Jurnalis Independen: Berbeda dengan mayoritas tulisan
gue biasanya, tulisan gue kali ini agak serius dan agak panjang. Be prepared.
Beberapa waktu belakangan, di
timeline twitter gue beredar nama yang mungkin cukup familiar. Ustad
Felixsiauw, yang getol banget ‘berdakwah’ sambil jualan buku anti pacaran.
Timeline Twitter gue pun seolah
terbelah, satu yang mendukung isi twit dia, dan yang lain menyindir terhadap
isi-isi twitnya. Gue sih bisa dibilang netral, gue gak follow akun itu. Gue
juga gak anti dengan orang yang menggunakan twitter untuk promosi.
Tapi sejak twit kontroversial dia
tentang ‘ibu atau pegawai’ itu, gue jadi tertarik terhadap apa masalah yang dia
bahas. Dan terakhir, dia melancarkan serangkaian twit tentang penolakan
pengurangan subsidi bbm, dan secara gak sengaja, gue menemukan blognya felixsiauw
dan menemukan analisanya tentang penolakannya. Link artikelnya bisa ditemukan
disini.
Artikel ini sebenarnya ditulis 1
Juli 2012, waktu pemerintah waktu itu berencana mengurangi subsidi bbm, yang
kemudian gagal. Namun karena isunya kembali naik ke permukaan, si ustad kembali
mempromosikannya.
Sebagai jongos yang bekerja di
perusahaan minyak, sedikit banyak gue tahu tentang mekanisme industri ini. Dan
membaca analisa ustad felixsiauw yang asal-asalan dan berkedok islami, gue jadi
gerah.
Orang dengan jumlah follower 320
ribu orang, sudah dianggap sebagai ustad oleh orang banyak, harusnya dia bisa
lebih berhati-hati dalam menyuarakan opini. Apalagi terhadap isu yang sensitif
dan mengatasnamakan Islam.
Jadi dengan ini, gue tergerak
untuk mengkoreksi postingan felixsiauw itu. Sebelum itu ada beberapa yang harus
gue jelaskan.
Meskipun masih jauh dari kata
taat, gue masih seorang muslim. Jadi bagi pendukung fanatik ustad, jangan
jadikan ini isu penyerangan agama.
Ilmu tentang industri migas gue
masih sangat cetek, jadi kalau ada koreksi sangat dianjurkan.
Gue sebenarnya bukan orang yang
doyan meladeni hal-hal kayak gini. Gak pernah ikutan twitwar, bukan selebtwit,
dan gak suka mencari sensasi. Namun, aktivitas ‘berdakwah’ dengan modal
ketololan bikin gue gerah.
Gue ingin menjelaskan satu hal
sebelum mulai. Teori Yahudi : yaitu teori dimana akal sehat dan logika gak bisa
lagi berfungsi, salahkan Yahudi, Amerika, Illuminati, IMF, Asing, atau
siapapun. Pokoknya salahkan orang lain atas ketololan kita.
Got it? Let’s get started. Kita
bahas per twit di artikel yang ditulis si ustad.
1. gonjang-ganjing kenaikan BBM
kembali menggema, kita lihat banyak reaksi bermunculan dimana-mana, tanda
ketidakpuasan pada pemerintah
2. maklumlah, rencana kenaikan
BBM ini membarengi rencana kenaikan TDL 10% pula pada awal April 2012, rakyat
yg selama ini susah, bertambah
3. ada beberapa alasan pemerintah
menaikkan BBM, yg paling getol katanya “subsidi BBM terlalu banyak dan
dinikmati malah oleh orang kaya”
4. bila alasannya adalah subsidi,
dan pemerintah kata “seharusnya subsidi ini bisa dipakai membangun sektor lain”
maka ini adl akal bulus
5. karena pada faktanya, tak
pernah ada pembangunan yg dirasakan kecuali sangat sedikit sekali, ambil contoh
jalan raya yg tak pernah laik
Versi gue, ini cuma masalah sebab
akibat. Kenapa pembangunan mandek? Karena uangnya habis untuk subsidi bbm dan
listrik. Bukan sebaliknya.
Setau gue, porsi belanja terbesar
APBN itu habis untuk subsidi dan gaji pegawai negeri. Sisanya baru dibagi-bagi
untuk pendidikan, kesehatan, pembangunan, dan lain-lain. Jadi, dengan logika
melakukan pembangunan dulu dengan tetap mensubsidi bbm, uangnya datang dari
mana? Dari langit?
6. bila dikata pemerintah merugi
krn subsidi tll besar, inipun penipuan dan jg pengakuan bhw pemerintah adl
perusahaan, bukan pelayan rakyat
7. semua alasan pemerintah untuk
menaikkan BBM adl mengada-ada, dan tak pernah ada, penipuan untuk menutupi
alasan hakikinya
Ini murni opini. Gue mendukung
seseorang untuk bebas berpendapat.
8. hakikat kenaikan BBM ini
sebenarnya adl liberalisasi ekonomi dlm sektor migas, yg merupakan kesepakatan
dgn IMF pd 1997
9. dan liberalisasi ekonomi ini
tmsk 1 diantara 4 poin kesepakatan dgn IMF yaitu 1) hilangkan campur tangan
pemerintah
10. 2) privatisasi (swastanisasi)
3) liberalisasi (hilangkan proteksi dan subsidi) dan 4) memperbesar masuknya
investasi asing
11. sederhananya, IMF minta agar
Indonesia menjual negara dan penduduknya ke tangan asing, meminta rakyat
bersaing dgn perusahaan raksasa
12. hasil akhirnya sudah bisa
kita tebak, pengerukan besar2an kekayaan kaum Muslim, dan penjajahan secara
ekonomi kepada kaum Muslim
13. terang sudah, alasan naiknya
BBM krn “harga minyak dunia naik” hanya dibuat2, nyatanya itu sudah jadi
kesepakatan dgn IMF sejak 1997
Gue ketawa waktu baca ini.
Tulisan dibuat tahun 2012. And for your information, hutang Indonesia kepada
IMF sudah lunas sejak tahun…2005! Silahkan baca artikelnya disini atau disini.
Kita pake akal sehat aja, kenapa
kita masih harus mengikuti perintah IMF, padahal kita udah gak ada kepentingan
dengan IMF.
Mungkin bakal ada yang bilang :
“Tapi bisa aja mereka tetap mengendalikan Indonesia gitu ta.” : Masukkan Teori
Yahudi disini sebagai jawabannya.
Hutang pemerintah Indonesia saat
ini kebanyakan berasal dari penerbitan surat hutang atau obligasi.
Lanjut?
14. dalam Islam, amalan seperti
ini adl haram, krn Allah memerintahkan agar kaum Mukmin tak boleh dikuasai oleh
kaum kafir
15. selain itu, Islam telah
menggariskan bahwa barang tambang termasuk minyak, bukanlah milik negara
melainkan milik ummat seluruhnya
16. sabda Rasul: “Kaum muslimin
berserikat dalam tiga hal; air, padang rumput dan api (energi/barang tambang)”
(HR Abu Dawud, Ahmad)
Hadits ini sahih, gue pernah
dengar. Gak akan gue ragukan.
17. artinya, pemerintah tak boleh
menghargai minyak yg tersimpan di bumi kaum Muslim dgn harga dunia, yg naik
seiring naiknya harga dunia
18. dalam Islam, harga minyak yg
diambil oleh pemerintah di bumi Muslim adalah 0$ karena kepemilikannya teruntuk
ummat seluruhnya
19. dan sebenarnya yang dikatakan
“pemerintah mensubsidi BBM, sebenarnya tak pernah ada, malah pemerintah
diuntungkan, bukan subsidi
20. coba kita sejenak berpikir,
Indonesia itu negara plng repot, harga minyak dunia naik dia susah, harga
minyak dunia turun diapun susah
21. harusnya kl pemerintah bilang
dia subsidi minyak, dia hepi dong kalo harga minyak turun, tapi dia susah juga
krn ktny eksportir minyak
22. lha kalo eksportir minyak
harusnya kan hepi kalo harga minyak dunia naik, tapi Indonesia nggak, aneh kan?
akal bulus aja tuh naik BBM.
Faktanya, Indonesia adalah negara
importir minyak. Sejak tahun 2008, kita sudah keluar dari OPEC (negara-negara
penghasil minyak). Konsumsi bbm sudah melebihi produksi dalam negeri. Efeknya,
kita harus impor dari negara lain.
Produksi harian kita cuma sekitar
800 ribu – 900 ribu barel per hari. Jauh dari masa keemasan kita di tahun 70an
yang bisa mencapai 1,6 juta barel per hari tahun 1977. Dengan jumlah kendaraan
yang jauh lebih sedikit, bisa dibayangkan kan kenapa harga bbm murah?
Saking putus asanya, pemerintah
memanggil bos 10 perusahaan minyak untuk menggenjot produksi minyak dalam
negeri. Beritanya bisa dibaca di sini.
Jadi, dengan membeli dari luar
negeri wajar dong kalo pemerintah khawatir subsidi bbm akan membengkak?
Udah? Ini bagian paling menarik
dari analisa si ustad.
23. sy coba share apa yg dimaksud
“subsidi” oleh pemerintah, begini ceritanya,
24. pemerintah anggap minyak kita
sama seperti harga dunia, taruhlah skrg 120$/barel dan biaya produksi sampe jd
BBM 10$/barel
25. jadi harga minyak seharusnya
= (120$/barel + 10$/barel x Rp. 9000/1$) : 159 lt/barel (1 barel = 159 lt) = Rp
7.358 / liter
26. nah, jadi krn sekarang
pemerintah jual Rp. 4500/lt jadi dia klaim udah rugi krn subsidi sebesar Rp.
2858/lt (rugi? emang perusahaan?)
27. pdhl kejadiannya gak bgt,
sebenarny nilai minyak yg diangkut dari tanah kita sendiri adl 0$/barel (kan
punya sendiri, gak beli ini)
28. jd harga minyak sebenernya =
(0$/barel + 10$/barel x Rp. 9000/1$) : 159 lt/barel = Rp. 566 / liter (hah?
serius? >> bener kok)
29. jadi sebenernya rakyat
Indonesia sudah subsidi pemerintah 4500 – 566 = Rp. 3936/liter >> bukan
pemerintah yg subsidi kita
30. emang mungkin harga minyak
semurah itu? >> mungkin banget, coba cek gambar ini >>
31. memang harga BBM di Indonesia
lbh mending dr jepang yg Rp. 9292/lt >> tp inget, jepang gak punya
minyak, dan coba liat GNP nya!
32. harga Rp. 9292/lt affordable
bg org jepang yg kaya2, indonesia GNP-nya seupil mau dihajar lagi sama kenaikan
BBM >> *tepokjidat capede!
Reaksi pertama gue waktu baca itu
ngakak, terus ngerasa miris.
Menurut si ustad, cuma perlu uang
sebesar $10 dolar per barel, untuk mencari, menggali, mengekstraksi,
memproduksi, memindahkan, menyuling, menyimpan, dari minyak mentah yang
tersimpan ribuan kaki dibawah tanah, yang lokasi penggaliannya mungkin berada di
tengah hutan atau di tengah laut, hingga bisa dipake di kendaraan.
Atau ustad punya doa khusus yang
bisa bikin hal kayak gitu jadi kenyataan?
Mungkin ustad lupa kalo harga
minyak dunia itu sesederhana hukum permintaan dan penawaran. Dimana kalau
permintaan meningkat, pasokan tetap, harga akan meningkat.
Dan kita tidak bisa semata-mata
mengkonsumi semua minyak yang kita terima, karena jenis minyak itu berbeda.
Tingkat gravity dan kadar belerang yang dikandungnya. Hal ini juga harus
dicocokkan dengan kapasitas penyulingan yang ada di Indonesia. Gak semudah
gali, ambil terus masukin ke tangki bensin mobil.
Kita tetap harus membeli minyak
dari luar sesuai dengan apa yang kita butuhkan.
33. jadi dear tweeps, dari segi
logika kenaikan BBM ini adl penipuan, dan dari sudut pandang Islam ini adalah
keharaman yg besar
34. di zaman Rasulullah dan
Khulafaurrasyidin, fungsi pemimpin adl pelindung ummat, Rasul katakan “Imam
laksana perisai”
35. di zaman kapitalisme,
pemerintah berubah jd broker penjajah yg menjual kekayaan ummat, dan
menguntungkan dirinya sendiri
36. di masa Rasulullah dan
Khulafaurrasyidin serta Khilafah Islam, ummat terjamin terpenuhinya keperluan
pokok, dgn hukum syariat Allah
37. di masa ini, saat kapitalis
merajalela, ummat-lah yang harus menjamin keperluan pokok pemerintah, bahkan
keperluan mewahnya, pesawatnya
38. maka kenaikan BBM ini bukan
hanya harus ditolak, namun kita pun harus menyadari, ini akan selalu terjadi
selama kapitalis sistemnya
39. karena itu haruslah kita
serukan, hanya syariat Islam yg akan mengatur dengan adil, hanya Khilafah yg
mampu kembalikan kebaikan ummat
40. disampaikan Rasul “seorang
imam (khalifah) adl pengatur urusan rakyat dia dimintai pertanggungjawaban atas
rakyatnya” (Mutafaq alaihi)
41. hanya syariah dan khilafah yg
mampu menghapuskan kedzaliman dan mengangkat penjajahan, dan itu adalah
tuntutan iman
Sebagian besar hanya opini. Gue
gak akan mendebatnya.
Sebenarnya, gimana sih mekanisme
industri migas di Indonesia?
Industri migas itu adalah
industri yang sangat beresiko, mahal dan rumit. Lo mencari minyak yang
tersimpan ribuan kaki dibawah tanah, dengan ‘membaca’ kondisi tanah di atasnya.
Lokasinya bisa di gurun, di hutan, di kutub bahkan di tengah laut. Gue pernah baca,
persentase keberhasilan eksplorasi migas itu cuma sekitar 30%.
Kalo lo sebagai negara, punya
duit 100 juta dolar, lo mending bikin jalan, jembatan, sekolah, atau eksplorasi
migas yang kemungkinan berhasilnya cuma 30%?
Trus gimana?
Gue akan menjelaskan sedikit.
Indonesia menganut konsep Production Sharing Contract (PSC) dalam industri
migasnya.
Berbeda dengan konsep Tax and
Royalty yang banyak dianut di luar negeri, kita jauh berbeda. (konsep Tax and
Royalty menyatakan setiap minyak yang ditemukan adalah milik perusahaan migas,
pemerintah hanya mendapatkan persentase royalty dan pajak.)
UUD 1945 pasal 33 kita
melarangnya.
“Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat”
Minyak yang terkandung di
dalamnya tetap milik pemerintah.
Pemerintah punya lapangan nih
(yang mungkin letaknya di hutan atau di tengah laut), dia bilang ke perusahaan
minyak (yang dianggap mampu dari sisi teknologi, modal dan sumber daya) yang
tentunya sudah melewati proses bidding.
“Eh, lo cari deh minyak di tanah
gue itu. Kalo ada minyaknya, kita bagi dua minyaknya (persentasenya biasanya
85-15). Kalo gagal, biaya lo yang udah keluar gak mau gue ganti. Kan gue
menganggap lo mampu, gak mungkin gagal dong?”
“Kalo ketemu minyaknya, lo
produksi deh selama 20-30 tahun. Gue bakal ganti semua biaya resmi yang lo
keluarkan (cost recovery). Selesai masa kontrak, semua aset yang udah lo bangun
itu milik gue.”
“Oia, gue juga pasti ngaudit lo
tiap tahun dan semua biaya yang mau lo keluarkan harus gue setujui dulu.”
Nah, itu production sharing
contract secara sangat sederhana. Pinter kan pemerintah? Jadi, sering banget
kan ngeliat gambar peta Indonesia dengan bendera-bendera asing letak ladang
minyak? Pertanyaan gue, pernah ngeliat dimana bendera Indonesia yang diwakili
Pertamina? Enggak kan? Mungkin jauh lebih banyak.
Lagipula kenapa? Itu kan letak
ladang-ladang dimana perusahaan minyak bekerja untuk pemerintah. Semua
minyaknya itu milik pemerintah. Itu kayak lo nunjukin dapur, dimana ada
pembantu rumah tangga lo yang lagi nyetrika baju lo.
Gue setuju kalo pemerintah
seharusnya bukan perusahaan, tapi harusnya menjadi orang tua. Yang kadang, cara
mengajarkan anak-anaknya bukan melulu memanjakan dengan bbm murah, tapi kadang
harus dengan cara yang agak keras.
Perilaku manusia, semakin murah
barangnya, kita akan semakin merendahkan nilainya. Kita akan jadi semakin
boros, subsidi akan semakin besar, dan sektor-sektor lain akan semakin
tertinggal.
Gue sangat segan dengan seorang
ustad (guru). Guru mengaji gue dulu selalu berhati-hati, menjaga lisannya,
berwibawa, dan memilih diam jika tidak mengetahui isu-isu tertentu. Gue selalu
segan dengan seorang ustad.
Tapi entah kenapa, makin kesini
makna kata ustad makin terdegradasi.
Hal-hal yang gue tulis di atas
sebenarnya cuma modal googling, dan tersebar di seluruh media di Indonesia.
“Ya tapi keabsahan media emang
masih bisa netral? Media udah dikuasain Yahudi!” masukkan Teori Yahudi disini
sebagai jawaban.
Seandainya si ustad lebih bijak
menyebarkan informasi berkedok dakwah terhadap ratusan ribu followersnya. Atau
kalau emang gak terlalu mengetahui isu sebenarnya, mungkin lebih baik diam dan
berkonsentrasi terhadap isu pacaran atau terus jualan buku #UdahPutusinAja.
Dunia menjadi semakin buruk bukan
karena orang-orang tolol yang terlalu banyak, tapi karena orang-orang pintar
memilih berdiam diri.@ Iyut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar