Jurnalis Independen: Dalam rangka rangkaian Hari Pers Nasional (HPN)tahun 2015 , Dewan Pers Nasional mengadakan Malam Silaturahim Pers Nasional bersama Presiden Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi). Acara ini digelar bersama Biro pers tersebut digelar di Auditorium TVRI jalan Gerbang Pemuda Nomor 8, Senayan, Jakarta Selatan, Senin, (27/4/2015).
Dalam kesempatan, Presiden Jokowi mendapatkan Jaket berwarna putih sebagai penghargaan insan Pers Nasional kepada Presiden.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi merasa "tidak enak" lantaran saat berlangsungnya HPN di Tanjung Pinang,dirinya tidak bisa menghadiri peringatan yangdiselnggarakan sejak tanggal 9 Februari 2015 tersebut.
"Banyak yang kecewa, saya mendengar sendiri dari kalangan pers, lantaran tidak hadirnya dirinya selaku Presiden, kata Jokowi dalam pidatonya, hari ini.
Karena itu, pada Malam Silaturahim Pers Nasional malam ini, dirinya memksakan hadir dan menggantikan acara yang harus dihadirinya kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla untukbertandang ke Singapura.
"Akhirnya saya harus berbagi tugas dengan Wakil Presiden, Pak Jusuf Kalla untuk menggantikan saya berkunjung ke Singapura agar saya bisa menghadiri acara ini," jelas Presiden Jokowi yang disambut riuh insan pers dan para hadirin.
Presiden Jokowi mengatakan dalam pidato sambutannya tentang banyaknya warga desa dimana ia berkunjung, selalu menanyakan tentang Program Kartu Indonesia Sehat maupun Kartu Indonesia Pintar (KIS dan KIP) yang hingga kini belum terealisasi.
Masyarakat tidak mengetahui jika semua itu membutuhkan proses 3 sampai6 bulan guna merealisasikan apa yang dijanjikan dalam masa kampanye dulu. Sementara pelantikan dirinya baru dilakukan pada 20 Oktober 2014. Setelah itu ada persoalan tehnis dalam tubuh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Sehingga pengetokan palu terkait anggaran, tertunda.
"Jika sekarang ada warga daerah yang bertanya kepada saya, Pak KIP dan KIS nya mana? Maka akan saya jawab, Anda Minta berapa," Jelas Presiden Jokowi.
Namun, terkait belum selesainya program KIP dan KIS, oleh media dijadikan bahan pemberitaan. Pemberitaan tersebut ada yang bernuansa miring, tidak obyektif dan menyudutkan dirinya.
Pemberitaan baik bersifat miring maupun obyektif dari berbagai media, baik lokal maupun nasional yang bersumber dari media cetak maupun elektronik dan online, semuanya Presiden ketahui lantaran dirinya aktif mengikutinya sendiri.
Namun, Presiden mengaku jika dirinya menerima seluruh berita terkait kritik pemerintahan dan kebijakannya dengan penerimaan positif. Sebab bagi dirinya, Pers merupakan mitra bagi diri dan pemerintahannya.JI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar