Senin, 31 Oktober 2011

Amanat Terakhir Soekarno Sebuah Refleksi dan Koreksi Pemimpin Bangsa (2)

Jurnalis Independen: AKU merasa usiaku tidak akan lama lagi. jari-jari tanganku selalu bergetar yang membuatku sulit membuat surat dan membubuhkan tanda tangan atau membuat karangan.

Karena itu aku menugaskan seorang prajurit Kostrad yang aku beri nama Ki Juru Mertani untuk menuliskan dan mengetik kata demi kata dokumen Amanat Akhir Soekarno ini. Aku juga memerintahkannya untuk menyebarluaskan Amanat Akhir ini, nanti sesudah usiaku mencapai satu abad, yang waktunya sesudah tanggal 6 Juni 2001.
 
Amanat Akhir  Soekarno ini aku buat, bukan lantaran aku kesepian dan tidak punya kesibukan di Wisma Yoso yang aku tempati dalam masa pengasingan oleh rezim Soeharto ini. Amanat Akhir ini aku susun, supaya Guntur, Mega, Rahmah, Sukma, Guruh, Taufan, Bayu, Kartika dan Keluarga Besar Soekarno di masa akan datang, bisa menjadi Warga Negara Indonesia yang baik, yang bermanfaat untuk manusia yang lainnya.

Aku yakin bahwa "amanat" ku ini tidak kalah nilainya atau fungsinya sebagai suatu warisan, yang perlu dipelihara dan dimanfaatkan dengan baik.
Aku memang tidak punya harta kekayaan dalam jumlah besar, yang dapat aku wariskan kepada anak-anak ataupuin istri-istriku. barangkali yang bisa aku tinggalkan atau wariskan cuma gaji pensiunku sebagai Presiden RI. Inipun kalau pensiunku tidak dibekukan oleh pemerintah yang sekarang dan nanti memimpin Indonesia.

Adapun "Amanat Akhir Soekarno" itu seperti berikut:
Pertama: Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemerdekaan Indonesia haruus dipelihara dan dipertahankan sampai titik darah yang penghabisan. Ketahuilah bahwa semua bentuk pemberontakan yang terjadi di Jawa Barat, Padang, Maluku Selatan, Makasar, Serambi Mekhah Aceh, tidak pernah bisa terjadi tanpa adanya dukungan CIA dan Amerika Serikat. Ini terbukti dengan terbongkarnya kasus Guy Pauker, yang pada awal tahun 1960 berhasil menyusup ke tubuh Seskoad. Sehingga Kolonel Soeharto wakil Komandan Seskoad mengikutsertakannya dalam dalam penyusunan kurikulum Seskoad. Karena peranan Mr. Pauker itulah pada tahun 1960-1965 ratusan Perwira Militer dan Polisi Indonesia di kirim ke Amerika Serikat. Karena itulah dengan susah payah, dengan hati penuh kesedihan semua bentuk pemberontakan itu aku hancurkan. Ini perlu dan harus dilakukan demi mewujudkan Indonesia yang sesuai dengan kehendak konstitusi kita.

Kedua: Bahwa Demokrasi yang cocock untuk ditegakkan dan diberlakukan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila menurut istilah Dr. Hazairin dan Mohammad Yamin, yaitu nilai-nilai dan praktek kekuasaan dan kedaulatan rakyat yang bersumber pada jiwa dan ruh serta semangat Ketuhanan yang maha Esa, yang dengan terang benderang menjamin perlindungan dan penghormatan terhadap Human Rights.
Sadarilah dan ingat dengan baik bahwa demokrasi yang dipropagandakan oleh Amerika Serikat dan United Nations dan kaum Imperialis lainnya adalah demokrasi fatamorgana, demokrasi yang bertentangan dan bertubrukan dengan semangat Kemerdekaan Indonesia.

Demokrasi Amerika Serikat adalah demokrasi yang membelenggu dan bermusuhan dengan cita-cita The New Emerging Forces, demokrasi yang menindas dan melindas rakyat negara-negara miskin. Demokratisasi seperti ini hanya akan melahirkan proses penindasan yang berkepanjangan, seperti apa yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Rakyat Vietnam, seperti yang dilakukan Australia dan Monarchi Inggris terhadap Bangsa Maori di Australia. Inilah lantaran paling pokok yang membuat aku mengatakan kepada John F. Kennedy: "Go to hell with your aids, Go to hell with your ideas, and go to hell with your democracy."

Ketiga: Bahwa Rakyat dan kehidupannya merupakan amanah Kemerdekaan Indonesia, yang berarti bahwa Pemerintah Indonesia berkewajiban untuk mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Untuk mewujudkan amanah ini maka pemerintah harus menggunakan semua Bank milik Negara sebagai saluran pemberian bantuan kredit, permodalan usaha kepada semua pelaku ekonomi yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, perkebunan, kerajinan, perkoperasian, kebudayaan, rekreasi, industri kecil dan bidang-bidang usaha ekonomi kerakyatan lainnya.

Dengan adanya sumber permodalan usaha ini pelaku ekonomi kerakyatan kita, pasti mampu memperbesar usahanya dan dengan sendirinya juga bisa menyediakan pekerjaan kepada penduduk yang ingin bekerja.
Aku tidak percaya dengan program Marshall Plan yang berulangkali dipropagandakan Jhon F. Kennedy kepadaku, seperti yang dia lakukan di Eropa. Maka dari itu aku selalu menolak gagasan Sumitro, yang selalu berjuang untuk memindahkan Perekonomian USA ke bumi Indonesia.

Keempat: Bahwa usaha mewujudkan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia pasti akan menjadi hayalan belaka, jika kita menelan mentah-mentah praktek ekonomipasar yang kapitalistik, yang diselimuti dan dibungkus dengan apik dengan propaganda utang luar negeri, sebagaimana dikonsepkan dalam Marshall Plan.

Ini berarti bahwa kemakmuran dan keadilan rakyat Indonesia cuma bisa dibangun dengan filsafat Berdiri Diatas Kaki Sendiri, dengan semangat Berdikari.

karena itulah perekonomian Indonesia harus dibebaskan dari semua bentuk ketergantungan pada negara-negara lain terutama kepada negara-negara industrialis yang kapitalis. Sadarilah bahwa awal masa penjajahan dimulai oleh VOC, oleh kaum industrialis kapitalis. Mereka sekarang berusaha sekuat tenaga melakukan penjajahan baru melalui utang luar negeri.

Aku cemas dan prihatin akan masa depan perekonomian Indonesia, kalau para Jendral Angkatan Darat bersedia memakmurkan Indonesia dengan racun utang luar negeri. Karena pada ujung perjalanannya nanti utang luar negeri itu akan membuat Demokrasi Indonesia terjerumus dalam jurang kediktatoran.(Bersambung)

Tidak ada komentar: