Senin, 02 Februari 2015

Abraham Samad "Bicara Telanjang"

Jurnalis Independen: Wiraswasta garmen, Feriyani Lim (28) yang mempolisikan Abraham Samad, Ketua KPK dengan pemalsuan dokumen berupa KTP meminta perlindungan pada Bareskrim Polri.

Surat permintaan dan pemohonan soal penempatan personel ini diajukan oleh Feriyani melalui kuasa hukumnya, Haris Septiansyah ke Kabareskrim, Irjen Pol Budi Waseso.

"Kami selaku kuasa hukum dari Feriyani ke Mabes polri minta penempatan petugas polri untuk mendampingi klien kami karena dia merasa kurang nyaman dengan pemberitaan selama ini," tutur Haris di Mabes Polri, Senin (2/2/2015).

Haris menambahkan dalam laporan TBL/72/II/2015/Bareskrim, pelapor : Feriyani Lim melaporkan Uki dan Abraham Samad soal pemalsuan dokumen negara, yakni KTP pada 2007 lalu di Makassar.

Atas laporan itu kedua terlapor disangkakan Pasal 92 UU NO 23 tahun 2006 diubah menjadi UU No 24 tahun 2013 tentang administrasi kependudukan atau Pasal 263 ayat 2 KUHP, Pasal 264 KUHP.

Ketua KPK, Abraham Samad menggelar jumpa pers klarifikasi serangan-serangan terhadap KPK dan dirinya, di Kantor KPK, Jakarta, Senin (2/2/2015)

Abraham Samad mmengakui bahwa ia kerap melayani foto bersama orang-orang yang bertemu dengannya. Salah satunya foto selfie bersama pramugari maupun pilot.

Hal itu disampaikan Abraham untuk mengklarifikasi peredaran foto-foto mesra mirip dirinya dengan sejumlah wanita. Abraham mengatakan, sebagai pejabat publik, dirinya kerap diajak berfoto bersama saat ia melakukan kegiatan baik secara formal maupun informal.

"Di atas pesawat, saya ingat ada beberapa pramugari yang selfie bersama saya dan sulit bagi saya untuk menolaknya. Bahkan juga ada pilot yang tiba-tiba buang air kecil di toilet, tiba-tiba melihat Pak Abraham, dia bergegas ke belakang dan minta foto sama saya," kata Abraham dalam jumpa pers di Gedung KPK, Senin (2/2/2015) malam.

Abraham mengatakan lumrah bila dirinya berfoto berdua bersama orang-orang yang bertemu dengannya. Namun, mengenai foto yang memperlihatkan dirinya tengah berbaring bersama wanita di atas ranjang, ia menegaskan bahwa foto itu adalah hasil rekayasa. Hal itu dibuktikan dengan hasil identifikasi tim forensik KPK.

Klarifikasi mengenai adanya pemberitaan mengenai pertemuan dengan elite PDIP soal persiapan menjadi cawapres Jokowi di Pilpres 2014 akhirnya dilakukan Ketua KPK Abraham Samad. Samad menyebut bahwa dirinya memang digadang-gadang menjadi cawapres Jokowi, namun ia tidak berinisiatif untuk melakukan pertemuan.

"Saya tidak membantah nama saya digadang-gadang untuk menjadi cawapres namun saya tidak berinisiatif untuk lakukan pertemuan," kata Samad saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin(2/2/2015).

Menurut Samad, pertemuan dirinya dengan banyak politisi termasuk elite PDI Perjuangan semata-mata dilakukan dalam rangka menjalankan tugas sebagai Ketua KPK.

"Berkaitan dengan pertemuan saya dengan sejumlah pihak dapat saya sampaikan bahwa dalam menjalankan tugas saya sebagai ketua KPK. Tidak dapat dihindari adanya pertemuan saya dengan para politisi, sejumlah elit politik, baik dalam kegiatan formal maupun informal," ujar Samad.

Samad juga menegaskan tidak pernah menjanjikan sesuatu kepada siapapun terkait perkara yang ditangani KPK termasuk perkara Emir Moeis yang disebut-sebut Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto beberapa waktu lalu.

"Saya tidak janjikan sesuatu kepada siapapun terkait perkara yang ditangaani KPK," katanya.
Abraham Samad Soal Foto Bareng Anak Purnawirawan TNI: Selama Jadi Ketua KPK Saya Sering

Adanya laporan bahwa adanya pertemuan dengan anak seorang petinggi TNI membuat Ketua KPK Abraham Samad ikut angkat bicara. Ia menegaskan bahwa itu tidak benar.

"Mengenai adanya foto saya dengan anak seorang purnawirawan. Jadi begini, selama saya menjadi ketua KPK. Saya sering sekali diajak foto bersama," ujar Samad dalam konferensi pers di kantornya, Senin (2/2/2015).

Sebelumnya diberitakan, anggota Divisi Hukum PDIP Arteria Dahlan menyebut Samad pernah bertemu dengan seorang anak petinggi TNI berinsial RNH. Pertemuan yang berlangsung di kediaman Hendropriyono di daerah Patal Senayan, Jakarta, itu digelar menjelang penentuan cawapres Jokowi.

Untuk membuktikan ucapannya, Arteria menunjukkan foto pertemuan itu. Dalam dua foto yang diprint di selembar kertas, terlihat Abraham Samad yang memakai kemeja lengan panjang warna biru sedang berfoto bersama seorang pria yang mengenakan batik warna cokelat. Pria berbatik cokelat itu yang disebut Arteria berinisial RNH.

Saat ini,  KPK meminta Presiden Joko Widodo untuk melakukan tindakan untuk menyelamatkan KPK.

"Ini saatnya Presiden Jokowi untuk melakukan sesuatu yang signifikan," ujar Juru Bicara KPK Johan Budi SP di Gedung KPK, Jakarta, Senin (2/2/2014).

Ditegaskan Johan, jika seluruh pimpinan KPK dijadikan tersangka oleh Polisi, sesuai UU KPK, maka pimpinan KPK harus non aktif. "Kalau semua ditetapkan tersangka, KPK tentu tidak bisa berjalan organisasinya," lanjut Johan.

Oleh karena itu, Johan berharap Presiden Jokowi segera melakukan tindakan. "Hanya Presiden dan Tuhan Yang Maha Esa yang dapat selesaikan," tegas Johan.

Saat ini, dari empat pimpinan KPK, Polri telah menetapkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebagai tersangka. Tiga pimpinan lain yakni Abraham Samad, Zulkarnaen dan Adnan Pandu Pradja juga dilaporkan ke polisi.

Abraham Samad memberikan klarifikasi terkait foto rekayasa yang memuat orang mirip dirinya dengan seorang wanita di Gedung KPK, Jakarta, Senin (2/2/2015). Dalam konferensi pers tersebut Abraham juga membantah jika dirinya bersedia membantu penanganan kasus korupsi politisi PDIP terkait rencana pencalonan dirinya menjadi wakil Joko Widodo dalam Pilpres 2014.

Untuk membuktikan dirinya tidak melanggar kode etik, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mempersilahkan diperiksa Komite Etik KPK.

Beberapa waktu belakangan ini, Abraham Samad santer diberitakan telah menggelar sejumlah pertemuan dengan elite PDI Perjuangan terkait pencalonan wakil presiden di Pilpres 2014.
"Saya dan pimpinan lain telah mempersilakan bagian pengawasan internal KPK untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan," ujar Samad saat konferensi pers di kantor KPK, Senin (2/2/2015).

Samad mengatakan, pemeriksaan internal tidak hanya untuk dirinya namun untuk seluruh pimpinan KPK lainnya. Sehingga internal bisa meneliti benar tidaknya pimpinan KPK melanggar etika.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kritiyanto mengaku ada pertemuan dengan Abraham menjelang Pilpres 2014. Pokok bahasannya menyoal kemungkinan Abrahan mendampingi Joko Widodo.

Sementara itu, ada kasus lain yang membelenggu Abraham Samad. Yaitu Sengketa Pilkada Kotawaringin Barat (Kobar) yang sudah terkubur selama lima tahun kembali bangkit. Munculnya kasus ini menjerat Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto.

Bambang Widjojanto, yang kala itu sebagai kuasa hukum pasangan calon bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar - Bambang Purwanto, dilaporkan karena dugaan merekayasa keterangan saksi saat hasil pilkada Kobar digugat di Mahkamah Konstitusi.

Setelah sidang sengketa pilkada Kobar diputuskan oleh MK, seorang saksi yang bernama Ratna Mutiara dilaporkan dan divonis lima bulan atas laporan memberikan kesaksian palsu. Ratna Mutiara diduga menerima perintah dari tim kuasa hukum Ujang Iskandar - Bambang Purwanto. Yakni, Bambang Widjojanto, Iskandar Sonhaji dan Hermawanto.

Aiman Witjaksono, pembawa acara KompasTV hadir di Kotawaringin Barat untuk menelusuri dan mencari fakta di balik kasus ini. Aiman mewawancarai beberapa orang saksi yang dihadirkan oleh tim kuasa hukum Ujang Iskandar - Bambang Purwanto di sidang sengketa pilkada Kobar tahun 2010 silam.

Benarkah Bambang Widjojanto pernah memerintahkan saksi untuk memberikan keterangan palsu?
Simak penuturan beberapa saksi yang disampaikan dalam wawancara khusus pada program “AIMAN” episode “Telisik Kriminalisasi KPK” malam ini jam 20.00WIB hanya di KompasTV.

Feriyani Lim alias Siska, mangkir dari rencana pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Sulsel, Senin (2/2/2015). Wanita muda yang tiga hari lagi merayakan ulang tahun ke-29-nya menjadi tersangka dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen kartu keluarga pada Februari 2007. Pemalsuan dilakukan guna pembuatan paspor.

Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Endi Sutendi menceritakan, pada tanggal 22 dan 23 Februari 2007, Feriyani mengajukan permohonan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Klas I Makassar.

Dalam surat permohonannya, dia melampirkan KTP atas nama Feriyani Lim dengan alamat, Jalan Boulevard Ruby II nomor 48, Makassar, ijazah SLTP. “Serta kartu keluarga dengan kepala keluarga berinisial AS,” kata Endi, Senin hari ini.

Alamat AS dengan alamat Feriyani pada KTP-nya sama. Pada kartu keluarga tersebut, Feriyani mencantumkan nama ayah Ngadiyanto dan ibu bernama Hariyanti. Itu berbeda dengan nama ayah dan ibu pada kartu keluarga dengan alamat Apartemen Kusuma Chandra Tower III/22- K, Senayan, Jakarta Selatan. Ayahnya bernama Ng Chiu Bwe dan ibunya bernama Lim Miaw Tian.

Kasus dugaan pemalsuan dokumen ini dilaporkan seorang bernama Chairil Chaidar Said di Bareskrim Polri. Kasusnya lalu dilimpahkan ke Polda Sulsel karena locus delicti atau tempat kejadian perkara di Makassar. Feriyani terancam hukuman penjara paling lama delapan tahun denda paling banyak Rp 50 juta.

Nama Feriyani kini mendadak tenar. Dia adalah wanita muda yang disebut oleh akun Twitter @polisipatung sebagai selingkuhan atau istri kedua Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad. (Edi Sumardi)

Feryani Lim alias Siska, mangkir dari rencana pemeriksaan oleh penyidik Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Sulsel, Senin (2/2/2015), pukul 14.30 wita.

Wanita muda yang tiga hari lagi merayakan ulang tahun ke-29-nya menjadi tersangka dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen kartu keluarga pada Februari 2007. Pemalsuan dilakukan guna pembuatan paspor.

Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Kombes Endi Sutendi menceritakan, pada tanggal 22 dan 23 Februari 2007, Feriyani mengajukan permohonan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Klas I Makassar.

Dalam surat permohonannya, dia melampirkan KTP atas nama Feriyani Lim dengan alamat, Jl Boulevard Ruby II nomor 48, Makassar, ijazah SLTP.

Serta kartu keluarga dengan kepala keluarga berinisial AS,” kata Endi, Senin hari ini. Alamat AS dengan alamat Feriyani pada KTP-nya sama.

Pada kartu keluarga tersebut, Feriyani mencantumkan nama ayah Ngadiyanto dan ibu bernama Hariyanti. Itu berbeda dengan nama ayah dan ibu pada kartu keluarga dengan alamat Apartemen Kusuma Chandra Tower III/22- K, Senayan, Jakarta Selatan. Ayahnya bernama Ng Chiu Bwe dan ibunya bernama Lim Miaw Tian.

Kasus dugaan pemalsuan dokumen ini dilaporkan seorang bernama Chairil Chaidar Said di Bareskrim Polri. Kasusnya lalu dilimpahkan ke Polda Sulsel karena locus delicti atau tempat kejadian perkara di Makassar.

Feriyani terancam hukuman penjara paling lama delapan tahun denda paling banyak Rp 50 juta.
Nama Feriyani kini mendadak tenar. Dia adalah wanita muda yang disebut oleh akun Twitter @polisipatung sebagai selingkuhan atau istri kedua Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad.

Tidak ada komentar: