PELAKU PENYERANGAN LP SLEMAN ADALAH APARAT KEPOLISIAN
oleh Idjon Djanbi (Catatan) pada
29 Maret 2013 pukul 1:59
Selama ini Kopassus Hanya diam,
berbagai statement dari beberapa kalangan yang terlihat Pintar tapi Bodoh yang
cenderung menjadi Fitnah dan menuduh tanpa bukti. Terutama ANJING-ANJING
BEGAJUL AMERIKA YANG BERNAMA KOMNAS HAM.
Jika mereka bisa memberikan
pendapat dan menuduh, adalah Hak Kami juga, sebagai Prajurit Kopasus juga untuk
menyampaikan pendapat. kita harus melihat permasalahan ini berdasarkan Fakta,
Bukti, urutan kejadian dan TKP.
Sebelum kita membahas permasalahn
yang sebenar-benarnya, saya akan menjelaskan secara singkat siapa sebenarnya 4
orang yang DISIKSA KEMUDIAN DITEMBAK DI LP CEBONGAN SLEMAN
1. Bripka Yohanis Juan Manbait
alias Juan adalah Anggota Polresta Jogja berdinas di Polsekta Jogja, Bripka
Juan adalah mantan Pidana Polda Jogja yang baru dibebaskan oleh satuannya
karena menjadi Bandar Narkoba. Bripka Juan adalah Pemasok Narkoba utama di
Hugos Caffe dan Bosse.
2. Benyamin Sahetapy alias Decky
adalah Residivis yang baru keluar dari penjara akibat melakukan pembunuhan terhadap
warga Papua di Jogjakarta. Decky adalah Pengurus Ormas KOTIKAM JOGJA (Komando
Inti Keamanan), pekerjaan Decky adalah Keamanan beberapa tempat Hiburan di
Jogja, depkolektor, dan ketua preman di Jogja. Decky adalah pemasok Narkoba ke
beberapa tempat Hiburan di Jogja dari Bandar-bandar Narkoba di Jogja
diantaranya beberapa Oknum anggota Polda Jogja.
3. Adrianus Chandra Galaja alias
Dedy dan Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, kedua orang ini adalah anak Buah dari
Bripka Juan dan Decky dan juga anggota Ormas KOTIKAM.
4. Ormas Kotikan ini diketuai oleh Sdr. Rony Wintoko, Ormas ini
selalu membuat keributan di Jogja selain pengedar Narkoba, beberapakali
melakukan tindakan Kriminial penganiayaan dan pembunuhan, kelompok ini pernah melakukan
penganiayaan yang berujung kematian terhadap Mahasiswa asal Bali dan anggotanya
yang bernama Joko dkk melakukan pengeroyokan terhadap terhadap anggota
Yonif-403 Jogja, serta penikaman terhadap Mahasiswa asal Timor leste.
puncaknya adalah kejadian
Penganiayaan di Hugos Café Maguwoharjo Depok Sleman DIY yang di lakukan oleh
Kelompok Ormas KOTIKAM (Komando Inti Keamanan) Yogyakarta. terhadap anggota
personel Kopassus An. Sertu Santoso hingga meninggal Dunia.setelah di visum
penyebab kematian Korban adalah, Luka benda Tumpuldi bagian kepala, luka
tusukan dan bacokan benda tajam 23 cm didada sebelah kiri dan 6 rusuk Patah.
1. kejadian bermula pada hari Selasa
tanggal 19 Maret 2013 pukul 00.40 korban datang ke Hugos Café bersama 1 rekan,
kemudian terjadi keributan antara Korban dengan sdr. Dedy alias Adrianus
Chandra Galaja kemudian Sdr. Dedy
menghubungi Bripka Yohanis Juan Manbait alias Juan, sdr. Benyamin Sahetapy
alias Decky dan Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi Di asrama Polresta Jogja.
Kemudian mereka mendatangi Hugos Cafe.
2. Sesampai di dalam hugos Café Sdr. Decky bertanya kepada korban
“ Kamu dari Mana“ ? lalu korban menjawab “saya anggota Kopassus”. Saat itu
posisi yg paling Depan adalah atau yg paling dekat dengan Korban adalah Bripka Juan Dan disebelah kiri korban adalah
sdr. Dedy serta disebelah kanan korban adalah sdr. Adi. kemudian Decky
menantang Korban untuk berkelahi sambil melemparkan asbak ke arah Korban,
setelah melempar Korban, Decky masuk ke dalam Café. Kemudian saat keluar Decky
memukul kepala Korban menggunakan Botol yg ada dimeja didepan Korban, mengenai pelipis kanan korban hingga botol
pecah, saat korban terhuyung dan akan Jatuh tiba-tiba sdr. Dedy menikam korban
sambil belati ditarik tepat pada bagian dada sebelah kiri, Setelah melakukan
penusukan Dedy melarikan diri.
Saat Korban Jatuh, 3 org tidak
dikenal (3 org ini diperkirakan Anggota Polri, krn datang bersama dengan Bripka
Juan dari Asrama Polresta Jogja)
menendang dan memukul Korban yang sudah terkapar, Melihat kejadian tersebut,
Bripka Juan berteriak “Tolong dibawa”, langsung ke 3 org tersebut menyeret
Korban dengan menarik bagian kaki. Dan pada saat kejadian tersebut, banyak
anggota Polda Jogja yang berkunjung ke Hugos Kafe. selanjutnya korban dibawa
oleh security menuju RS Bethesda menggunakan Taksi, saat dalam perjalanan
Korban meninggal dunia. Dengan mengalami luka
Cat : Decky kemana-mana selalu
membawa Belati
3. Setelah kejadian, 4 dari 7 pelaku di
tangkap, Bripka Juan ditangkap di Rumah Dinas Polresta Jogja oleh Polda Jogja,
adalah Bohong jika Bripka Juan melawan saat ditangkap, saat ditangkap dia
kooperatif, hanya ada kekhawatiran dari Bripka Juan saat penangkapan, karena
beberapa preman binaannya ingin melawan aparat. Kemudian Bripka Juan dan aparat
Polres Sleman menuju rumah Decky. Kemudian sdr Decky ditangkap. Saat
penangkapan Decky juga tidak melawan. Namun berdasarkan pengakuan dari yang
bersangkutan, beberapa barang miliknya hilang diantaranya, Kalung Salib Emas
dan uang +- 20 juta hilang dari tempat tinggalnya. Dia hanya bisa mengamankan 2
batu cincinya. Kemudian dilanjutkan penangkapan sdr Dedy dan Adi, Penangkapan
ke-2 tersangka ini dilakukan oleh Anggota Intel Korem Jogja. Awalnya 4 pelaku ini ditahan di Polres
Sleman, karena alasan Khawatir, oleh Polda pelaku dipindahkan ke Rumah Tahanan
Polda. Dan menjalani pemeriksaan. Langsung dijadikan tersangka
4. Pada tanggal 20 Maret 2013, Jam 10.00,
Sertu Sriyono anggota Korem Jogja di Bacok oleh Sdr. Marcel, Marcel adalah
rekan dari 4 tersangka yang telibat pengeroyokan Sertu Santoso, juga Anggota
Ormas KOTIKAM
5. Dari pemeriksaan ini, mulai terungkap
bahwa Bripka Juan masih aktif di Polsekta Jogja, Bripka Juan sdh mengaku
bersalah dan siap mempertanggungjawabkan, dgn alasan Khawatir dan Ruang Tahanan
sdg direhab, pihak Polda berencana pada esok harinya jam 09.00 akan memindahkan
4 tahanan ini untuk dititipkan ke LP Sleman.
6. Pada saat itu juga, seluruh Anggota
Grup-2 Kopassus, diperintah oleh Komandan Grup-2 Kopassus, tidak ada yang
keluar Asrama tanpa terkecuali, dan dilaksanakan Apel pengecekan dari Pagi
Hingga Malam.
7. Pada tanggal 22 Maret 2013, pada jam 08.45 diadakan sidang PDTH
(pengakhiran Ikatan Dinas dengan tidak
hormat) terhadap Bripka Juan. Pada Jam 09.00, 4 tahan ini dititipkan di LP
Sleman.
8. Pada tanggal 22 Maret 2013, jam 09.00
11 tahanan di dibawa ke LP Sleman utk menunggu sidang pengadilan. 4 tahanan
kasus pengeroyokan Serka Santoso dan 7
tahanan Narkoba. Mereka dikawal Brimob dengan sejata lengkap dan di ikat
9. Pada tanggal 23 Maret 2013, jam 01.30 LP
Sleman diserang orang tidak dikenal, dan
menembak Mati 4 tahanan pelaku pengeroyokan Serka Santoso.
Benyamin Sahetapy alias Decky
Benyamin Sahetapy alias Decky
Korban, Serka Susanto
Marcel, Otak dibalik pembacokan
Sertu Sriyono
Sertu Sriyono, Korban Pembacokan
Kelompok Marcel
diatas kita sudah membahas, Fakta
di Lapangan.
berdasarkan kejadian di atas, dan
keterangan Kepolisian terdapat Banyak kejanggalan, diantaranya :
1. Bripka Juan tidak terlibat pada kasus
pengeroyokan Serka Santoso di Hugos Cafe Jogja, justru Bripka Juan yg melerai
dan menolong Korban, jadi tidak ada alasan kekhawatiran dari Pihak Polda Jogja
bahwa ada tindakan Balasan dari Kopassus atas kejadian tersebut. Situasi ini
sengaja diciptakan sendiri oleh Polda Jogja, Dan tidak ada alasan Kopassus
mengincar Bripka Juan. Dikalangan Polresta dan Brimob Jogja, Bripka Juan kurang
disukai oleh rekan rekannya.
2. Polda Jogja telah berbohong, dengan
mengatakan bahwa Bripka Juan adalah pecatan, terbukti Bripka Juan disidang
pemecatan dilakukan setelah pengeroyokan di kafe Hugos. Dan sidang berlangsung
hanya 5 menit, 15 menit sebelum dipindahkan ke LP Sleman. Menanggapi Sidang pemecatan tersebut, Bripka
Juan mengatakan, "saya juga penyidik, saya tahu ini janggal, tapi nanti
saya akan banding setelah 8 hari, dan akan mengungkap 3 anggota Brimob yang
terlibat pemukulan , menendang, menginjak dan menyeret anggota Kopassus itu ,
ini adalah persaingan yang sengaja menyingkirkan saya, dari pernyataan ini
sudah jelas bahwa Bripka Juan adalah Bandar Narkoba, dan ada Anggota Polda
Jogja lain yang menjadi Bandar Narkoba.
3. Awalnya 4 pelaku menolak dititipkan ke
LP Sleman, Tapi Polda Jogja tetap Ngotot membawa mereka, dengan alasan Ruang
Tahanan Polda sedang Direhab, tapi setelah di cek, Ruang tahanan tersebut masih
Layak dan tidak ada perbaikan. Setelah diperiksa dan Sebelum dibawa ke LP
Sleman, Bripka Juan meminta kepada istrinya untuk menyiapkan jas yang bersih
dan rapi, seolah-olah dia tahu bahwa dia akan mati, sambil mengatakan
"Saya mengaku bersalah, saya cinta Korp Polri dan negara ini, Jikapun saya Mati, saya ingin
mati secara terhormat seperti Prajurit Tentara”. Bripka Juan dalam tekanan berat
dan merasa jiwanya terancam. Saat dimasukkan kedalam blok LP Sleman Bripka Juan
Sempat menunjukkan Respeknya kepada petugas, dengan mengambil sikap siap, dan
memberikan penghormatan walaupun tangannya di ikat dan ditodong dengan senjata
oleh Anggota Brimob("kepada Petugas, Hormat Gerak, tegak
Gerak"). Bripka Juan juga
mengatakan, "saya kok diperlakukan seperti Teroris, di ikat dan ditodong
dengan Senjata"
4. Sampai saat ini Polda Jogja, tidak mau
mengungkap dan menangkap siapa Pelaku yang menendang serta Menyeret Korban
(Serka Santoso), hal ini sempat menjadi tanya tanya dari Bripka Juan, Bripka
Juan mengatakan “biasalah Polisi, yang penting sudah nangkap satu, agar
terlihat berhasil” berarti 3 orang ini masih Buron, beberapa Rekan Bripka Juan
disatuan Brimob Jogja juga melihat kejanggalan dari kasus ini, seperti Rekaman
CCTV di Hugos Cafe telah di edit dan dirusak Oleh Penyidik Polda Jogja, yang
telihat di Rekaman CCTV hanya saat pemukulan yang dilakukan oleh Sdr. Decky dan
penusukan yang dilakukan oleh Sdr. Dedy, kejadian awal saat Korban dan pelaku
datang tidak ada, Decky melempar Korban dengan Asbak, demikian juga saat Korban
ditendang dan diseret oleh 3 orang yang dikenal oleh Bripka Juan. Rekan Bripka
Juan pun (sesama anggota Polda Jogja) melihat kejadian ini janggal, dalam waktu
kurang dari 24 jam pelaku ditangkap dan dijadikan tersangka, kemudian
dititipkan di LP Sleman, kemudian di eksekusi di LP Sleman. Untuk menekan Pihak
Hugos Kafe berkaitan dengan rekaman CCTV, Polda Jogja mengancam akan menutup
Hugos Kafe, semua orang tahu bahwa Perijinan Usaha bukan di Kepolisian atau
Polda tapi Hak dari Pemda DI Yogyakarta. Bukan kepolisian. Dalam hal ini Polisi
tidak punya Hak, sudah melampaui wewenang.
5. Pada awalnya, Ka Lapas Sleman
keberatan atas penitipan tersebut, karena tidak sesuai dengan prosedur dan 2 dr
4 tersangka, dalam keadaan luka, sebelum di bawa ke LP sdr. Dedy dipanggil oleh
org yg menyeret serka santoso di kafe Hugos, saat keluar seluruh badannya memar
dan lebam. Kemudian sdr. Adi 3 gigi depannya tanggal serta bibirnya bengkak
berdarah. Awalnya Ka Lapas akan mengembalikan tahan titipan tersebut ke Polda,
tapi tdk ada jawaban dari Polda, kemudian jika mlm ini tdk bisa, Ka Lapas akan
tetap mengembalikan ke 4 tahanan titipan tersebut ke Polda jogja.
6. Sertu Sriyono anggota Korem Jogja,
dibacok oleh Sdr. Marcel, di bacok di bagian kepala sebelah kiri. Marcel adalah
anak buah dari Bripka Juan, rekan Decky, Dedi dan Adi, Korban di Bacok karena
menangkap Sdr. Dedi dan Adi dan menyerahkannya kepada Penyidik Polda Jogja.
7. Sebelum di titipkan ke LP Sleman,
Bripka Juan dihadapkan ke Sidang Pemecatan di Polda Jogja, sidangnyapun singkat
hanya 5 menit, ini adalah Sidang Penjatuhan Hukuman tersengkat di dunia, hanya
5 menit, hal ini membuktikan bahwa Polda sengaja memojokkan Bripka Juan,
setelah dipecat dalam wakktu 5 menit, bripka Juan dan 3 tersangka lainnya di
titipkan ke LP Sleman. Yang dibawa ke LP Sleman, bukan hanya Bripka Juan CS,
tapi termasuk 7 Tahanan Polda Jogja terkait Kasus Narkoba. Tapi Sdr. Marcel
pelaku pembacokan Sertu Sriyono tidak di titipkan di LP Sleman.
8. Kemudian mereka di masukkan ke dalam
Sel, yang mengantar Anggota Brimob, hingga ke dalam ruangan Tahanan LP. Sleman,
Bripka Juan ditempatkan 1 ruang dengan Decky di Blok-5, sedangkan Dedy
ditempatkan 1 ruang dengan Sdr. Adi di Blok-10. Dari penempatan Blok, nomor
serta isnya sudah jelas, ini sebagai titik tanda, dan hanya mereka ber-4 yang
menempatinya, sedangkan 7 tahanan Narkoba ditempatkan ruangan lain. disini
terlihat mulai terlihat kebohongan aparat Kepolisian Jogja, dimedia massa ke 4
korban di eksekusi di hadapan 11 tahanan lainnya, sambil bertepuk tangan,
sangat tidak masuk akal bahwa pasukan terlatih yang menyerang dengan cepat masih
sempat m,embuat Drama.
9. Berdasarkan Tuduhan Begajul Amerika
bernama Komnas HAM, Hendardi dan kecoak kecoaknya serta Jenderal Banci Antek
Amerika yang bernama Wiranti. Pelaku penyerangan di LP Sleman, menggunakan
penutup Wajah, senjata lengkap, menggunakan 5 kendaran, mereka adalah orang
yang terlatih, pertanyaannya adalah, benarkah hanya Kopassus yang terlatih di
negeri ini ? Anjing Pelacaknya Brimob juga terlatih. tapi tidak hanya Kopassus
yang terlatih, Masyarakat sipil dan aparat lainpun terlatih Densus-88 juga
terlatih, jika yang dituduh adalah anggota Kopassus itu kemungkinan kecil.
Karena Para Pelaku penyerangan yang lebih dari 16 orang, sepertinya sudah kenal
betul dengan Lingkungan dan situasi LP Sleman, terbukti:
a. Pelaku penyerangan juga Tahu dimana
meletakkan Mobil, karena mereka masuk ke Area LP Sleman menggunakan 5, 4 mobil
langsung menuju Area LP Sleman dan 1 menunggu diluar.
b. Pelaku tahu betul dan hafal dimana
letak CPU yang menyimpan rekaman CCTV LP. Sleman, kemudian dicuri oleh
penyerang.
c. Pelaku penyerangan Tahu, bahwa sistem
penguncian di LP Sleman dari dalam dan Luar, setelah mereka melumpuhkan penjaga
di depan dan merampas Kunci, kemudian membuka pintu dengan Kunci, merusak pintu
dan membuka kunci dalam dari lobang pecahan Pintu.
d. Pelaku penyerangan juga mengetahui
dimana ruangan ke-4 tahanan tersebut
dititipkan, kemudian mengeksekusinya
Kejadian ini sepertinya sudah
direncanakan dengan Matang dan para pelaku tahu dan hafal Area LP Sleman.
Sehebat apapun Kopassus, hal ini tidak mungkin dilakukan dalam waktu 16 Jam,
sedangkan Kopassus tidak pernah ke LP Sleman dan melakukan pengamatan sampai ke
dalam ruangan LP Sleman, yang tahu situasi dan keadaan LP Sleman adalah aparat
yang mengantar Tahanan, Masyarakat dan keluarga penghuni LP Sleman.
10. setelah dibantah oleh
beberapa anggota Kopassus, Pihak Lapas mulai membuat Skenario cadangan mencari
alasan, agar mereka tidak terlihat Kongkalikong dengan Polda, dan kami Yakin
bahwa Pihak Lapas Sleman dalam tekanan Polda, dengan membuat cerita Bohong :
"- Sekelompok orang
bersenapan laras panjang datang dengan lima minibus Toyota Avanza dan Innova.
Ada juga saksi yang melihat lima orang mengendarai sepeda motor.
- Lima belas orang di antaranya
melompati pagar yang tingginya tak sampai 1,5 meter. Sekitar dua-lima orang
berjaga di luar penjara.
- Satu orang menggedor gerbang
penjara dan menyodorkan surat meminjam tahanan.
- Setelah mengancam akan
meledakkan Lapas, 15 penyerang masuk ke ruang portir. Di sana mereka sempat
menyiksa delapan sipir.
- Dari ruang portir, sebagian
menyebar. Ada yang menuju ruang kepala lapas untuk mengambil kamera CCTV. Ada
juga yang menjemput Kepala Keamanan Lapas Margo Utomo untuk mengambil kunci
blok dan sel empat tahanan yang diincar.
- Empat penyerang masuk ke blok
empat tahanan itu. Tapi hanya satu yang masuk ke sel dan menembak empat tahanan
itu. "
pertanyaannya adalah :
a. Dari rangkaian kegiatan ini
apakah Waktunya Cukup 15 menit seperti yang diberitakan.
b. awalnya Lapas mengaku, Pelaku
menggunakan 5 mobil, sekarang ada se[peda Motor.
c. Pelaku menyodorkan Surat
peminjaman Tahanan, Pihak Lapas ingin berbohong tetapi malah berkata jujur dan
menjelaskan bahwa yang tahu mengenai Surat Peminjaman Tahanan hanya ada 2
institusi, yaitu : POLISI DAN KEJAKSAAN, (kemungkinan sangat kecil menuduh
Kejaksaan)
d. Ada yang menuju Ruang Ka
Lapas, untuk mengambil Kamera CCTV, Hal ini menunjukkan bahwa pelaku sangat
tahu dan hafal benar letak serta isi Lapas, termasuk Kamera CCTV, yang tahu
letak benda tersebut hanya 2 institusi, yaitu Lapas dan Polisi.
e. 1 orang masuk kedalam sel dan
menembak 4 pelaku, cerita Rambo yang dibuat, 1 orang ini hebat sekali, masuk
sendiri ke dalam sel dan menemnbak 4 pelaku, jika demikian, pertanyaannya
adalah siapa yang menyiksa Bripka Juan hingga tangan Kirinya Patah ? dan yang
menusuk Bripka Juan hingga terdapat 4 luka tusuk di badannya ? HAL INI MEMBUKTIKAN
CERITA BOHONG PIHAK LAPAS SLEMAN.
11. Para Pelaku langsung menuju ruang
Tahanan dan mengeksekusi 4 tahanan, Ke-4 tahanan tersebut ditembak Mati di 2
ruangan berbeda. Krn di TKP terdapat Selongsong Peluru kaliber 9 mm dan 7,62
mm, tapi keterangan Kadiv Humas Mabes Polri mengatakan di TKP hanya ada
selongsong munisi kaliber 9 mm tidak menyebut selonsong munisi lain. Kemudian
kondisi Bripka Juan selain luka tembak di Kepala¸ terdapaT. 2 luka tusukan di
dada kanan dan lengan kirinya Patah. Sedangkan Adi selain luka tembak, terdapat luka memar di
wajah sebelah kiri dan pergelangan tangan kiri Patah. Sedangkan Decky dan Dedy
hanya terdapat Luka tembak. Jadi tidak benar pemberitaan dari media bahwa ke 4
tahanan tersebut langsung diberondong oleh penyerang, krn 2 diantaranya sempat
dianiaya terlebih dahulu.
12. Mendengar ada kejadian penyerangan dan
pembunuhan di LP Sleman, Komandan Grup-2 langsung mengumpulkan dan mengecek
anggotanya hal tersebut selain perintah dari Pangdam IV Diponegoro juga menjadi
Protap di Kopassus apabila ada kejadian, asrama langsung di Alarm. Jarak tempuh
antara Sleman dengan Jogja adalah + 1,5 Jam, jadi tidak mungkin dalam waktu
tersebut mereka bisa tiba dengan cepat di Asrama Grup-Kopassus Kartosuro dan
bisa hadir saat apel pengecekan. Apalagi Pintu Ksatrian Grup-2 Kopassus jika
Malam Hanya 1 Pintu yang di Buka, itupun harus melewati 2 Pos penjagaan, jadi
sangat kecil kemungkinan anggota Kopassus terlibat dalam pnyerangan tersebut.
Dan hal ini bertambah janggal, karena saat kejadian Polda Jogja dan Jawa tengah
tidak melakukan sweeping dijalan guna mencegah pelaku melarikan diri, tapi hal
ini tidak dilakukan.
13 Mengenai pembentukan Opini Publik oleh
Media Masa yang seolah-olah bahwa pelaku penyerangan tersebut adalah Kopassus
dan secara tidak langsung menuduh Kopassus serta pernyataan Anggota Kimisi 3
DPR RI, Ahmad Yani, hal ini menandakan bahwa Anggota dewan yang terhormat ini
Memang Bodoh dan asal Bacot (nasehat buat anggota dewan yang terhormat ini
"PAK YANI... D]\KALAU TIDAK TAHU LEBIH BAIK DIAM, DIAM JUGA BISA MENUTUPI
KEBODOHAN", cenderung memojokkan Kopassus dengan mengatakan ;
a. Masalah Jogja adalah masalah Hukum,
berarti wewenang Keamanan ada di tangan Kepolisian bukan TNI.
b. Senjata yang digunakan adalah Senjata
Organik TNI, sudah jelas adalah senjata yang digunakan oleh TNI
c. Kok Pangdam IV, Cepat mengambil
kesimpulan, bahwa tidak ada anggotanya yang terlibat, Pangdam ini bisa di
copot, sudah jelas kok, Senjata yang digunakan untuk menyerang adalah Senjata
TNI Jenis SS-1, buatan Pindad.
d. Penyerang juga menggunakan Rompi Anti
Peluru. Dan senjata Khusus?
e. Media TV One memberitakan
Kalau Media massa sudah jelas,
siapa yang meminta penayangan berita
saja yang di publikasiskan, selama ini Kopassus diam saja tidak
menanyakan dan melakukan konfrensi Pers tentang anggotanya yang di Bunuh, Jika
Anggota Komisi-3 DPR RI Ahmad Yani saja
bisa dikelabui dan dibohongi oleh Polda Jogja, media dan kelompok yang
berkepentingan dikelabui, bagaimana dengan Rakyat, Tapi Bapak Ahmad Yani tidak
melakukan atau memberikan pendapat tentang Proses pemecatan Bripka Juan yang
tidak sesuai prosedur, pemecatan dilaksanakan setelah kasus ini mencuat yang
sebelumnya, Pihak Polda menyatakan bahwa Bripka Juan adalah pecatan Polda
Jogja.
Pertanyaanya adalah :
a. Dari mana Pak Ahmad Yani dan Media
tahu bahwa senjata yang di gunakan oleh penyerang menggunakan senjata SS-1
Pindad ? kuat dugaan adalah beliau menonton hasil Rekaman CCTV, jika dari
Rekaman CCTV, berarti pemberitaan media selama ini bahwa saat penyerangan Pelaku
menggondol CCTV adalah berita bohong yang sengaja dihembuskan, seolah olah
pelaku penyerangan lihai dan terlatih. Jika benar itu senjata SS-1 Pindad,
tentu ada nomornya, berapa Nomornya ?
jika beliau menonton dari hasil rekaman CCTV, Berarti CPU yang menyimpan
data rekaman CCTV di LP Sleman tidak hilang tapi sengaja disembunyikan.
sekarang terbukti, pendapat Anggotai Dewan yang terhormat Komisi-3 DPR RI
bernama Ahmad Yani adalah SALAH DAN MENUNJUKKAN KEBODOHANNYA, PANTAS SAJA
DEPARTEMEN YANG DI PIMPIN PARTAI SI KELEDAI INI ADALAH DEPARTEMEN YANG
TERKORUP.
b. Apakah Ahmad Yani tahu pengertian
Senjata Khusus ? dan pernah melihat serta menggunakan senjata tersebut ? SS-1
Bukan senjata Khusus, senjata Khusus adalah senjata Sniper dan Mitraliur. SS-1
Bukan senjata Khusus tapi Senapan Serbu jadi SS-1 adalah Senapan Serbu-1, Dan
Kopassus tidak menggunakan SS-1, yang menggunakan SSI-1 adalah Brimob
c. Mengenai pencopotan Pangdam-IV /
Diponegoro karena cepat mengambil kesimpuan atas kejadian tersebut, kita tidak
tahu apakah Pak Ahmad Yani punya wewenang atau Tidak yang jelas Pernyataan
Pangdam-IV / Diponegoro adalah Benar, cepat mengambil kesimpulan bahwa tidak
ada anggota TNI apalagi Kopassus yang terlibat, dari pernyataan Pak Ahmad Yani
saja sudah dijawab sendiri oleh Pak Ahmad Yani “bahwa pelaku penyerangan
menggunakan Senjata SS-1 Pindad, mengapa dijawab sendiri ? “KARENA GRUP-2 DAN
SELURUH ANGGOTA KOPASSUS TIDAK MENGGUNAKAN SENAPAN SS-1 PINDAD” yang menggunakan senjata SS-1 dan FNC kaliber
5,56 mm adalah BRIMOB POLRI DAN BRIMOB JOGJA MENGGUNAKAN SENJATA SS-1, FNC DAN
AK-101 CHINA. Dan sangat tidak mungkin Anggota Kopassus bisa keluar senjata
sembarangan karena Jam 17.00 gudang senjata sudah ditutup, tidak ada senjata,
munisi dan Bahan peledak yang keluar masuk. Jikapun ada harus melalui beberapa
prosedur, mulai dari melapor ke Pejabat, melapor ke pejabat, mengurus Surat
ijin, menghubungi pejabat Gudang, munukar kartu keluar masuk kunci senjata,
karena seluruh senjata di Kopassus dirantai dan di Gembok, mengurus surat serah
terima senjata dll, belum lagi melewati 3 lapis kunci pintu gudang senjata.
Aparat yang mudah mengakses senjata di Indonesia ini adalah BRIMOB POLRI.
d. Pak Ahmad Yani lupa selain rekaman
CCTV, di TKP terdapat Selongsong Peluru 7,62 mm, yg digunakan oleh senjata
AK-47, yang menggunakan Senjata AK-47 adalah BRIMOB POLRI, kemudian terdapat
Selongsong munisi 5,56 mm / MU-5 TJ, munisi ini bisa digunakan di senjata SS-1
Pindad, M-16 A1, dan senapan AK-101 China, yang menggunakan senapan SS-1 Pindad
dan AK-101 China adalah BRIMOB POLRI.
e. Tentang Rompi Anti Peluru, mungkin
yang dilihat adalah Fet yang berbentuk Rompi, terlihat berwarna Hitam,
sedangkan DI GRUP-2 KOPASSUS MEREKA MEMILIKI 2 JENIS ROMPI ANTI PELURU YANG
MEMILIKI CORAK LORENG TNI DAN LORENG DARAH MENGALIR. Yang menggunakan Rompi
Anti Peluru berwana Hitam adalah BRIMOB POLRI.
14 Pernyataan Polda bahwa ke 4 tersangka
ditangkap oleh Polda dan barang Bukti Botol dan Pisau ditemukan di TKP. Pernyataan
tersebut tidak benar, Polda hanya menangkap Bripka Juan dan Sdr. Decky,
sedangkan Adi dan Dedi ditangkap oleh Intel Korem. Barang bukti pisau ditemukan
bukan di Hugos Kafe, tapi ditemukan di tempat tinggal Sdr. Dedy bukan di Hugos
Kafe. Akibat penangkapan tersebut, Marcel mebacok Sertu Sriyono karena
melakukan penangkapan terhadap beberapa pelaku pengeroyokan Seru Santoso.
15. Polisi tidak konsisten menangani
permasalahan Jogja, serta cenderung mencari pembenaran, Pembentukan Opini
Publik sudah keluar dari Substansial permasalahan yang sebenarnya, pelaku
pengeroyokan Serka Santoso berjumlah 7 orang, 3 masih Buron, kemudian
keterkaitan pembacokan Sertu Sriyono yang dilakukan oleh Marsel sampai saat ini
tidak diuangkap, apa motof dari pembacokan tersebut, serta kesalahan prosedur
pemecatan Bripka Juan oleh Polda Jogjakarta.
16. Dari runtutan kejadian, Korban, Barang
Bukti di TKP, serta UPAYA pembentukan opini Publik oleh Polri melalui media
massa, yang cenderung menutupi kejadian yang sebenarnya, sangat jelas bahwa ini
adalah Fitnah. KESIMPULANNYA ADALAH TNI APALAGI KOPASSUS TIDAK TERLIBAT KASUS
PENYERANGAN DI LP SLEMAN, mengapa pihak Kepolisian tidak melakukan pembuktian
terbalik. Tanpa menuduh pihak dan Institusi tertentu, yang jika dikaitkan satu
sama lain baik korban, TKP, Bukti di TKP serta kegiatan. Tidak satupun
menunjukkan keterlibatan Kopassus maupun institusi TNI. Polri harus jujur dan
Fair dalam mengungkap dan menangani kasus Jogja, membuka siapa saja yang
terlibat, seluruh pelaku termasuk 3 orang yang masih buron dan tidak pernah
diungkap oleh Polri, tanpa harus menutup-nutupi serta berbohong, tanpa berusaha
seolah olah dipojokkan, dan menunjukkan Barang bukti yang sebenarnya, termasuk
rekaman CCTV di Hugos Kafe secara utuh tanpa di edit dan di rusak, karena
merusak barang bukti adalah suatu tindakan kejahatan melawan Hukum.
17. Ada Upaya Pihak Polda Jogja
menutupi kasus yang sebenarnya dengan mengalihkan isu penyerangan terhadap LP.
Sleman. teorinya sangat Gampang :
- Yang menyidik 4 Korban adalah
Polisi
- Yang mengantar Korban ke LP
adalah Polisi
- yang memasukkan tahanan ke
ruang Tahanan adalah Polisi. dari sini mulai terbukti bahwa, sebelum di
eksekusi, Adi dan Dedy sempar berbaur
dengan 11 tahanan Narkoba lainnya, kemudian ketahuan oleh Polda dan dikembalikan
ke ruang Tahanan A-5
- Yang mengetahui lingkunagn LP
adalah Polisi
- yang sering ke LP adalah
Polisi.
- yang tahu letak CCTV adalah
Polisi.
18. Saat terjadinya penyerangan
di LP, SELURUH APARAT KEPOLISIAN JOGJA DAN JAWA TENGAH, TIDAK ADA SATUPUN YANG
MELAKUKAN SWEEPING, DAN AJAIBNYA SAAT KEJADIAN, SELURUH REKAMAN CCTV YANG
MEMONITOR LALU LINTAS TIDAK BERFUNGSI.
yang bisa mengaktifkan dan
mematikan CCTV lalu lintas adalah Polisi.
19. di TKP hanya terdapat 13
Selongsong munisi, sekarang mulai di buat buat, seolah olah terlihat brutal dan
sadis, belakangan ditemukan 31 proyektil di tubuh ke 4 korban, teorinya Amerika
dipakai, dinggal angkanya di balik. bertambah lagi kebodohan aparat ini, sama
dengan kasus antasari, sangat aneh dan janggal, senapan Munisi 7,62 mm pelornya
bersarang di badan? jika manusia di jejer 4 orang kemudian ditembakkan dengan
Senapan AK-47 maka ke 4 orang tersebut akan tembus, jadiiiii, TIDAK MUNGKIN
MUNISI KALIBER 7,62 MM, bersarang di badan.
20. ada lagi yang mengatakan
bahwa korban diberondong, itu adalah Bohong ! Decky, Dedy dan Bripka Juan ditembak dari belakang dalam
keadaan tiarap, peluru melintas dari bagian belakang badan tembus di depan.
untuk Bripka Juan luka tembak dari kepala kanan tembus ke kiri tepat dibelakang
kuping,, sedangkan Sdi, ditembak dari depan dalam keadaan Jongkok
Mungkin anda akan mengira bahwa
tulisan dan fakta di atas adalah suatu kebohongan dan mengarang ngarang :
perhatikan foto di bawah ini dan
Uji Balistiknya, KAMI MENANTANG SELURUH AHLI BALISTIK POLRI UNTUK MENJELASKAN
GAMBAR INI :
Mayat Benyamin Sahetapy alias
Decky, decky mengalami Luka tembak di perut sebelah kiri dan ulu Hati,
kemungkinan Korban di tembak saat duduk, terlihat di Gambar selongsong munisi
kaliber 7,62 mm, dan pelor mengenai tembok (lingkaran Kuning). Korban ditembak
saat membelakangi Pelaku karena bekas luka masuknya pelor lobangnya terlihat
kecil, (tempat keluarnya pelor, luka akan terbuka keluar dan besar)
Mayat Bripka Yohanis Juan Manbait
alias Juan, karena Luka tembak di Bagian belakang Kepala dari luka yang cukup
besar, dan kepala bagian belakang terbuka, kuat diduga munisi yang digunakan
adalah kaliber 7,62 mm digunakan di Senjata AK-47, selain luka tembak, di dada
kanan korban terdapat beberapa Luka Tusuk benda Tajam, dan Lengan Kiri Patah,
terlihat di Gambar lengan kiri Korban tertekuk. Bripka Juan dieksekusi setelah
Sdr. Decky di eksekusi, Kaki yang nampak di Gambar adalah Kaki saudara Sdr.
Decky, terlihat ada darah kepala Bripka Juan yang muncrat di kaki Kanan Sdr.
Decky (lingkaran Kuning). Panah merah adalah lintasan peluru saat Bripka Juan
di tembak. Terlihat selongsong munisi kaliber 5,56 mm di bagian atas kepala
Korban (lingkaran Putih).
Korban, Dedy alias Adrianus
Chandra Galaja, terdapat 2 luka tembak di Punggung Kiri, korban ditembak dari
belakang, tampak terlihat selongsong munisi kaliber 5,56 mm (lingkaran Kuning)
Sdr. Adi berada di Kaki sdr. Dedy.(Panah Merah)
Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi,
Korban di tembak tepat di bagian pipi sebelah kiri tembus ke belakang,
kemungkinan Korban di tembak dalam keadaan Jongkok, terlihat percikan darah di
tembok serta Pantulan peluru (lingkaran Kuning), pergelengan tangan kiri korban
terlihat Patah. Terdapat selongsong Munisi Kaliber 7,62 mm (lingkaran merah),
sedangkan darah yang merembes di dekat tangan Adi adalah Darah sdr. Dedy.
(Panah Kuning, Posisi sdr. Adi), Arah Lintasan Peluru (Panah Merah)
Korban, Dedy alias Adrianus
Chandra Galaja, setelah badannya di balik.
KESIMPULANNYA ADALAH :
1. POLDA JOGJA JANGAN MENUTUPI
KEJADIANNYA KONFLIK PERSAINGAN KARTEL NARKOBA DI ANTARA ANGGATA POLDA JOGJA.
2. POLISI SEGERA MENANGKAP 3
ORANG ANGGOTANYA YANG MELARIKAN DIRI SAAT KEJADIAN DI HUGOS KAFE, SATU BERNAMA
HARUN DAN SATU LAGI BERNAMA DAVID SERTA SEORANG PERWIRA POLDA JOGJA.
3. KASUS PERSETERUAN INI
SEBENARNYA ADALAH PERSETERUAN ANTARA KELOMPOK UGOH SENO DAN KELOMPOK GORIES
MERE.
4. PELAKU PENYERANGAN LP SLEMAN
ADALAH UNIT ZIBOM GEGANA DIDIKAN GORIES MERE.@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar