Jurnalis Independen: Harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) sejak jaman Pemerintahan Presiden Soekarno hingga
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mengalami lonjakan hingga 13000 kali
lipat atau 1,3 juta persen. Sedangkan harga Emas saat itu hanya Rp2. Bandingkan
dengan jaman sekarang harga BBM Rp6500 dan harga Emas Rp450,000.
Sejak jatuhnya
pemerintahan Soekarno dan masuknya pengaruh kapitalis liberal di era tahun
1967, Pemerintah (Presiden) telah
menaikkan harga BBM sebanyak 28 kali dalam kurun waktu 41 tahun. Rata-rata
setiap 1.5 tahun (18 bulan), pemerintah menaikkan harga BBM. Selama kurang
setengah abad, pemerintah telah menaikkan harga BBM rata-rata 10.000 kali atau
1 juta % lebih mahal dari tahun 1965. (Tabel 1)
Hanya 5 kali
pemerintah menurunkan harga BBM. Pertama ketika tahun 1986, Pemerintahan
Soeharto menurunkan solar sebesar 17.4%. Kedua, ketika krismon tahun 1998, aksi
demonstrasi mahasiswa menuntut Pres. Soeharto mencabut Keppres 69 Tahun1998
tentang kenaikan BBM, dan lalu menerbitkan Keppres 78 Tahun 1998 untuk menurunkan kembali
bensin, solar dan minyak tanah masing-masing 16.7%, 8.3% dan 20%.
Kebijakan serupa
dilakukan oleh Pres Megawati menurunkan harga solar dari Rp 1,890.- kembali
menjadi Rp 1,650.- di tahun 2003. Dan di masa pemerintahan SBY sekarang, harga
bensin kembali diturunkan Rp 500 di awal Desember 2008 setelah kenaikan Rp 1500 di akhir Mei silam.
Sebelumnya, pemerintah SBY-JK telah menaikkan harga BBM yang begitu fantastis
pada 1 Oktober 2005. SBY-Kalla menaikkan bensin dari Rp 2400 menjadi Rp 4500
serta solar dari Rp 2100 menjadi Rp 4300. Tanggal 15 Desember 2008, pemerintah
SBY kembali menurunkan premium dan solar masing-masing menjadi Rp 5000 dan Rp
4700,-.
Sejarah Kenaikan
BBM Sejak 1966
Rupanya trend
menaikkan harga BBM di bumi pertiwi yang kaya minyak ini bukan hanya menjadi
salah satu ciri pemerintah saat sekarang. Di zaman orde baru, Pres.Soeharto
telah menaikkan harga BBM masing 2000 X untuk premium, 1832 X untuk solar dan
700 X untuk minyak tanah selama 32 tahun menjabat. Seringnya menaikkan harga
BBM oleh Soeharto tidak diikuti protes massal. Hal ini disebabkan 2 hal: rakyat
takut berunjuk rasa kepada penguasa otoriter Soeharto dan kondisi perekonomian
masyarakat masih relatif stabil.
Sejarah
Kebijakan 5 Presiden RI dalam Bahan Bakar Minyak
Nama Presiden Soekarno * Soeharto Habibie** Gusdur Megawati SBY – JK
Lama Menjabat
Presiden 21 Tahun 32 Tahun 1.4 tahun 1.75
tahun 3.25 tahun 4,2 tahun
Harga Bensin
(Rp) Sebelum - 0.5 1,000 1,000 1,150 1,810
Sesudah 0.5 1,000 1,000 1,150 1,810 5,000
Harga Solar (Rp) Sebelum - 0.3 550 550 600 1,890
Sesudah 0.3 550 550 600 1,890 4,700
Harga Minyak
Tanah (Rp) Sebelum - 0.4 280 280 350 700
Sesudah 0.4 280 280 350 700 2,500
Total % Kenaikan Bensin - 199900% 0 15% 57% 176%
Solar - 183233% 0 9% 215% 148%
M. Tanah - 69900% 0 25% 100% 257%
% Kenaikan per
tahun Bensin - 6247% 0 9% 18% 44%
Solar - 5726% 0 5% 66% 36%
M. Tanah - 2184% 0 14% 31% 64%
Banyak Menaikkan - 19
kali 0 2
kali 4 kali 3 kali
Banyak
Menurunkan - 2 Kali 0 0 1
kali 2 kali
Catatan:
* Tidak ada
sumber harga BBM sebelum tahun 1965
** Selama
menjabat lebih kurang 17 bulan, Presiden Habibie tidak pernah menaikkan harga
minyak.
Diolah dari
berbagai sumber: (Pertamina, ESDM, Keppres RI, Media Massa, Wikipedia)
Perhitungan
total kenaikan dan rata-rata kenaikan per tahun oleh setiap presiden tidak
memperhitungkan efek inflasi dan kurs dollar.
Tabel 1
memperlihatkan para Presiden RI (setelah tahun 1965) yang “gemar” menaikkan
harga minyak. Kebijakan mereka lebih dikarenakan oleh seruan IMF dan disinyalir
terdapat “agen-agen IMF” di setiap pemerintahan. Liberalisasi semua sektor
kehidupan ekonomi yang didengungkan IMF, secara bertahap dikerjakan oleh para
pemimpin negeri ini. Dari privatisasi BUMN strategis, kebijakan dalam
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah maupun Keputusan Presiden yang pro
liberalis-kapitalis, hingga menistakan rakyat kecil dengan menjual bahan bakar
untuk kebutuhan hidup dengan harga yang sulit dijangkau. Kondisi ini sungguh
ironis dibanding dengan likuiditas ratusan triliun kepada perusahaan perbankan
dan para penunggak pajak atau royalti hingga pencurian kekayaan emas di
Freeport selama kurang lebih ¼ abad.
BBM Naik 11 Ribu
Kali (1.1 juta %) Lipat Setelah 4 Presiden
Dengan adanya
liberalisasi di bidang perminyakan, maka perusahaan asing akan bebas
mengeksploitasi dan “mengontrol” sumber energi utama di negeri ini.
Satu-satunya Presiden yang tidak pernah menaikkan BBM adalah BJ Habibie. Gambar
2 menunjukkan harga Premium, Solar dan Minyak Tanah dari tahun 1965 hingga
2008. Sedangkan grafik 3 menunjukkan perubahan harga minyak mentah dunia
terhadap kenaikan BBM di Indonesia.
Harga BBM Tahun
1996-2008
Dari grafik
tersebut dapat disimpulkan:
1. Premium
Indonesia naik dari Rp 0.5 (1966) menjadi Rp 5500 (Desember 2008). Kenaikan
11.000 kali, jauh dibawah angka pertumbuhan Indonesia selama 32 tahun.
2. Harga solar
naik dari Rp 0.4 (1966) menjadi Rp 5500 (Desember 2008). Kenaikan lebih dari
13.750 kali dari semula.
3. Harga minyak
tanah naik dari Rp 0.3 (1966) menjadi Rp 2500 (Desember 2009).
Total kenaikan
yang dramastis ini jauh sekali dibanding dengan kenaikan minyak mentah dunia.
Di tahun 1966, harga minyak mentah dunia US $ 3.10 dan naik menjadi rata-rata
US $ 70 per barel. Selama kurun waktu 42 tahun, minyak mentah dunia hanya naik
tidak lebih dari 30 kali. Dengan menggunakan kurs rupiah di tahun 1970
(Devaluasi rupiah, US $ 1 setara Rp 400), maka harga BBM di era 60-an mendekati
1 sen dollar per liter atau 1.6 dollar per barel (harga minyak mentah ~4
dollar). Saat ini harga BBM mencapai 50 sen dollar (harga minyak mentah ~ 70
dollar). Jadi, kenaikan ril BBM Indonesia (konversi rupiah 2008 ke 1968) 50
kali lipat dibanding kenaikan minyak mentah dunia yang hanya kurang dari 30
kali lipat.
Harga Premium di
Beberapa Negara
Negara US$ / Liter Rp
/ liter
Brunei 0.39 4,758
Indonesia 0.4508 5,500
Malaysia 0.5 6,100
Arab Saudi 0.12 1,464
Thailand 0.64 7,808
UK 1.36 16,592
USA 0.45 5,490
Venezuela 0.045 549
@berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar