Jurnalis Indonesia: Beberapa hari terakhir ini salah satu kejadian yang hangat diberitakan berbagai media internet, dan social media, serta televisi adalah soal kericuhan penyerangan di Az-Zikra, perumahan sekaligus majelis taklim asuhan ustadz Arifin Ilham. Banyak pihak menuding pelaku provokator kericuhan adalah kalangan Syiah yang kemudian berkembang menimbulkan kegaduhan akibat dipicu oleh berbagai komentar yang berujung pada isu Syiah menyerang Sunni.
Hanya dua hari setelah kejadian penyerangan tesebut, polisi berhasil menangkap sekitar 35 pelaku. Dari hasil penyidikan sementara diketahui kalau pelaku mengaku Bukan Syiah dan Bukan Preman Tapi Pecinta NKRI
Pada Kamis (12/02/2015) kemarin, seperti dikutip muslimedianews pelaku penyerangan yang bernama Ade mengakui bahwa dirinya bukanlah seorang Syiah, tetapi kelompok yang Cinta NKRI. Ia mengungkapkan spanduk yang dipasang di depan komplek Az-Zikra yang bertuliskan “Kami Warga Pemukiman Muslim Bukit Az-Zikra Sentul Menolak Paham Syiah” dinilai provokatif.
Ade, lelaki yang nampak biasa, tidak seperti seorang keturunan Arab apalagi menyatakan diri sebagai Habib, menjelaskan secara singkat,
“Saya cinta Negara Indonesia NKRI, saya bukan preman,”, jelas Ade, saat menunggu pemeriksaan kepolisian di Polres Bogor beberapa waktu lalu.
Ia bersama teman-temannya mengaku sengaja datang ke Az-Zikra untuk mencopot spanduk yang provokatif. Warga Cibinong ini pun menjelaskan kelompoknya sudah biasa berkeliling untuk mencopot dan menurunkan spanduk-spanduk yang provokatif demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kericuhan Dipicu oleh Spanduk Provokatif yang dipasang oleh Penghuni Az-Zikra
Polisi kini telah mengamankan pelaku dan spanduk yang diduga memicu serangan ke Az-Zikra. Salah seorang petugas Az-Zikra, Abdullah, mengatakan bahwa yang memasang spanduk itu adalah Kasni, yang merupakan pengurus RT Kampung Al-Ikhlas 3. Disebutkan Abdullah, saat kejadian ada tiga orang penyerang sempat meminta klarifikasi kepada petugas keamanan setempat menanyakan tentang orang yang telah memasang spanduk itu.
“Spanduk itu panjangnya sekitar empat meter dan lebarnya satu meter,” tutur Abdullah kepada wartawan di Majelis Az-Zikra, beberapa waktu lalu.
Di kantor kepolisian Bogor, para pelaku penyerangan itu mengaku mereka merasa terganggu dengan spanduk yang provokatif. Mereka juga mengaku bukan Syiah, melainkan warga biasa yang cinta NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar