Kamis, 03 Desember 2015

"Gacoran" Setya Novanto-Riza Cholid Buka Wajah Asli Akhlaq Politisi dan Negarawan RI

Jurnalis Independen: Rekaman "Gacoran" Ketua DPR RI Setya Novanto-Riza Chalid-Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin yang diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Rabu 2/12/2015, membuka bobroknya ahklaq para politisi bahkan kenegarawanan banyaktokoh direpublik ini.
Dalam sidang MKD terkait kasus yang membelit Ketua DPR Setya Novanto, rekaman yang menjadi barang bukti diperdengarkan. Banyak fakta baru ditemukan dari rekaman tersebut.

Dalam pembicaraan suara yang diduga pengusaha dan penguasa Petral Muhammad Riza chalid (MR) diketahui bahwa dirinya memiliki jasa atas terpilihnya Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden. Riza mengatakan merasa berjasa atas terpilihnya Jokowi menjadi Presiden ke 7 RI.

Dia mengklaim mendorong Jokowi menjadi calon presiden pada Pilpres 2014.

Awal pembicaraan berawal saat suara diduga Setya Novanto (SN) mengeluhkan sifat Jokowi.

"Kadang-kadang dia (Jokowi) kalau egonya ketinggian, ngerusak Pak. Ngono Pak. Makanya pengalaman-pengalaman saya sama dia, begitu dia makin dihantam makin kenceng dia. Nekat Pak. Waah," kata suara diduga Setnov.

"Saya kan kenal Jokowi, lama sekali Pak. Saya itu jodohin terakhir, ngedorong Jokowi jadi capres. Saya, Pak Hendropriyono (mantan KaBIN yang akhirnya jadi timses Jokowi-JK)dan Pak Budi Gunawan (dulu Kalemdikpol sekarang Wakapolri)," ujar sosok MR yang disebut-sebut Riza Chalid.

Dia mengatakan saat itu, seminggu sekali mereka rapat di rumah Hendropriyono bersama Jokowi. Paling lambat, kata dia, dua minggu seklai selama setahun sebelum ada penunjukan calon presiden yang diusung PDIP.

"Walaah alot Pak, saya suruh ganti baju. Wah, Pak ganti baju dong. Saya ngobrol sama Karni Ilyas (Pimred Tvone) dia kan sosialis. Sosialis kok pengusaha, kalau sosialis.... (kurang jelas)," katanya.

"Berbahaya Pak. Bahaya kalau dia selalu begitu. Ada lagi pengalaman saya Pak," timpal Setnov.

Selain itu dari rekaman yang dilakukan oleh Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin terungkap Jokowi dimaki Megawati karena menolak Budi Gunawan Jadi Kapolri.

Banyak yang kemudian terungkap dalam rekaman percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha minyak Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Dalam rekaman yang diputar pada Rabu 2 Desember 2015 di sidang Mahkamah Kehormatan Dewan, terungkap Presiden Joko Widodo sempat dimaki-maki oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri karena menolak melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Kejadian itu, seperti diungkap dalam rekaman itu terjadi di Solo. Menurut suara yang diduga milik pengusaha minyak Riza Chalid, banyak tokoh dari partai koalisi Indonesia Hebat hadir saat kejadian tersebut.

"Di Solo ada… ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto, pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki, Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG," begitu suara yang diduga Riza seperti dalam rekaman yang diputar di Mahkamah Kehormatan Dewan, Rabu 2 Desember 2015.

Pengajuan nama Budi Gunawan sebagai Kapolri terjadi Januari lalu. Hanya beberapa hari setelah diajukan Presiden Jokowi ke DPR, Komisi Pemberantasan Korupsi mengumumkan Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi.

Meski begitu, Komisi Hukum DPR tetap memutuskan Budi Gunawan lolos dalam uji kelayakan sebagai Kapolri. Rapat Paripurna DPR juga tetap menetapkan Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Penetapan Budi Jadi Kapolri menimbulkan keributan di masyarakat dan berbuntut penyerangan terhadap KPK. Muncul lalu kriminalisasi terhadap dua pimpinan KPK yang kemudian dinonaktifkan, yaitu Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.

Dalam rekaman, suara yang diduga Riza itu mengaku heran dengan keberanian Jokowi itu. "Gila itu, sarap itu. Padahal, ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati," kata suara yang diduga Riza.

Dia juga menyinggung peran Budi Gunawan dalam pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2015. Mantan ajudan Megawati itu disebut beroperasi dalam pemenangan, melalui Babimnas.

"Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan," kata suara yang diduga Riza.

Tidak ada komentar: