Jurnalis Independen: Banyaknya kasus korupsi kakap
yang melibatkan Keluarga Cikeas, selalu memunculkan sosok Bunda Putri yang
sangat monumental. Sayangnya, pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi tidak
bertindak cekatan dan cerdas atas berbagai informasi yang terlontar dari para
pesakitan korupsi yang hanya menjadi wayang Cikeas yang diwakili figur Bunda
Putri.
Munculnya 3 nama yang mengaburkan
identitas sejati Bunda putri sebagai orang yang ada dibalik kasus korupsi impor
daging sapi, Hambalang dan Century, telah berhasil di masgulkan oleh media
ternama tanah air. Media pelacur ternama itu, telah berhasil menggeser,
mengaburkan dan menenggelamkan peran bunda putrid yang bersinergi dengan
kerajaan Cikeas.
Media itu disebut mendapatkan “jatah
korupsi” miliaran rupiah dari keluarga Cikeas dan para koruptor kakap.
Setidaknya ada 3 nama yang
mencuat dan diasumsikan sebagai sosok Bunda Putri. Yang pertama ia disebut sebagai
Non Saputri, Tuti Iswari dan Silvia Sholehah.
Munculnya nama Bunda putri paling
santer di keluarkan oleh Luthfi Hasan Ishaq (LHI) politisi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) tersangka korupsi import daging sapi yang juga merupakan ketua
komisi I DPR RI.
Keterangan LHI dipelintir hingga
mengarah kepada sosok Bunda Putri bernama asli Non Saputri yang merupakan istri
muda seorang Dirjen. Sementara ada yang mengaitkan figure Bunda Putri adalah
adik dari Wapres Budiono bernama Tuti Iswari pensiunan pegawai Bank Indonesia. Padahal
Bunda Putri sebenarnya adalah seorang dirijen koruptor yang bekerja untuk
Cikeas dan bersinergi dengan media cetak terbesar tanah air.
Jika Bunda Putri yang dimaksud adalah
Non Saputri maupun Tuti Iswari yang tidak memiliki power dan menjadi tangan
kanan Lady Indonesia, tidak akan mungkin menggetarkan hati Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono saat nama Bunda Putri disebut LHI.
Jika yang dimaksud Bunda Putri
adalah Non Saputri, Kementan Suswono tak akan “tumuk-tumuk” mendatangi rumah Non
Saputri yang menjadi istri kedua bawahannya. Baik Non Saputri maupun Tuti Iswari,
tidak memiliki power, kekuasaan, menjadi mafia proyek megah korupsi dan tak
akan membuat panik Presiden SBY.
Bunda Putri yang dimaksud dan
yang menjadi dirijen koruptor kakap negeri ini adalah tangan kanan Ibu Negara Ani
Yudhoyono. Sayangnya, ada media yang mengkhususkan diri untuk membekup dan
mengaburkan agar kasus-kasus korupsi kakap negeri ini yang melibatkan Cikeas menjadi
kabur dan hilang ditelan keragu-raguan yang dihembuskan. Untuk perannya,
seluruh awak media dan media bersangkutan mendapatkan imbalan puluhan milyar
dari sang maestro korupsi.
Jika Bunda putri dinisbahkan
kepada sosok Silvia Sholehah, tentu akan menjadi terang benderang. Sebab sosok
terakhir inilah wanita yang memiliki peran penuh bahkan mengetahui semua
kebijakan dalam pemerintahan Presiden SBY termasuk masalah resufle kabinet.
Sylvia Solehah adalah istri
kepala rumah tangga kepresidenan Kombes Purn Purnomo D Rahardjo. Itu sebabnya
Bunda Putri tahu persis rencana-rencana resufle yang sangat rahasia dan hanya
diketahui oleh SBY dan Ani SBY sendiri. Juga itu sebabnya kenapa Bunda Putri
yang sejati bisa memerintah, mempengaruhi bahkan ditakuti oleh para menteri.
Silvia Solehah yg bertindak untuk
dan atas nama Ibu Negara Ani Yudhoyono sangat wajar disegani dan ditakuti oleh
para pejabat Negara. Kekuasaan Silvia Solehah sama dengan kekuasaan Ani SBY
karena sudah jadi rahasia elit bahwa Silvia Solehah ini adalah kuasa penuh Ani
SBY.
Jika KPK berani, peka dan cerdas,
tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini dan segera memanggil ketiga
wanita yang digambarkan sebagai sosok Bunda Putri. Sekaligus menyeret media
cetak yang menjadi kaki tangan koruptor kelas dewa di negeri ini.
Sebagai penjelasan akhir yang
didapat dari akun twiter suara rakyat@TrioMacan2000, media besar yang berada
dibalik pengaburan sosok Bunda Putri dan megah korupsi di negeri ini adalah
Majalah Tempo.@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar