Karena itu aku menugaskan seorang prajurit Kostrad yang aku beri nama Ki Juru Mertani untuk menuliskan dan mengetik kata demi kata dokumen Amanat Akhir Soekarno ini. Aku juga memerintahkannya untuk menyebarluaskan Amanat Akhir ini, nanti sesudah usiaku mencapai satu abad, yang waktunya sesudah tanggal 6 Juni 2001.
Amanat Akhir Soekarno ini aku
buat, bukan lantaran aku kesepian dan tidak punya kesibukan di Wisma Yoso yang
aku tempati dalam masa pengasingan oleh rezim Soeharto ini. Amanat Akhir ini
aku susun, supaya Guntur, Mega, Rahmah, Sukma, Guruh, Taufan, Bayu, Kartika dan
Keluarga Besar Soekarno di masa akan datang, bisa menjadi Warga Negara
Indonesia yang baik, yang bermanfaat untuk manusia yang lainnya.
Aku yakin bahwa "amanat" ku ini tidak kalah nilainya atau
fungsinya sebagai suatu warisan, yang perlu dipelihara dan dimanfaatkan dengan
baik.
Aku memang tidak punya harta kekayaan dalam jumlah besar, yang dapat aku
wariskan kepada anak-anak ataupuin istri-istriku. barangkali yang bisa aku
tinggalkan atau wariskan cuma gaji pensiunku sebagai Presiden RI. Inipun kalau
pensiunku tidak dibekukan oleh pemerintah yang sekarang dan nanti memimpin
Indonesia.
Adapun "Amanat Akhir Soekarno" itu seperti berikut:
Pertama: Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemerdekaan Indonesia
haruus dipelihara dan dipertahankan sampai titik darah yang penghabisan.
Ketahuilah bahwa semua bentuk pemberontakan yang terjadi di Jawa Barat, Padang,
Maluku Selatan, Makasar, Serambi Mekhah Aceh, tidak pernah bisa terjadi tanpa
adanya dukungan CIA dan Amerika Serikat. Ini terbukti dengan terbongkarnya
kasus Guy Pauker, yang pada awal tahun 1960 berhasil menyusup ke tubuh Seskoad.
Sehingga Kolonel Soeharto wakil Komandan Seskoad mengikutsertakannya dalam
dalam penyusunan kurikulum Seskoad. Karena peranan Mr. Pauker itulah pada tahun
1960-1965 ratusan Perwira Militer dan Polisi Indonesia di kirim ke Amerika
Serikat. Karena itulah dengan susah payah, dengan hati penuh kesedihan semua
bentuk pemberontakan itu aku hancurkan. Ini perlu dan harus dilakukan demi
mewujudkan Indonesia yang sesuai dengan kehendak konstitusi kita.
Kedua: Bahwa Demokrasi yang cocock untuk ditegakkan dan diberlakukan di
Indonesia adalah Demokrasi Pancasila menurut istilah Dr. Hazairin dan Mohammad
Yamin, yaitu nilai-nilai dan praktek kekuasaan dan kedaulatan rakyat yang
bersumber pada jiwa dan ruh serta semangat Ketuhanan yang maha Esa, yang dengan
terang benderang menjamin perlindungan dan penghormatan terhadap Human Rights.
Sadarilah dan ingat dengan baik bahwa demokrasi yang dipropagandakan
oleh Amerika Serikat dan United Nations dan kaum Imperialis lainnya adalah
demokrasi fatamorgana, demokrasi yang bertentangan dan bertubrukan dengan
semangat Kemerdekaan Indonesia.
Demokrasi Amerika Serikat adalah demokrasi yang membelenggu dan
bermusuhan dengan cita-cita The New Emerging Forces, demokrasi yang menindas
dan melindas rakyat negara-negara miskin. Demokratisasi seperti ini hanya akan
melahirkan proses penindasan yang berkepanjangan, seperti apa yang dilakukan
Amerika Serikat terhadap Rakyat Vietnam, seperti yang dilakukan Australia dan
Monarchi Inggris terhadap Bangsa Maori di Australia. Inilah lantaran paling
pokok yang membuat aku mengatakan kepada John F. Kennedy: "Go to hell with
your aids, Go to hell with your ideas, and go to hell with your
democracy."
Ketiga: Bahwa Rakyat dan kehidupannya merupakan amanah Kemerdekaan Indonesia,
yang berarti bahwa Pemerintah Indonesia berkewajiban untuk mewujudkan
kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk mewujudkan amanah ini maka
pemerintah harus menggunakan semua Bank milik Negara sebagai saluran pemberian
bantuan kredit, permodalan usaha kepada semua pelaku ekonomi yang bergerak di
bidang pertanian, perikanan, perkebunan, kerajinan, perkoperasian, kebudayaan,
rekreasi, industri kecil dan bidang-bidang usaha ekonomi kerakyatan lainnya.
Dengan adanya sumber permodalan usaha ini pelaku ekonomi kerakyatan
kita, pasti mampu memperbesar usahanya dan dengan sendirinya juga bisa menyediakan
pekerjaan kepada penduduk yang ingin bekerja.
Aku tidak percaya dengan program Marshall Plan yang berulangkali
dipropagandakan Jhon F. Kennedy kepadaku, seperti yang dia lakukan di Eropa. Maka
dari itu aku selalu menolak gagasan Sumitro, yang selalu berjuang untuk
memindahkan Perekonomian USA ke bumi Indonesia.
Keempat: Bahwa usaha mewujudkan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia pasti akan menjadi hayalan belaka, jika kita menelan mentah-mentah
praktek ekonomipasar yang kapitalistik, yang diselimuti dan dibungkus
dengan apik dengan propaganda utang luar negeri, sebagaimana dikonsepkan dalam
Marshall Plan.
Ini berarti bahwa kemakmuran dan keadilan rakyat Indonesia cuma bisa
dibangun dengan filsafat Berdiri Diatas Kaki Sendiri, dengan semangat
Berdikari.
karena itulah perekonomian Indonesia harus dibebaskan dari semua bentuk
ketergantungan pada negara-negara lain terutama kepada negara-negara
industrialis yang kapitalis. Sadarilah bahwa awal masa penjajahan dimulai oleh
VOC, oleh kaum industrialis kapitalis. Mereka sekarang berusaha sekuat tenaga
melakukan penjajahan baru melalui utang luar negeri.
Aku cemas dan prihatin akan masa depan perekonomian Indonesia, kalau
para Jendral Angkatan Darat bersedia memakmurkan Indonesia dengan racun utang
luar negeri. Karena pada ujung perjalanannya nanti utang luar negeri itu akan
membuat Demokrasi Indonesia terjerumus dalam jurang kediktatoran.(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar