Selasa, 12 Maret 2013

Tiga Serangkai dari Timor Timur, Jakarta dan Solo


Jurnalis Independen: Kisah masa lalu mereka, bisa dikatakan sebagai "Tiga Serangkai" dari Timor Timur, Jakarta dan Solo. Walau begitu, ketiganya memiliki nasib yang berbeda dan berkepribadian berbeda pula.

Ada hubungan dan keterkaitan antara sosok Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Hercules. Tidak jelas kapan hubungan mutualisme ini mulai terjalin, yang pasti hubungan tersebut terlihat saat Pilgub DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

GRIB yang dibentuk oleh Hercules nyatanya, menyertakan nama Prabowo sebagai Dewan Pembina. Bukan tanpa alasan, Hercules ngefans dengan sosok Prabowo. Selain mengaku dirinya dekat dengan Prabowo sejak di Timor-Timur, bekas penguasa Tanah Abang Jakarta ini juga dengan terang-terangan mendukung Prabowo sebagai presiden RI.

"Harga mati Pemilu 2014 Prabowo jadi presiden. Siap mendukung Prabowo dalam pilpres dan Gerindra memenangkan Pemilu 2014. Tidak ada figur selain Prabowo yang pantas menjadi presiden. Kecewa dengan SBY, dipenjara dan dihukum dengan tidak benar," ujar Hercules dalam sambutan pembukaan DPP GRIB di Kemanggisan Jakarta, Minggu (20/5).

Melihat jumlah dukungan yang meluap dari pihak Hercules, Prabowo merasa diuntungkan. Melihat kesempatan emas ini, dengan serta merta Prabowo langsung menginstruksikan massa GRIB untuk membantu kemenangan Jokowi-Ahok di Pilkada Jakarta pada Juli lalu. Bukan hanya itu, massa GRIB diserukan untuk mengawasi KPU dalam Pilgub DKI Jakarta.

"Saya imbau GRIB dan Gerindra mengecek daftar pemilih, nama tidak jelas sangat berbahaya mengancam demokrasi dan sangat keji. GRIB untuk turun cek beri tekanan ke KPU, yakinkan mereka ini membahayakan," ujar Prabowo di Jakarta (20/5).

Sang pengemban amanah, Hercules langsung menyambut instruksi Prabowo dengan takzim. Ribuan pengikut Hercules dikerahkan untuk mengawasi proses demi proses dalam Pilgub DKI Jakarta, termasuk pendataan DPT.

"Dewan pembina partai mengarahkan untuk mengawasi pendataan DPT. 50 ribu anggota akan mengawasi pendataan pemilih. Agar tidak terjadi lagi data pemilih ganda" kata Hercules saat dihubungi merdeka.com, Senin (21/5).

Dukungan juga terlihat ketika pasangan Jokowi-Ahok berkampanye, berbondong-bondong simpatisan Hercules ikut mengamankan kampanye. Saat itu adalah pemandangan wajar melihat Hercules, Prabowo dan Jokowi tampil bersama.

Kini, Hercules jatuh dalam lubang masalah. Hercules terancam dibui akibat sikap premanismenya melawan polisi. 

Penjelasan Hercules Soal Penangkapannya di Jakbar
Hercules bersama 50 anggotanya dibekuk Anggota Resmob Polda Metro Jaya, karena diduga melakukan pemerasan oleh Pihak Kepolisian. Namun Hercules membantah tuduhan tersebut, dan menegaskan bahwa tidak ada pemerasan dan juga tidak ada gangguan di lingkungan tersebut.

"Rumah saya di situ, lokasi saya rumah saya di situ, tidak ada pemerasan, tidak ada gangguan," kata Hercules saat digiring dari gedung Dirkrimum ke Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (8/3).

Hercules mengatakan, bahwa sebelum kejadian, dirinya baru saja pulang kerja dan hendak pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Dia mengatakan, sempat bertemu Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Hengki Haryadi dan bertanya. Kemudian Henki kata Hercules, menjelaskan bahwa Kepolisian akan melakukan apel di lokasi tersebut dan dirinya mengatakan tidak ada masalah.

"Saya bertemu Kasat Resmob, bapak-bapak mau ada apel, saya bilang nggak ada masalah," ujarnya.

Namun saat bertemu Polisi tersebut, Hercules melihat ada seorang ibu yang akrab di sapa Ibu Chandra melambaikan tangan ke arah Polisi. Melihat itu, Hercules kemudian menegur wanita tersebut.

"Di situ ada perempuan namanya ada Ibu Chandra, tangannya itu-ituin, saya tegur perempuan itu," papar Hercules.

Usai menegur wanita bernama Chandra yang diketahui management PT Tjakra Mukti Strategi, dirinya meminta maaf kepada Hengki dan kemudian pamit untuk pulang menuju rumahnya.

"Saya minta maaf sama kanit resmob atas marah itu, saya pulang rumah itu rumah," jelasnya dengan mengenakan baju panjang berkerah warna kuning.

Sebelumnya, saat kepolisian dari Polres Metro Jakarta Barat dan delapan Polsek se-Jakarta Barat sedang melakukan upacara sekitar pukul 15.30 WIB di depan pintu masuk pertokoan, beberapa orang dari kelompok Hercules yang berasal dari dalam perumahan memecahkan kaca pertokoan sekitar pukul 16.00 WIB.

Menurut informasi yang dihimpun, Hercules sering melakukan pemerasan dan intimidasi pembangunan ruko.

Buntut pengrusakan ini, polisi menangkap lima anak buah Hercules yang membawa senjata tajam ke Mapolres Jakarta Barat. Tidak terima anak buahnya ditangkap, Hercules meminta anak buahnya dilepaskan. Sempat terjadi adu mulut antara polisi dan Hercules.

Saat polisi ingin menangkap anggota Hercules, kelompoknya sempat melawan. Polisi sempat mengeluarkan beberapa tembakan peringatan.

Sekitar pukul 17.00 WIB anggota Resmob Polda Metro Jaya datang ke lokasi. Hercules bersama 44 anak buahnya dibawa ke Mabes Polda sekitar pukul 18.30 WIB dengan 4 mobil mikrolet M 11.@ Mustiana

Tidak ada komentar: