Jurnalis Independen: Ini bisa dijadikan sebagai
pertimbangan bagi kaum pergerakan yang anti kapitalis dan liberarisme serta
dominasi Barat atas Negara seperti Indonesia. Sebab dengan berbagai cara dan
tehnologi canggih yang mereka punyai, Negara-negara yang tergabung dalam Negara
imperialis dunia akan menggunakan segala cara untuk memberangus bibit-bibit perlawanan
di setiap Negara yang menjadi target penjajahan mereka.
Praktik penyadapan ternyata tidak
hanya dilakukan intelijen Amerika Serikat terhadap para pengguna telepon
genggam saja. Penyadapan warga AS ternyata juga dilakukan terhadap aktivitas
internet mereka, dibantu oleh situs-situs besar seperti Facebook, Apple dan Google.
Demikian ungkap surat kabar
Inggris, The Guardian, Kamis waktu setempat. Laporan Guardian didasarkan pada
dokumen rahasia dalam bentuk powerpoint sebanyak 41 halaman mengenai program
bernama PRISM.
Berbeda dengan penyadapan telepon
yang dikatakan hanya mengambil metadata, berupa data pribadi, bukan percakapan,
dalam program ini NSA bisa mengetahui seluruh aktivitas pengguna. Mulai dari
sejarah pencarian, isi email, transfer file, video, foto, data media sosial dan
percakapan dalam chat (contoh, Skype).
Dalam dokumen tersebut dikatakan
bahwa setiap bulannya NSA menerima 2.000 laporan pada program PRISM. Tahun
2012, ada 24.005 laporan, meningkat 27 persen dari tahun sebelumnya. Total,
sejak 2007 sudah 77.000 laporan intelijen yang diperoleh berkat PRISM.
Beberapa nama besar di dunia
internet turut serta membantu NSA sejak tahun 2007. Perusahaan pertama yang
bekerja sama dengan NSA adalah Microsoft pada Desember 2007. Ironis, padahal
slogan Microsoft adalah "Privasi anda adalah prioritas kami."
Langkah Microsoft diikuti oleh
Yahoo pada tahun 2008, Google, Facebook dan PalTalk tahun 2009, Youtube tahun
2010, Skype dan AOL tahun 2011, dan terakhir Apple yang bergabung tahun 2012.
Program PRISM terus berkembang
dan diprediksi akan diikuti lebih banyak situs-situs lainnya. Dalam program
PRISM, tulis Guardian, badan intelijen AS memiliki akses langsung ke
server-server perusahaan.
Dalam dokumen itu juga dikatakan
bahwa operasi NSA didukung oleh jasa penyedia telekomunikasi di AS. Hal ini
merujuk pada Verizon, provider yang memberikan metadata aktivitas pelanggannya
pada NSA.
Bantahan Google dan Apple
Walaupun bukti-bukti sudah jelas,
namun perusahaan-perusahaan yang namanya tercantum dalam dokumen tersebut
membantahnya. Mereka mengaku tidak mengetahui adanya program semacam itu.
"Google peduli pada keamanan
data pengguna kami. Kami memberikan data mereka pada pemerintah sesuai hukum
dan meninjau permintaan itu dengan seksama. Google sering dituduh memberikan
'pintu belakang' bagi pemerintah untuk masuk ke sistem kami, tapi itu tidak
benar," isi bantahan dari Google.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar