Jurnalis Independen: Enaknya para pejabat seperti Akil
Mochtar yang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, ia memiliki banyak rekening dan
perusahaan yang ditengarai hasil merampok kliennya terkait sengketa pemilukada.
Uang –uang panas itu ia simpan dalam berbagai bentuk, seperti salah satunya di
CV RS yang memiliki asset 100 miliar rupiah.
Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya aliran dana kepala daerah kepada
Ketua Mahkamah Konstitusi (nonaktif) Akil Mochtar. Namun, belum diketahui pasti
aliran dana tersebut terkait kasus apa.
"Kami sudah analisis
sejumlah rekening seperti adiknya Atut, Wawan, Akil Mochtar, termasuk CV RS,
dan beberapa pihak terkait. Ada unsur pimpinan daerah yang disebut mengalirkan
dana ke dia (Akil)," ujar Kepala PPATK M Yusuf di Kompleks Parlemen,
Jakarta, Senin (21/10/2013).
Yusuf tidak menyebutkan kepala
daerah mana yang dimaksud. Namun, ia membenarkan adanya kepala daerah yang kini
kasusnya sedang disidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Artinya, ada aliran
dana lain yang diterima Akil selain dalam operasi tangkap tangan.
Lebih lanjut, Yusuf menuturkan
hasil penelusuran PPATK saat ini mulai menunjukkan adanya upaya pencucian uang
yang dilakukan oleh Akil Mochtar. Bentuk pencucian uang yang dilakukan itu
adalah penempatan dan penyamaran.
"Ini tinggal didalami ke
penegak hukum," katanya.
Terkait dengan aliran dana ke
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Yusuf mengatakan bahwa PPATK belum
menyentuh rekening Atut. Pasalnya, Atut masih berstatus saksi. "Spesial ke
dia belum; kecuali kalau sudah ada tindak pidana, baru jalan. Kami hormati
privasi yang bersangkutan," tutur Yusuf.
Akil Mochtar ditetapkan menjadi
tersangka dan ditahan oleh KPK atas dugaan suap dalam penanganan Pilkada Gunung
Mas dan Pilkada Lebak. Akibat kasus ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyetujui pemberhentian sementara Akil sebagai hakim konstitusi.
KPK juga telah mengarahkan
penyidikan terhadap Akil ke tindak pidana pencucian uang. Pelacakan aset-aset
dan harta kekayaan yang dikuasai orang dekat Akil tengah dilakukan. KPK
mengetahui, ada sebuah perusahaan yang diduga menjadi tempat Akil "mengumpulkan"
uang untuk kemudian menyamarkan asal-usul perolehannya.
Perusahaan itu berinisial RS dan
diketahui berkantor di Pontianak dan baru berdiri pada tahun 2010. Komisaris
atau direksi perusahaan adalah kerabat terdekat Akil. Rekening perusahaan ini
tersimpan di dua bank BUMN dengan nilai Rp 100 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar