Rabu, 23 Desember 2015

JK bicara kerukunan Islam, Yahudi dan Nasrani zaman Rasulullah

Jurnalis Independen: Dalam menghadiri Peringatan maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Masjid Istiqlal "Hanya di masa kehidupan dan kepemimpinan Rasulullah lah terjadi jalinan keharmonisan hubungan antara ummat Yahudi, Nasrani dan Islam".


Menghadiri peringatan Hari Lahir Rasulullah, Muhammad SAW atau dikenal dengan Maulid Nabi 1437 H bersama Majelis Rasulullah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat ,pesan Wapres JK sangat mengena bagi Rakyat Indonesia, utamanya bagi ummat Islam dan Kristen .

JK mengatakan, banyak sekali keteladanan yang perlu dicontoh dari sosok Muhammad SAW.

"Tentu keteladanannya sangat banyak, sisi kehidupan sosial banyak diwarnai toleransi, kehidupan hari-hari, ibadah agama tidak pernah diganggu, ekonomi, banyak," kata JK di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (24/12).

Peringatan Maulid Nabi tahun ini beriringan dengan perayaan Hari Lahir Yesus Kristus yang diyakini kalangan Kristen yang kemudian mereka kenal dengan sebutan Natal. Toleransi antarumat beragama, lanjut JK, sudah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

"Perjanjian atau lebih dikenal dengan sebutan Piagam Madinah di zaman Rasulullah itu dihadiri Rasulullah, tokoh masyarakat Yahudi, juga pemuka Nasrani, dan tentu saja tokoh-tokoh muslim yang sedang berkuasa saat itu. Zaman itu semua hadir menandatangani Piagam Madinah, kehidupan sehari hari," imbuh JK.

Terhadap berbagai ancaman yang mengintai toleransi antarumat beragama di Indonesia, JK mengatakan, pemerintah terus berusaha semaksimal mungkin agar perayaan-perayaan keagamaan tetap berjalan dengan damai meski ancaman-ancaman kedamaian tetap ada, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

"Iya dimana pun seluruh dunia ini ada ancaman, di seluruh dunia ada ancaman dari kelompok satu kepada kelompok lainnya, bukan di sini saja," ujar JK.

Pemerintah pun, lanjut JK, terus melakukan pengamanan semaksimal mungkin agar ancaman-ancaman tersebut tidak terjadi. JK juga menegaskan, penjagaan tidak hanya dilakukan oleh aparat, melainkan oleh seluruh masyarakat termasuk organisasi-organisasi keagamaan.

"Oleh karena itu kita harus saling menjaga, yang menjaga itu bukan hanya polisi, masyarakat menjaga, Anshor menjaga, organisasi menjaga, kita menjaga agar semua tidak terjadi. Itu hanya kelompok kecil saja yang tidak senang. Itu saja, dan memang ada yang sengaja mengadu domba keharmonisan hubungan antar ummat di negeri ini, mereka adalah kakitangan asing yang tidak menghendaki negara ini menjadi aman dan besar" jelas JK.

Perlu diketahui, setiap menjelang Perayaan Natal, berbagai isu menerpa negeri ini. Seolah-olah ummat non muslim khususnya Penyembah Yesus Kristus tidak aman hidup di negeri ini. Padahal penikmat terbesar pembangunan dan hasilnya adalah kaum salib negeri ini. Teror-teror yang mengancam setiap menjelang Perayaan Natal, tidak pernah menunjukkan ada hubungannya dengan kelompok atau organisasi islam seperti Nadhatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah atau organisasi resmi islam lainnya.

Tidak ada komentar: