Jurnalis Independen: Ada 3 jahitan di mulut, satu sobekan di pipi, luka lebam di wajah, tubuh memar, dan cedera di kaki, itulah hasil visum dokter terhadap Faisal Salim, korban penganiayaan para pembela Syiah pimpinan Habib Ibrahim di Majelis Az-Zikra.
Diceritakan, bahwa pada malam kejadian sekitar pukul 23.00 WIB malam, Rabu (11/2/2015), Ketua Komite Penegak Syariat Majelis Az-Zikra ini, bersama kedua anaknya, baru mengeluarkan mobil untuk menjemput istrinya di Jakarta.
Namun baru beberapa meter, ia kemudian bertemu dengan gerombolan bermotor lebih dari 30 orang.
Alasan gerombolan pembela Syiah itu untuk mendesak pencopotan spanduk penolakan Syiah di Perumahan Muslim Az-Zikra. Bunyinya: Kami warga Bukit Az-Zikra Sentul Menolak Paham Syiah. Para pembela Syiah menilai, isi spanduk tersebut telah memantik keresahan mereka.
Faisal yang pada waktu itu menemui, ditanya siapakah pemasang spanduk-spanduk tersebut. Namun, Faisal mengaku tidak tahu siapa pemasangnya. Masjid Az-Zikra selama ini memang dikenal masjid yang mempertahankan akidah Ahlussunah dengan berbagai kegiatan.
Dengan sopan, ia mempersilahkan gerombolan tersebut untuk melakukan musyawarah dengan pihak RT dan RW keesokan harinya.
“Karena ini sudah malam, besok saja kita musyawarah,” kata Faisal.
Tak terima dengan jawabannya, sekelompok preman itu mendorong-dorong dan memukuli tubuh Faisal.
“Saya dipukuli, kemudian oleh mereka saya diteriaki, orang ISIS itu, orang ISIS itu. Orang Wahabi itu, orang Wahabi itu,” kata Faisal dengan lirih saat menceritakan kejadian itu, Kamis (12/2/2015) sore di Masjid Az-Zikra Sentul.
faisal 4
Yang membuat Faisal Salim pilu adalah, pemukulan itu berlangsung di depan kedua anaknya yang di bawah umur.
“Saya sedih sekali Pak, yang buat saya gak kuat, saya dipukuli di depan anak-anak saya, sampai anak saya menangis mereka tetap saja memukuli saya,” lirihnya. Anak paling kecil Faisal berumur 9 tahun (pria) berada dalam peristiwa pemukulan tersebut. Sedangkan paling besar berumur 17 tahun (perempuan).
faisal 3
Faisal mengaku, dipukuli hingga terjatuh ke tanah. Saat ia sudah terbaring, gerombolan itu masih belum puas hingga bertubi-tubi pukulan harus diterimanya. Tampak di tubuh pria paruh baya itu luka memar-memar di wajah dan kakinya. Tidak sekedar dipukuli, Faisal kemudian digelandang ke mobil bak maling oleh para penyerang. Tujuannya adalah untuk dibawa ke Polsek Bogor. Dalam perjalanan menuju mobil hingga saat berada di mobil, pukulan tidak henti-hentinya mendarat di tubuhnya.
“Saya sempat bilang ke mereka kalau saya dibawa-bawa saja, jangan dipukuli terus karena saya bukan maling dan bukan yang memasang spanduk. Tapi mereka malah marah dan terus memukuli saya,” tuturnya.
Hingga kini, Faisal mengaku, masih mengalami kesakitan. Namun, dalam rasa sakit itu, Faisal lebih memikirkan kondisi anaknya.
“Anak saya sampai sekarang trauma lihat bapaknya dipukuli,” tutur Faisal.
Sementara itu, Arifin Ilham, Pimpinan Majelis Az-Zikra mengecam tindakan brutal para pembela Syiah di kompleks Az Zikra. Ia menegaskan, tindakan para pembela Syiah adalah tindakan yang telah melecehkan umat Islam.
“Mereka sadis, brutal, anarkis. Dan ini menunjukan siapa sebenarnya mereka. Karena Syiah paham sesat, maka cara yang ditempuhnya pun sesat,” tegas Arifin di hadapan wartawan di Masjid Az-Zikra Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/2/2015) malam.
Ustadz Arifin sama sekali tidak menduga kelompok ini begitu berani menyerang perkampungan Az-Zikra.
“Kami tidak menduga, ini tejadi di Majelis Az-Zikra, majelis yang di dalamnya tenang, damai, santun,” kata Ustadz Arifin.
Untuk proses hukum para pelaku, Arifin menyerahkan sepenuhnya kepada pihak penegak hukum.
“Tapi, kalau ini sampai terulang lagi kami akan jihad. Karena puncaknya zikir itu adalah jihad,” tegas Ustadz Arifin.
Terkait penyerangan ini, para ulama, habib, tokoh, dan perwakilan ormas Islam langsung berkumpul di Masjid Az Zikra di Sentul Bogor, Rabu (12/2/2015). Setelah melakukan pertemuan, para ulama mengeluarkan butir pernyataan sikap.
“Kami menghimbau seluruh ulama/habaib/pimpinan umat Islam dan seluruh jamaah umat Islam agar senantiasa bersatu dan mewaspadai serangan dalam bentuk apapun kepada masjid atau tempat kediaman ulama/habaib/pimpinan umat Islam,” tulis salah satu butir pernyataan sikap ulama yang ditandatangani di antaranya oleh KH. Muhammad Arifin Ilham (Pengasuh Majelis Az Zikra, KH. Luthfi Hakim SH (Ketum Forum Betawi Rempug), Habib Muhsin bin Zaid al Atthas (Sekjen Gerakan Masyarakat Jakarta), KH. Endang Supardi (Ketum Forum Betawi Bersatu), KH. Abu Jibril (Wakil Amir Majelis Mujahidin), KH. Bachtiar Natsir (Sekjen MIUMI), KH. Misbahul Anam (Ketua Majelis Syura DPP FPI), Habib Muhsin Alatas (Ketum DPP FPI), KH. Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI), Hudan Dimyati Ahmad (Anggota Dewan Pembina HASMI).
Perwakilan Ulama dan Tokoh sepakat mempertahankan Indonesia sebagai negeri Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan akan melawan orang, kelompok, atau ormas yang akan berusaha mempengaruhi, mendoktrin, serta memaksakan aqidah selain Ahlu Sunnah wal Jama’ah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar