Sabtu, 19 Desember 2015

Ditengah Gaduh "Papa Minta Saham" Keluarga Wapres Jusuf Kalla "Serobot" Freeport

Menanggapi soal pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) yang tidak menyalah pertemuan antara sejumlah anggota keluarganya dengan Bos Freeport, Aktivis Petisi 28, Haris Rusly Moti menilai hal itu adalah sama saja tidak pantas. Apalagi melihat kapasitas JK yang memiliki jabatan sebagai Wapres.
“Wooow….!!” katanya seperti terkaget dalam pesan Blcakberry Messenger (BBM)-nya.

Menurutnya, itu tak ubah semacam Setya Novanto yang mempergunakan jabatan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang melakukan lobi dengan Freeport. Bedanya Novanto membawa tubuh sendiri, sedangkan JK menggunakan wujud anggota keluarganya.

“Jadi persoalannya rebutan harta rampasan perang di Freeport thooo….!! Novanto memanfaat jabatan Ketua DPR untuk mengeruk Freeport. Ipar dan ponakan Pak Wapres Kalla memanfaatkan jabatan Wapres yang diemban Pak Kalla untuk tujuan seperti Novanto…?” katanya sinis.

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla membenarkan ada pertemuan oleh sejumlah keluarganya yaitu Aksa Mahmud dan Erwin Aksa dengan Chairman of Board Freeport-McMoran James R Moffet alias Jim Bob.

Wapres yang akrab disapa JK itu menegaskan pertemuan antara keluarganya dengan Bos Freeport-McMoran itu berdasarkan Bisnis to Bisnis, sehingga tak perlu ada yang dicurigai dari pertemuan tersebut.

“Itu kan pertemuan bisnis to bisnis, boleh saja. Apa yang salah? Kita kembali ke zaman kuno tidak boleh pengusaha ketemu pengusaha?” kata JK, ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jumat (18/12).

Namun, JK mengaku tidak mengetahui apakah dalam pertemuan itu ada lobi-lobi politik terkait Freeport. Dia bahkan menantan media untuk membuktikan jika benar ada lobi dalam pertemuan tersebut.

“Ah saya tidak tahu, dua duanya pengusaha. Masa tidak boleh. Selidiki aja, bagus itu. Makin diselidiki makin baik buat dunia ini berkembang,” ujar pengusaha berdarah Makassar itu.

Meski begitu, Wapres menyayangkan selalu ada kecurigaan setiap kali ada perusahaan asing bertemu dengan pengusaha Indonesia. “Masa pengusaha Amerika tidak bisa bertemu pengusaha Indonesia. Masa dalam Amerika saja,” tandas mantan Ketum Golkar itu. (rian)

Tidak ada komentar: