Selasa, 22 Oktober 2013

Tempo Kecoh Publik Tentang Bunda Putri

Jurnalis Independen: Banyaknya kasus korupsi kakap yang melibatkan Keluarga Cikeas, selalu memunculkan sosok Bunda Putri yang sangat monumental. Sayangnya, pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi tidak bertindak cekatan dan cerdas atas berbagai informasi yang terlontar dari para pesakitan korupsi yang hanya menjadi wayang Cikeas yang diwakili figur Bunda Putri.


Munculnya 3 nama yang mengaburkan identitas sejati Bunda putri sebagai orang yang ada dibalik kasus korupsi impor daging sapi, Hambalang dan Century, telah berhasil di masgulkan oleh media ternama tanah air. Media pelacur ternama itu, telah berhasil menggeser, mengaburkan dan menenggelamkan peran bunda putrid yang bersinergi dengan kerajaan Cikeas.

Media itu disebut mendapatkan “jatah korupsi” miliaran rupiah dari keluarga Cikeas dan para koruptor kakap.

Setidaknya ada 3 nama yang mencuat dan diasumsikan sebagai sosok Bunda Putri. Yang pertama ia disebut sebagai Non Saputri, Tuti Iswari dan Silvia Sholehah.

Munculnya nama Bunda putri paling santer di keluarkan oleh Luthfi Hasan Ishaq (LHI) politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersangka korupsi import daging sapi yang juga merupakan ketua komisi I DPR RI.

Keterangan LHI dipelintir hingga mengarah kepada sosok Bunda Putri bernama asli Non Saputri yang merupakan istri muda seorang Dirjen. Sementara ada yang mengaitkan figure Bunda Putri adalah adik dari Wapres Budiono bernama Tuti Iswari pensiunan pegawai Bank Indonesia. Padahal Bunda Putri sebenarnya adalah seorang dirijen koruptor yang bekerja untuk Cikeas dan bersinergi dengan media cetak terbesar tanah air.

Jika Bunda Putri yang dimaksud adalah Non Saputri maupun Tuti Iswari yang tidak memiliki power dan menjadi tangan kanan Lady Indonesia, tidak akan mungkin menggetarkan hati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat nama Bunda Putri disebut LHI.

Jika yang dimaksud Bunda Putri adalah Non Saputri, Kementan Suswono tak akan “tumuk-tumuk” mendatangi rumah Non Saputri yang menjadi istri kedua bawahannya. Baik Non Saputri maupun Tuti Iswari, tidak memiliki power, kekuasaan, menjadi mafia proyek megah korupsi dan tak akan membuat panik Presiden SBY.

Bunda Putri yang dimaksud dan yang menjadi dirijen koruptor kakap negeri ini adalah tangan kanan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Sayangnya, ada media yang mengkhususkan diri untuk membekup dan mengaburkan agar kasus-kasus korupsi kakap negeri ini yang melibatkan Cikeas menjadi kabur dan hilang ditelan keragu-raguan yang dihembuskan. Untuk perannya, seluruh awak media dan media bersangkutan mendapatkan imbalan puluhan milyar dari sang maestro korupsi.

Jika Bunda putri dinisbahkan kepada sosok Silvia Sholehah, tentu akan menjadi terang benderang. Sebab sosok terakhir inilah wanita yang memiliki peran penuh bahkan mengetahui semua kebijakan dalam pemerintahan Presiden SBY termasuk masalah resufle kabinet.

Sylvia Solehah adalah istri kepala rumah tangga kepresidenan Kombes Purn Purnomo D Rahardjo. Itu sebabnya Bunda Putri tahu persis rencana-rencana resufle yang sangat rahasia dan hanya diketahui oleh SBY dan Ani SBY sendiri. Juga itu sebabnya kenapa Bunda Putri yang sejati bisa memerintah, mempengaruhi bahkan ditakuti oleh para menteri.

Silvia Solehah yg bertindak untuk dan atas nama Ibu Negara Ani Yudhoyono sangat wajar disegani dan ditakuti oleh para pejabat Negara. Kekuasaan Silvia Solehah sama dengan kekuasaan Ani SBY karena sudah jadi rahasia elit bahwa Silvia Solehah ini adalah kuasa penuh Ani SBY.

Jika KPK berani, peka dan cerdas, tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini dan segera memanggil ketiga wanita yang digambarkan sebagai sosok Bunda Putri. Sekaligus menyeret media cetak yang menjadi kaki tangan koruptor kelas dewa di negeri ini.


Sebagai penjelasan akhir yang didapat dari akun twiter suara rakyat@TrioMacan2000, media besar yang berada dibalik pengaburan sosok Bunda Putri dan megah korupsi di negeri ini adalah Majalah Tempo.@

Tidak ada komentar: