Senin, 31 Oktober 2011

Amanat terakhir Soekarno Sebuah Refleksi dan Koreksi Pemimpin Bangsa (3)

Jurnalis Independen: Kelima: Bahwa Sang Ratu Adil, Sang Satrio Piningit, Sang Ratu Amisan, Sang Heru Cokro, adalah wangsit para karuhun dan leluhur Bangsa Indonesia. Dia akan hadir di penghujung tahun 2001 atau sekitar Ramadhan 1422 dari wilayah Banten Kidul, yang membentang di sepanjang Pantai Kidul mulai dari Binuangeun-Malimping terus sampai ke Cisolok-Pelabuhan Ratu Sukabumi. Pada saat itu dia dikenal sebagai Sesepuh Rakyat Banten Kidul walaupun umurnya masih tergolong muda.

Aku pesankan supaya mencari dan membantu Sang Satrio Piningit itu semampumu. Karena aku kelak akan mengiringi dan mendampinginya. Ruh, Semangat dan gagasan besar milikku akan aku serahkan kepadanya. Untuk itu sebagai salah satu tanda Sang Satrio Piningit yang aku maksudkan itu, maka aku serahkan Surban Gading berwarna Coklat muda atau krem kepadanya.

Surban Gading ini aku terima dari saudaraku Raja Arab Saudi saat aku menunaikan ibadah haji. Selain itu aku juga memberikan kepadanya minyak wangi, Parfum kesukaanku Shalimar, yang acapkali aku terima dari istriku Ratnasari Dewi. Surban Gading dan minyak Shalimar itu tidak pernah dipakai orang lain.

Sekedar petunjuk perlu aku ingatkan bahwa Satrio Piningit itu lahir diwaktu Fajar, tanggal 1 Syawal 1374 atau sekitar 8 Mei 1953. Ketika di Indonesia berdiri puluhan Partai Politik, dia juga mendirikan sebuah Partai Politik dengan menggunakan warna oranye-orange sebagai warna partainya, sebagaimana warnah merah aku pakai untuk PNI.

Pada saat kemunculannya sebagai Pemimpin Indonesia yang baru dia akan mendirikan partai politik baru, yang mungkin akan diberi nama Partai Amanat Rakyat atau PAR. Carilah dan bantulah dia , karena dialah yang akan mampu mewujudkan cita-citaku dan cita-cita para Pendiri Indonesia lainnya.

Keenam:  Bahwa Pancasila dan UUD 1945 dengan semua kekurangan dan kelebihannya, hendaknya dipertahankan dari usaha-usaha kaki tangan kaum imperialis untuk merubahnya. Sadarilah bahwa Pembukaan dan Isi Konstitusi UUD 1945 sesuatu Kanun Azazi ( menurut istilah Kartosoewiryo) yang disususn pada malam hari menjelang tanggal 18 Agustus 1945 berdasarkan hasil munajat dan doa Ulama Sepuh yang aku kumpulkan dari berbagai penjuru tanah air Indonesia.

Aku melarang diadakannnya pengubahan terhadap konstitusi UUD 1945, bukan karena UUD 45 itu setaraf dengan Al Qur'an. Bukan, bukan itu alasannya. Aku larang mengotak-atik isi UUD 45, supaya arah dan usaha-usaha mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh Rakyat Indonesia tidak tengganggu dan terlupakan seperti apa yang terjadi pada kasus konstituante, yang memaksa aku mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959. Fahamilah, sadarilah, camkanlah bahwa kita bersama-sama harus menata ulang jalan pikiran kita, supaya tidak bertubrukan dengan cita-cita Kemerdekaan Indonesia.

Ketujuh: Bahwa kekuatan Pertahanan dan Keamanandi setiap meter wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia harus terus ditingkatkan dan disempurnakan, supaya keutuhan wilayah negara kita tidak berkurang.

Ini perlu dijadikan tetenger bahwa jutaan Pahlawan, Syuhada, Mujahiddin telah mengorbankan darah dan air matanya untuk menyatupadukan Indonesia dalam rangka mewujudkan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa ini. Maka Kepolisian Negara sepatutnya ditingkatkan kekuatan dan personilnya. Ini harus dilakukan agar Kepolisian Negara semakin besar kemampuananya untuk menegakkan Ketertiban Masyarakat.

Dalam suasana keamanan dan ketertiban yang bisa menjamin ketenangan hidup rakyat, maka proses pengembangan Indonesia menjadi suatu komunitas sosial , budaya, politik, ekonomi yang besar pasti akan berjalan lancar.

Salah satu upaya pokok yang harus dilakukan untuk mengimbangi progress keamanan dan ketertiban yang tangguh ini adalah dengan memperkecil jurang komunikasi dan silaturrahim antar rakyat dengan para pemimpinnya, mulai dari level Desa/Kelurahan sampai Presiden dan para pejabat militer lainnya.

Dalam kontek ini para Ulama harus diberikan posisi terhormat dan terintegrasi agar tidak terjadi dualisme kepemimpinan  pada setiap sisi kehidupan rakyat.

Kedelapan: Bahwa Ketaqwaan kepada Allah merupakan faktor mutlak yang harus ditumbuhkembangkan dalam kehidupan semua Pemimpin Indonesia, baik yang ada di sektor Legeslatif, Eksekutif, ataupun Judikatif. Ketaqwaan ini menjadi semakin penting, karena aspirasi dan aktualisasi diri Rakyat Indonesia di masa depan kan semakin bervariasi dalam suasana hubungan internasional yang makin terbuka dan mendekat. Sehingga semua bentuk kemajuan dunia seperti air bah yang dengan derasnya menyerbu kehidupan dalam kehidupannya sehari-hari, maka rakyat akan kehilangan roh nasionalismenya dan kebangkrutan idealismenya.

Kalau roh nasionalisme dan idealisme ini sirna dari kehidupan rakyat, maka Indonesia modern yang ada di Abad XXI nanti menjadi lain sam asekali dari Indonesia yang mendapat "bekat dan rahmat" tuhan Ynag Maha Esa.

Sosok Indonesia yang seperti ini, yang kehilangan "berkat dan rahmat" Tuhan Ynag Maha Esa, jelas hanya akan memberikan kesengsaraan dan kemiskinan yang berkepanjangan bagi rakyat miskin.***

Aku sadar  sesadar-sadarnya bahwa Amanat Akhir Soekarno ini, bisa jadi akan dicibirkan orang dan mungkin ditertawakan oleh para Pemimpin Indonesia. Itu semua tidak perlu aku risaukan. Karena aku ingin agar Rakyat Indonesia yang tidak akan bertemu akau lagi, sekurang-kurangnya bisa memahami bahwa aku, Soekarno, tidak permah melepaskan tanggung jawabku kepada cita-cita Kemerdekaan indonesia.
Aku juga perlu menegaskan bahwa aku pernah meminta waktu kepada pemerintah melalui Ali Said dan saudara Dumawel Achmad, untuk memberikan penjelasan mengenai kondisi Indonesia sehubungan dengan peristiwa Gestok. Tapi sampai kini aku tidak mendapatkan jawaban dan ketegasan. Aku tidak tahu apa sebabnya. 

Mudah-mudahan sepeninggalku Indonesiaku yang sangat aku cintai bisa mewujud sebagai Balbatun Thoyyibatun wa Robun Ghofur. Amiin. Soekarno  

Catatan Jurnalis Independen
Sangat jelas dan sebuah kenyataan apa yang ditulis oleh The Best OF Indonesia President Ir Soekarno Sang Proklamator, kekhawatiran tentang negara besar dengan penduduk terbesar serta SDA dan SDM yang melimpah ruah, sayangnya negeri yang telah ditinggal pergi oleh pencetusnya ini selalu dipimpin oleh pemipmpin yang berjiwa kerdil dan berjiwa jongos yang menghambah pada penjajah dengan segala wujudnya. Pemimpin kelas teri dan korup itu telah menjerumuskan bangsa dan rakyatnya menuju jurang perbudakan pada imperialis -kapitalis.                

2 komentar:

Unknown mengatakan...

teriah kasih atas ipormasinya

Imam Ahmad Nurfalah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.