Senin, 31 Oktober 2011

Amanat Akhir Soekarno Sebuah Refleksi dan Koreksi Pemimpin Bangsa (1)

Untuk Seluruh Rakyat Indonesia
Jurnalis Independen: (Wisma Yoso, 16 Juni 1970) Waktu bulan ramadhan seperti ini, ketika pada masa detik-detik proklamasi, Ir. Soekarno bersama dengan para pejuang kemerdekaan lainnya sedang menggagas Maklumat Kemerdekaan Bangsa Indonesia.  Kini setelah bangsa ini merdeka selama 66 tahun, negeri ini telah kehilangan pemimpin sekaliber Soekarno.

Harus diakui, tak ada negarawan/pemimpin negara yang mencintai bangsa, negara dan rakyatnya melebihi seperti rasa cinta yang ditunjukkan Soekarno kepada bangsa, negera dan rakyatnya. Bahkan ketika “jiwa dan raganya” telah terkurung di Wisma Yaso oleh rejim Soeharto yang berhasil melakukan “pemberontakan” atas pemerintahannya, Soekarno masih tetap mencintai negeri, bangsa dan rakyatnya dengan mengingatkannya lewat tulisannya yang diberinya judul Amanat Akhir Soekarno.

Untuk mengetahui dan mengingatkan kembali peringatan The Best of Indonesian President, yaitu Ir. Soekarno yang telah memperingatkan dalam Amanat Akhir Soekarno Bahwa negeri ini akan terpecah belah bila demokrasi Pancasila hanya menjadi pajangan semata.

Berikut salah satu cuplikan dari Amanat Akhir Soekarno:
Bahwa usaha mewujudkan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia pasti akan menjadi hayalan belaka, jika kita menelan mentah-mentah praktek ekonomipasar yang kapitalistik, yang diselimuti dan dibungkus dengan apik dengan propaganda utang luar negeri, sebagaimana dikonsepkan dalam Marshall Plan.
Ini berarti bahwa kemakmuran dan keadilan rakyat Indonesia cuma bisa dibangun dengan filsafat Berdiri Diatas Kaki Sendiri, dengan semangat Berdikari.

karena itulah perekonomian Indonesia harus dibebaskan dari semua bentuk ketergantungan pada negara-negara lain terutama kepada negara-negara industrialis yang kapitalis. Sadarilah bahwa awal masa penjajahan dimulai oleh VOC, oleh kaum industrialis kapitalis. Mereka sekarang berusaha sekuat tenaga melakukan penjajahan baru melalui utang luar negeri.

Aku cemas dan prihatin akan masa depan perekonomian Indonesia, kalau para Jendral Angkatan Darat bersedia memakmurkan Indonesia dengan racun utang luar negeri. Karena pada ujung perjalanannya nanti utang luar negeri itu akan membuat Demokrasi Indonesia terjerumus dalam jurang kediktatoran. (bersambung)

Tidak ada komentar: