Jurnalis Independen: Sampai hari ini, Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) belum secara resmi mengumumkan pasangan calon
presiden dan wakil presiden yang akan diusung PDIP dalam Pemilu 2014 mendatang.
Namun berdasarkan butir rekomendasi hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III
yang dibacakan Puan Maharni dalam penutupan di Ancol, Jakarta, awal Sepember
2013, khususnya rekomendasi butir 14-17, telah nyata bahwa semua kriteria calon
presiden yang dijagokan PDIP dimiliki seutuhnya Joko Widodo (Jokowi) yang saat
ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Mengapa sampai saat ini Ketua
Umum PDIP Megawati belum juga menyampaikan secara terbuka dukungan memajukan
Jokowi sebagai capres 2014 dari partai berlambang banteng moncong putih itu?
Ini adalah strategi politik Megawati
agar si “anak kesayangan”, dalam hal ini Jokowi, tetap terlindung dari serangan
lawan-lawan politiknya, yang bisa saja membuat citra bekas Walikota Solo itu
menjadi buruk. Akrobat politik bisa saja terjadi kapan pun. Jadi diamnya
Megawati adalah cara melindungi Jokowi. Megawati menunggu saat yang tepat untuk
mengumumkan Jokowi sebagai Capres 2014 yang akan diusung PDIP.
Dan kenyataan ini tersirat dalam
butir terakhir hasil Rakernas III PDIP yang dibacakan Puan Maharani, bahwa
pasangan calon presiden dan wakil presiden 2014 akan disampaikan pada momentum
yang sesuai dinamika politik, kesiapan jajaran internal partai dan kepentingan
ideologis partai. Kata ideologis perlu digariswabahi, karena Jokowi yang
tampilannya sederhana, pekerja keras dan jujur dengan berbaju putih dilipat
setengah tangan, cocok dengan cita-cita besar panutan partai itu, Bung Karno.
Strategi melindungi pamor Jokowi
dari serangan lawan-lawan politiknya, sampai saat ini cukup berhasil.
Masyarakat semakin haus akan sosok pemimpin negeri yang bersih, tidak korupsi,
dan memihak pada rakyat. Arus dukungan terhadap Jokowi sebagai calon presiden
semakin hari tak terbendung lagi. Bukan hanya di tanah Jawa, Jokowi effect
sudah merambah sampai Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Bungkamnya Megawati yang belum
juga menegaskan Jokowi sebagai Capres 2013 membuat lawan-lawan politik dari
partai-partai besar semakin kecut dan ketar-ketir. Jika salah menjagokan capres
dan cawapresnya maka suara calon pemilih potensialnya dipastikan akan berpaling
pada partai berlambang banteng (bila benar Jokowi akan dimajukan oleh PDIP).
Setelah sekian kali diadakan
pemilihan (pemilu) di tanah air, sekian kali pula rakyat kecewa terhadap hasil
kinerja pemerintahan. Korupsi merajalela, hukum dipermainkan, kemiskinan
semakin meningkat, harga sembako tak terjangkau rakyat kecil, pengangguran
merata dari pelosok tanah air hingga pusat kota. Yang paling mengenaskan, aktor
korupsi justru adalah mereka yang naik dari jabatan partai politik, mulai dari
anggota DPRD sampai dengan DPR RI.
Menurut data dalam tahun
2004-1013 jumlah anggota DPR/DPRD Tk I dan TK II, sebanyak 431 anggota DPRD
provinsi terjerat kasus hukum. Berdasarkan surat izin pemeriksaan yang
dikeluarkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada akhir 2012, sebanyak 137
(35,49 persen) orang diperiksa kepolisian dan 294 orang (64,51 persen)
diperiksa kejaksaan. Dari 431 kasus,
sebanyak 83,76 persen terjerat kasus korupsi, dan lainnya kasus pidana,
pemerasan dan perzinahan.
Jumlah anggota DPRD
kabupaten/kota yang terseret kasus hukum lebih besar lagi mencapai 2.545 orang.
Namun, hingga kini aparat kepolisian dan kejaksaan baru memeriksa 994 orang
saja. Dari 2.545 anggota dewan, terdapat 1.050 orang (40,07 persen)
teridentifikasi kasusnya adalah korupsi. Dengan kata lain, selama delapan tahun
terakhir, setidaknya 2.976 anggota dewan terjerat kasus hukum yang didominasi
kasus korupsi.
Dengan pengalaman pahit tersebut,
masyarakat mulai dewasa secara politik. Masyarakat dalam Pemilu 2014 jelas
semakin cerdas. Rakyat tak mau beli kucing dalam karung.
Jika benar Jokowi menjadi Capres
2014, rakyat ‘kemungkinan besar’ akan mempercayakan Jokowi jadi Presiden 2014,
untuk membela hak-hak rakyat yang selama ini belum sempat diperhatikan secara
menyeluruh oleh rezim lama.
Jika Jokowi resmi diusung PDIP
menjadi Capres, maka sudah banyak yang meramalkan bahwa dari dalam bilik pemilu
2014, sebagian besar suara rakyat akan diberikan secara suka rela untuk PDIP.
Ditambah lagi suara kaum golput
(golongan putih) yang selama ini tak pernah mau memberikan suaranya karena
merasa belum menemukan sosok pemimpin yang berkualitas, dipastikan suara golput
akan mengalir untuk Jokowi yang berada dalam naungan PDIP.
Selain itu, dalam memilih capres
dan cawapres, rakyat sekarang tak melihat lagi apa partainya. Mengapa? Karena
saat ini hampir semua partai belum bisa membuktikan partainya bebas dari
suap/korupsi dan menjunjung tinggi hukum sebagai panglima.
Rakyat akan memilih sosok
pemimpin yang mewakili kepentingan rakyat, bukan mewakili kepentingan partai
dan isi kantong pribadi, kerabat, dan kenalan baiknya.
Hingga kini, ada istilah yang
beredar di tengah-tengah masyarakat, yang membuat saya senyum-senyum sendiri,
“Apa pun partainya, Jokowi nyoblosnya.”
Nah….loh……….!!!!
Ini warning bagi semua partai,
termasuk PDIP tentunya.
Maksudnya, partai-partai di luar
PDIP harus berusaha keras mencari figur Capres 2014 yang bisa menandingi pamor
Jokowi di mata rakyat agar mampu memenangkan Pemilu 2014. Masih ada atau tidak
yang mampu menandingi Jokowi?
Nah, jika benar Jokowi akan
diusung PDIP sebagai Cawapres 2014 dan kemudian berhasil memenangkan pemilu
2014, maka PDIP jangan bertepuk dada. Sebab Suara yang diberikan oleh
pemilihnya bukan hanya karena melihat melihat PDIP sebagai sebuah partai besar,
tetapi juga karena kehadiran sosok Jokowi.
Mengapa? Menggelembungnya suara
PDIP dalam kemenangan Pemilu 2014 nanti diindikasikan karena adanya tiga faktor
utama, yaitu loyalitas dari simpatisan dan pendukung fanatik PDIP, suara golput
yang memutuskan untuk tidak golput sehingga memilih Jokowi yang ada di kandang
partai berlambang banteng, dan suara rakyat dari partai lain yang merembes
mengalir deras ke kubu PDIP lantaran adanya sosok Jokowi yang fenomenal.
Andaikan (ini hanyalah
perumpamaan saja) Jokowi menyebrang ke
partai lain dalam Pemilu 2014, maka Jokowi tetap unggul sebagai Capres 2014 .
(puri areta)
1 komentar:
SAYA SANGAT BERSYUKUR ATAS REJEKI YANG DIBERIKAN KEPADA SAYA DAN INI TIDAK PERNAH TERBAYANKAN OLEH SAYA KALAU SAYA BISA SEPERTI INI,INI SEMUA BERKAT BANTUAN MBAH RAWA GUMPALA YANG TELAH MEMBANTU SAYA MELALUI NOMOR TOGEL DAN DANA GHAIB,KINI SAYA SUDAH BISA MELUNASI SEMUA HUTANG-HUTANG SAYA BAHKAN SAYA JUGA SUDAH BISA MEMBANGUN HOTEL BERBINTANG DI DAERAH SOLO DAN INI SEMUA ATAS BANTUAN MBAH RAWA GUMPALA,SAYA TIDAK AKAN PERNAH MELUPAKA JASA BELIAU DAN BAGI ANDA YANG INGIN DIBANTU OLEH RAWA GUMPALA MASALAH NOMOR ATAU DANA GHAIB SILAHKAN HUBUNGI SAJA BELIAU DI 085 316 106 111 SEKALI LAGI TERIMAKASIH YAA MBAH DAN PERLU ANDA KETAHUI KALAU MBAH RAWA GUMPALA HANYA MEMBANTU ORANG YANG BENAR-BANAR SERIUS,SAYA ATAS NAMA PAK JUNAIDI DARI SOLO DAN INI BENAR-BENAR KISAH NYATA DARI SAYA.BAGI YANG PUNYA RUM TERIMAKASIH ATAS TUMPANGANNYA.. DANA DANA GHAIB MBAH RAWA GUMPALA
Posting Komentar