu hingga detik ini masih diliputi misteri. Konon, hilangnya tank
disebabkan ulah penunggu danau yang dikenal dengan ular raksasa Baru Klinting.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal
17 bulan Oktober tahun 1979. Beberapa kendaraan tank dari Batalyon Zipur 10
amfibi tampak berdatangan memasuki wilayah Grati melewati jalan-jalan kecil
desa menuju danau. Terbetik kabar bahwa hari itu mereka akan mengadakan latihan
rutin di Ranu Grati.
Bagi anak-anak desa di sekitar
danau, acara latihan pasukan amfibi itu merupakan tontonan menarik yang tidak
boleh dilewatkan. Bila anak-anak merasa gembira dengan kedatangan pasukan
amfibi, tidak demikian halnya dengan para orang tua dan sesepuh desa, mereka
merasa tegang dan resah. Mereka merasa khawatir akan terjadi sesuatu
marabahaya. Hal ini disebabkan adanya Ranu Grati dijaga oleh ular sebesar Baru
Klinting yang setiap saat bisa menelan siapa saja yang mengusik ketenangannya.
Para sesepuh desa merasa khawatir
acara latihan pasukan amfibi di perairan Ranu Grati bakal mengusik ketenangan
Baru Klinting. Itulah sebabnya mereka mencoba menghalang-halangi acara latihan
itu. Beberapa orang sesepuh desa menyarankan agar sebelum turun keair diadakan
acara ritual terlebih dahulu, yakni acara selamatan dengan memandikan para
anggota pasukan amfibi turun ke danau dengan air bunga.
Ada pula yang menganjurkan agar
latihan pasukan amfibi pagi itu ditunda. Hal ini disebabkan salah seorang yang
dipercaya dapat berkomunikasi dengan makhluk halus penjaga danau mengatakan bahwa
pagi itu Baru Klinting sedang mengadakan sebuah pesta dengan Ratu Pantai
Selatan. Sampai saat ini banyak masyarakat yang masih percaya bahwa Ranu Grati
berhubungan dengan pantai selatan Laut Jawa. Sayang sekali belum ada penelitian
secara ilmiah yang dapat membuktikan kebenarannya.
Semua saran dan alasan yang tidak
dapat diterima secara logika itu ditolak mentah-mentah oleh pasukan amfibi.
Mereka lebih percaya dengan hasil survai yang telah dilakukan sebelum mereka
turun ke lapangan, karena seperti biasa setiap kali sebelum latihan selalu
diawali dengan rencana latihan atau rencana lapangan (Renlap). Sesuai dengan
rencana, pagi itu mereka tetap mengadakan latihan dengan menurunkan tujuh buah
tank amfibi ke perairan Ranu Grati.
Sebelum tank amfibi beserta awaknya
turun ke air, sempat terjadi perdebatan antara orang sesepuh desa dengan
anggota pasukan amfibi. Menurut Nur Hasyim (67), saksi mata yang menyaksikan
jalannya perdebatan menuturkan.
“Pak, sebaiknya jangan latihan
sekarang, “kata sesepuh desa yang bernama Sulihati. “Bila bapak-bapak akan
latihan sebaiknya nanti siang saja,” lanjut sesepuh itu.
“Mengapa ?” jawab salah seorang
anggota pasukan. Tampaknya ia merasa kurang senang ada orang lain yang ikut
campur dalam tugasnya.
“Berbahaya Pak ! Jaka Baru bisa
marah !” kenangnya cemas. Jaka Baru adalah nama asli dari Baru Klinting.
“Biarlah, saya ingin melihat
kumisnya Jaka Baru,” tantang orang itu sambil bergurau dan tertawa-tawa.
Teman-temannya yang mendengar percakapan itu ikut tertawa. Namun secara diam-diam
beberapa orang di antara mereka tampak mulai khawatir dan resah.
Pak Sulihati merasa kecewa karena
para anggota pasukan amfibi itu tidak mau mengikuti sarannya. “Sudahlah Pak
Sul, para perwira yang gagah berani dari tempat itu. “Sudahlah Pak Sul, para
perwira yang gagah berani itu mana mungkin percaya dengan cerita kita,” kata
beberapa sesepuh desa lainnya.
Ngotot Latihan
Para anggota pasukan amfibi itu
memang pernah mendengar cerita tentang legenda Baru Klinting yang dipercaya
oleh penduduk sekitar sebagai sang penunggu danau yang sesekali minta korban
persembahan, namun demikian sebagian besar dari mereka beranggapan bahwa itu
hanyalah sekedar cerita atau dongeng yang tidak perlu dipercayai kebenarannya.
Mereka merasa tidak ada yang perlu
dikhawatirkan karena telah mengadakan persiapan latihan secara matang. Lagipula
apalah arti latihan di danau dibandingkan dengan latihan di laut seperti yang
selama ini biasa mereka lakukan, pikir mereka. Latihan di laut tentu lebih
banyak tantangannya dibandingkan dengan latihan di danau yang luas dan
kedalamannya tidak seberapa.
Sebenarnya ada juga beberapa orang
di antara anggota pasukan Amfibi yang sejak semula kurang setuju untuk
mengadakan latihan di Ranu Grati. Mereka lebih suka latihan di daerah Laut Semedu
Sari Nguling seperti yang selama ini biasa mereka lakukan. Disamping
kekhawatiran akan adanya perbedaan antara air laut dan air tawar akan
berpengaruh pada latihan mereka, keberadaan Ranu Grati yang dikenal sangat
angker cukup membuat ciut hati mereka.
Nur Hasyim menambahkan, bahwasannya
ada salah seorang anggota pasukan Batalyon Zipur 10 Amfibi, Serka Sayyadi yang
saat itu ikut serta dalam latihan di Ranu Grati. Serka Sayyadi, menurut Nur
Hasyim, merupakan salah seorang dari pelaku sejarah yang sampai saat ini masih
hidup. Saat kejadian itu berlangsung beliau masih sangat muda dan berpangkat
Prada.
Menurut cerita Serka Sayyadi, pada
saat itu dia teman-temannya dari BTR 50 Amfibi akan mengadakan latihan rutin
dibawah pimpinan Komandan T. Subiyoto dan Wadan Aminnudin Sobli.
Saat itu ada 7 kendaraan tank yang
bergerak menuju Ranu Grati untuk mengadakan latihan. Setelah sampai di tepi
danau Pak Sayyadi dan teman-temannya beristirahat sebentar.
Pagi itu ada dua kompi pasukan
Amfibi yang hendak mengadakan latihan secara bergelombang. Gelombang pertama
ada 6 tank. Tiap tank berisi 20 orang awak, seorang sopir, dan seorang pembantu
sopir, jadi jumlah pasukan yang berada di dalam setiap tank sebanyak 22 orang.
Seorang komandan tank berjaga di luar ( di atas tank) sebagai penunjuk arah,
dengan demikian jumlah seluruh pasukan pada tiap tank 23 orang.
Tepat pukul 08.30 pagi, acara
latihan dimulai. Anggota pasukan Amfibi
memasuki kendaraan masing-masing. Pintu tank ditutup rapat, kemudian satu
persatu kendaraan amfibi itu mulai turun ke air. Mereka bergerak dari arah
barat menuju seberang di sebelah timur. Tank-tank anfibi itu berjalan
beriringan di atas danau.
Setelah berjalan kurang lebih
sejauh 50 meter, tiba-tiba salah satu tank amfibi berhenti karena mesinnya
mati. Orang-orang yang melihat dari tepi danau diliputi perasaan cemas dan khawatir. Untunglah kendaraan
terebut dapat segera ditarik ke darat dan seluruh penumpang berhasil
diselamatkan.
Setelah sebuah tank ditarik ke
darat, kini hanya tinggal 5 buah tank yang meneruskan perjalanan. Namun tanpa
diduga, ketika jarak menuju ke daratan hanya kurang dari 100 meter, tiba-tiba
salah satu tank berhenti. Saksi mata mengatakan setelah berhenti tank itu
tampak menungging dan moncong meriamnya dengan cepat meluncur ke dalam air.
Seluruh penumpang di dalam tank yang berjumlah 22 orang tenggelam, sedangkan
komandan tank yang berada di atas kendaraan berhasil menyelamatkan diri dengan
cara berenang.
Empat tank yang lain berhasil
sampai ke seberang dengan selamat. Pak Sayyadi merupakan salah satu awak dari
salah satu tank yang berhasil mencapai daratan dengan selamat. Saat masih di
dalam tank, Pak Sayyadi tidak tahu-menahu tentang segala kejadian dan musibah
yang menimpa teman-temannya. Setelah sampai di darat dan keluar dari tank,
mereka diarahkan untuk berjalan ke tempat semula di sebelah barat. Pada saat
itu Sayyadi merasa ada sesuatu hal yang agak aneh, ia melihat ada perahu karet
yang berputar-putar di atas air, perahu karet itu memang dipersiapkan untuk
mengantisipasi bila ada sesuatu hal yang terjadi di atas air.
Sejauh itu Pak Sayyadi dan
teman-temannya masih belum mengetahui apa sebenarnya yang telah terjadi. Ia
bertanya-tanya dalam hati apa sebenarnya yang telah terjadi. Seperti juga Pak
Sayyadi, teman-temannya yang selamat juga merasa bingung dengan apa yang mereka
lihat dan dengar. Mereka tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan
teman-temannya yang telah tenggelam ke dalam air.
Kejadian tenggelamnya tank amfibi
itu benar-benar di luar dugaan sebab secara teori dalam keadaan mesin mati
kendaraan amfibi seharusnya masih dapat mengapung di air laut selama 8 jam. Tak
pernah ada yang dapat menjelaskan secara pasti mengapa pada saat itu tank
tersebut tiba-tiba tenggelam ke dalam air. Cerita yang berkembang pun
bermacam-macam, mulai dari yang bersifat rasional sampai irrasional.
Sebagian orang mengatakan tenggelamnya
amfibi itu mungkin disebabkan berat jenis air laut dengan air tawar berbeda.
Namun cerita yang paling banyak berkembang di tengah masyarakat dan dipercaya
adalah Baru Klinting sang penunggu danau yang meminta korban. Banyak yang
percaya bahwa pada saat itu Baru Klinting sedang mengadakan hajatan dan menjadi
marah karena terganggunya acaranya.
Musibah tenggelamnya pasukan amfibi
yang tak terduga itu membuat panik semua orang. Tak ada regu penolong khusus
yang dipersipakan untuk menghadapi kejadian semacam itu. Di tengah kepanikan,
komandan pasukan segera melaporkan kejadian itu kepada pihak-pihak terkait
sekaligus memohon bantuan kepada pihak-pihak yang dirasa dapat memberikan
pertolongan. Salah satu pihak diharapkan dapat memberikan bantuan adalah Kipam,
anggota pasukan katak dari Surabaya yang telah terbiasa menghadapi medan berat
semacam itu.
Hiruk-pikuk di sekitarnya tak mampu
mengusik ketenangan air dari danau Grati. Dalam air yang tenang itu, menurut
kesaksian Nur Hasyim ia melihat seakan ada sesuatu yang halus yang tidak bisa
dipandang dengan mata biasa, ia memiliki kekuatan sangat dahsyat yang tidak
akan mampu dilawan manusia. Di tengah kegalauan tiba-tiba ada suara meminta
tolong, “Tolong siapa yang bernama Pak Sulihati ?” celetuk salah seorang
pasukan amfibi didengar oleh banyak orang termasuk Nur Hasyim.
Tanpa banyak berkata-kata kemudian
kemudian pak Sulihati mengajak anggota pasukan amfibi itu naik ke atas
perahunya yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Sambil mendayung ke tengah,
pak Sulihati sebenarnya mengerti dengan keadaan para pasukan amfibi.
“Lewat pinggir saja, Pak !” kata
anggota pasukan amfibi itu, rasa takut tergambar di wajahnya. Rupanya
tenggelamnya tank amfibi yang menenggelamkan beberapa orang temannya telah
membuat ciut nyalinya. Sedikit banyak anggota pasukan amfibi itu mulai percaya
ada sesuatu misteri di dalam sana. Satu hal yang pasti, sekuat dan segagah
apapun manusia tak akan berdaya menghadapi kekuasaan-Nya.
“Di sini tempatnya !” kata Pak Sulihati sambil
menunjuk ke air.
“Kalau begitu sebaiknya Bapak
segera turun, mungkin Bapak dapat membantu membuka pintunya,” kata perwira itu.
“Saya tidak tahu letak pintu motor
tank, “jawab Pak Sulihati seadanya.
Perwira itu mencoba menjelaskan
letak pintu tank kepada Pak Sulihati. Namun demikian, Pak Sulihati tetap tidak
mau turun ke air.
“Maaf Pak, untuk menyelam ke danau
kita membutuhkan peralatan khusus untuk menyelam. Sekarang ini yang bisa kita
lakukan hanyalah memberi tanda pada tempat ini sambil menunggu bantuan datang,”
kata Pak Sulihati.
Sudah hampir satu jam tank itu
tenggelam ke dalam air. Tak ada yang tahu bagaimana nasib anggota pasukan
amfibi yang berada di dalamnya. Para anggota pasukan amfibi lainnya yang masih
berada si pinggir danau merasa semakin cemas. Tak ada lagi sesuatu hal yang
dapat mereka lakukan untuk menolong teman-temannya kecuali menunggu bantuan
datang. Mata mereka tak henti-hentinya memandang ke air, mereka terus berharap
suatu saat mata itu akan menyaksikan temannya muncul ke permukaan.
22 Marinir Tewas Dimakan Baru Klinting
Detik demi detik terus berlalu, tak
seorangpun dari 22 orang penumpang tank yang tenggelam itu menampakkan diri.
Padahal secara logika sebenarnya para penumpang itu masih dapat menyelamatkan
diri. Saat menyadari tank itu tenggelam para penumpang seharusnya dapat segera
membuka pintu kemudian berusaha berenang ke permukaan air. Entah apa yang
menjadi penghambat hingga mereka tak dapat menyelamatkan diri. Apa yang terjadi
di bawah sana tak pernah ada seorangpun yang tahu.
Berita tentang tenggelamnya tank
amfibi itu segera menjadi berita hangat dan dengan cepat tersiar ke mana-mana.
Banyak orang berdatangan ke Ranu Grati untuk menyaksikan kejadian itu. Selain
masyarakat sekitar, orang-orang dari luar daerahpun tak ketinggalan datang ke
tempat itu. Danau yang biasanya sepi itu, seketika berubah menjadi ramai. Para
penjaja makanan pun tak ketinggalan ikut ambil bagian. Mereka ikut berdatangan
ke Ranu Grati untuk menjajakan dagangannya kepada para pengunjung yang semakin
lama semakin banyak.
Beberapa saat kemudian Pasukan
Katak yang didatangkan dari Surabaya telah tiba. Mereka langsung menyelam ke
dalam danau untuk melakukan upaya pencarian. Sebuah perahu motor berputar-putar
mengelilingi danau sambil membawa magnet detektor yang diikat dengan tali dan
dimasukkan ke dalam air. Akhirnya upaya pencarian itu membuahkan hasil. Magnet
itu menyentuh sesuatu yang dirasakan agak berat. Harapan yang mulai pupus kini
timbul kembali. Mereka merasa yakin yang mereka temukan itu adalah bangkai tank
yang tenggelam. Tempat itu segera diberi tanda dengan tali yang bagian atasnya
diberi balon.
Setelah ditemukan lokasinya, para
anggota pasukan amfibi segera mempersiapkan pengangkatan kendaraan tank ke
atas. Semua orang menaruh harapan yang besar pada upaya pengangkatan itu.
Banyak orang memperkirakan bahwa seluruh penumpang masih berada di dalam,
dengan demikian bila tank itu berhasil diangkat maka seluruh penumpang pun akan
ditemukan pula, meskipun mereka mereka merasa tak yakin bahwa setelah terkurung
selama beberapa lama di dalam air mereka dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
Upaya pengangkatan pun mulai
dilakukan. Ketika benda yang diyakini sebagai tank amfibi itu diangkat ke
permukaan, semua orang merasa sangat terkejut karena yang terangkat itu
ternyata bukan tank amfibi seperti yang mereka duga. Ternyata yang mereka
temukan hanyalah bangkai pesawat terbang amfibi yang sudah tua.
Harapan yang mulai tumbuh kembali sirna.
Upaya pencarian kembali dilakukan dengan menggunakan peralatan yang lebih
canggih sampai berhari-hari lamanya. Tidak hanya itu, upaya minta petunjuk dan
bantuan kepada orang-orang yang dianggap
‘pintar’ juga telah diupayakan. Rasanya mustahil bila tank amfibi yang
tenggelam dalam danau yang tidak terlalu luas itu tidak dapat diketemukan,
namun itulah kenyataannya !.
Sampai saat ini, setelah
bertahun-tahun lamanya tank amfibi itu belum juga dapat diketemukan. Hal ini
semakin menambah keyakinan masyarakat akan hal-hal mistik yang terjadi di sana.
Cerita yang berkembang pun
bermacam-macam. Banyak orang yang percaya bahwa tank amfibi yang sudah dikuasai
sang penunggu danau dan telah berada di alam yang berbeda, itulah sebabnya tak
seorang pun ditemukan.
Menurut pengamatan gaib Samid (39),
salah seorang warga yang sering dimintai pertolongan untuk memimpin berbagai
acara ritual didanau Grati mengatakan, “Tenggelamnya tank disebabkan karena
murka ayahanda Jaka Baru, yaitu Syeh Maulana Begawan Nyampo,” kenang Samid.
Ditambahkan oleh Samid, satu dari
dua orang desa Grati yang pernah masuk ke danau Grati selama 3 hari 2 malam
mengatakan, “Sebenarnya sampai sekarang tank beserta awaknya itu disembunyikan
oleh Begawan Nyampo, karena mereka dianggap telah mengusik ketenangan istana
tempat kediaman Bagawan,” tambah Samid yang mengaku sering mengadakan kontak
dengan keluarga Begawan Nyampo.
Hari berangsur gelap. Para korban
belum juga diketemukan. Anggota keluarga dari para korban mulai berdatangan.
Mereka sangat sedih membayangkan orang yang mereka kasihi telah pergi
meninggalkan mereka dan terkubur di dasar danau. Mereka tak dapat lagi menahan
perasaannya. Ranu Grati saat itu dipenuhi dengan derai tangis dan air mata.
Sudah beberapa hari berlalu,
pasukan katak dibantu penduduk sekitar terus-menerus melakukan upaya pencarian,
namun belum juga membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Tank beserta seluruh
penumpangnya tak juga diketemukan. Mereka bagaikan menghilang ditelan bumi.
Banyak orang sudah mulai hilang harapan. Mereka merasa yakin para korban telah
habis dimakan ular siluman atau mungkin diangkat menjadi anggota keluarga kerajaan
siluman yang berada di dalam air.
Di tengah keputusasaan, bantuan
dukun dan paranormal pun dikerahkan. Mereka diharapkan dapat menyingkap tabir
misteri yang menyelimuti peristiwa ini. Mantera-mantera pun mulai dibacakan,
dupa dan kemenyan mulai dibakar, bunga-bunga ditebarkan di atas air.
Menurut mereka, beberapa hari lagi
korban akan dibawa keluar oleh Baru Klinting. Baru Klinting akan mengembalikan
sebagian dari korbannya. Berita keluarnya korban tenggelamnya tank cepat
tersebar ke mana-mana.
Orang-orang berdesak-desakan melihat
Ranu Grati. Semua orang ingin melihat Baru Klinting memuntahkan korbannya. Dan
benar, penantian pengunjung tidak sia-sia. Setelah beberapa jam menanti,
tiba-tiba terdengar bunyi bergemuruh di dalam air. Tanpa diberi aba-aba semua
orang serentak memusatkan perhatiannya ke tengah danau. Pada saat itu muncul
sesosok mayat ke permukaan air dalam posisi berdiri seakan-akan ada dorongan
yang sangat kuat dari air di bawahnya, setelah berada di permukaan air mayat
itu kemudian rebah dan mengambang di permukaan air.
Tim penolong yang berada di atas
perahu segera mendekati mayat itu kemudian mengangkat dan membawanya ke tepi. Para
pengunjung yang datang merasa tercengang melihat kejadian aneh yang baru saja
mereka saksikan. Semua orang ramai memperbincangkan cara keluarnya mayat dari
air yang dalam posisi tegak lurus. Apa yang telah mereka lihat merupakan suatu
hal luar biasa yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Hal-hal aneh
tersebut semakin menambah keyakinan mereka akan adanya hal-hal gaib di Ranu
Grati. Setelah peristiwa itu, setiap hari berangsur-angsur muncul lagi beberapa
mayat sampai jumlahnya mencapai 6 orang.
Pasukan katak dari Angkatan Laut
terus melakukan upaya pencarian sampai 40 hari lamanya, namun tetap saja tak
ada lagi korban yang berhasil ditemukan. Cerita yang berkembang tentang pasukan
katak pun bermacam-macam. Banyak orang mengatakan beberapa orang dari penyelam
itu menemukan hal-hal yang aneh di dalam danau. Ada yang bercerita telah
melihat sebuah kerajaan yang sangat indah, ada yang membuat pilar-pilar besar
di dasar danau, ada pula yang mengatakan yang melihat hal-hal aneh itu merasa
ketakutan dan beberapa orang di antara mereka tak berani menyelam di Ranu Grati
lagi.
Setelah melakukan pencarian secara
terus-menerus selama 40 hari lamanya, upaya pencarian korban secara resmi
dihentikan. Beberapa bulan kemudian seorang nelayan kembali menemukan sesosok
mayat yang tidak utuh, hanya kerangka kaki dengan celana dan ikat pinggang yang
masih melekat. Kejadian ini segera
dilaporkan, dari celana dan ikat pinggang yang diketemukan, kesatuan mereka
mengenai mayat tersebut memang salah seorang dari korban pasukan tank amfibi
yang tenggelam. Dengan demikian mayat yang telah diketemukan berjumlah 7 orang.
Untuk mengenang peristiwa
tenggelamnya tank amfibi yang terjadi pada tanggal 17 Oktober 1979, kini di
Ranu Grati telah dibangun sebuah Tugu Peringatan yang bertuliskan daftar nama
22 anggota pasukan yang telah gugur.
Bertahun-tahun telah berlalu, danau
itu airnya tetap tenang seakan tak pernah terjadi sesuatu. Kendaraan tank
amfibi dan para korban yang belum ditemukan, sampai saat ini tetap menjadi
misteri. Mungkin suatu saat nanti dengan alat yang lebih canggih bangkai tank
amfibi itu dapat diketemukan sehingga mengungkapkan tabir misteri.@nov
Berikut Nama-nama anggota Amfibi yang tewas dalam peristiwa
tenggelamnya tank di Ranu Grati:
1.
|
Serda Gino
|
476872
|
12.
|
Prada Suhartono
|
7755153682
|
2.
|
Koptu Sukarjo
|
409675
|
13.
|
Prada Musyanto
|
7755153641
|
3.
|
Koptu Bohir
|
409321
|
14.
|
Prada Bachtiar
|
7756153860
|
4.
|
Koptu Suwarto
|
741486
|
15.
|
Prada Firdaus A.
|
7755153737
|
5.
|
Koptu Sukardi
|
409788
|
16.
|
Prada Susdiyono
|
7756153850
|
6.
|
Koptu Tukirin
|
409815
|
17.
|
Prada Setu
|
7757153920
|
7.
|
Koptu Sutarto
|
7758154060
|
18.
|
Prada Moch. Kosim
|
7757153951
|
8.
|
Koptu Edi Agustina
|
7757157556
|
19.
|
Prada Ralip
|
7755153652
|
9.
|
Prada Sutedjo
|
7757153939
|
20.
|
Prada Urip S.
|
7755153696
|
10.
|
Prada Rasimin
|
7756153799
|
21.
|
Prada A. Sialagan
|
7757153998
|
11.
|
Prada Suparto
|
7755153660
|
22.
|
Prada Warsilan
|
7767158921
|
4 komentar:
Sebaiknya di tambahkan kapan asal mula danau grati
Terimakasih tentang cerita di blog anda,
Saya ralat ini bukan pasukan marinir , melainkan kostrad angkatan darat
Yang salah satu korbanya adalah pakde saya / kakak kandung dari bapak saya
Prada Suhartono
Korban utuh yang pertamakali di temukan mengambang
Singkat cerita dari nenek dan bapak saya, yang di dalam tank tenggelam semua masih muda dan belum ada yg nikah . Latihan yg emang dilarang oleh warga / para sesepuh pun di bantah komandan nya. dan alhasil tank pun tenggelam,
Suatu pukulan yg berat buat keluarga saya telah kehilangan ditanggal beliau.
Semoga arwah beliau diterima disisi-Nya
yo ngono iku menungso,mamulo percoyo o nang goib mergo goib iku dak ketok,podo karo awak e dewe sembayang nang gusti pengeran,opo ono wong ngerti rupane pengeran! yo dak onoh wong seng ngerti rupane pengeran...dadi goib iku koyok ngono,wes talah awak e dewe iki urip neng alam dunyo ora dewean,ono kang rupo kasar lan ono rupo alus,seng rupo kasar yo iku manungso kang rupo alus yo iku setan,dedemit,lan sak panungalane.mugo mugo poro dulur ku seng kelelep neng ranu dang dang tutuk lan dadi gedibele panguasane gusti kang moho jagat.matur suwun.
Posting Komentar