Jurnalis Independen: Banyak
tokoh, pejabat, artis, pengusaha, syukuran tumpeng di Umbul Pengging. Bahkan seorang
pengusaha dari Solo sampai rela menyumbang dana untuk merenovasi serta
membangun bangunan penunjang lain di tempat ini, karena keinginannnya selalu
terpenuhi setelah sering ritual di Umbul Pengging.
Kabupaten
Boyolali, dulu adalah salah satu wilayah dari bekas atau eks-karesidenan
Surakarta. Industri pariwisatanya berkembang pesat seiring dengan laju
pembangunan. Salah satu wilayah yang terkenal karena potensi wisatanya adalah
Umbul Pengging.
Sebuah
tempat wisata di wilayah pinggiran Boyolali, tepatnya di desa Bendan, Pengging,
kecamatan Banyudono, Boyolali,
Jawa Tengah. Namun karena terkenalnya Umbul Pengging,
masyarakat setempat sering menyebut desa tersebut dengan desa Pengging.
Umbul Pengging, dalam bahasa
Indonesia berarti mata air pengging, adalah tempat pemandian ritual yang ramai
dikunjungi terutama setiap malam Jumat Pahing. Terletak sekitar 25 km ke arah
barat dari arah kota Solo.
Apa
yang menjadikan tempat wisata tersebut menarik hingga menyedot pengunjung
setiap malam Jumat pahingnya? Bahkan banyak pula tokoh masyarakat atau pejabat
yang sering mengunjungi tempat ini. “Yah karena memang banyak yang merasa yakin
dengan kekuatan dari laku tirakat di tempat pemandian ini,” ungkap Surono.
Menurut penjaga tempat pemandian
ini, sudah banyak orang yang membuktikan jika bertirakat di tempat ini,
keinginan orang tersebut banyak yang terkabul. “Saya
sendiri juga sering melakukan tirakat di umbul sini, dan buktinya memang banyak
masalah hidup atau keinginan dari saya atau keluarga yang terbantu atau
terkabulkan,”akunya.
Prosesi atau ritual di tempat
Umbul Pengging cukup mudah. Pengunjung tinggal datang. Lalu membayar tiket
tanda masuk seharga 1000 rupiah. Selanjutnya mandi kungkum (berendam) dalam
kolam yang disediakan.
Selama
berendam itulah cita-cita, keinginan, harapan, atau apa saja yang ingin
disampaikan tinggal dipanjatkan. “Biasanya
orang yang akan segera terwujud keinginannya, akan menjumpai tanda-tanda atau
semacam wangsit dari penunggu kolam ini,” jelas bapak berputra 2 ini.
Masih menurut bapak ramah ini, tanda-tanda
atau wangsit bisa berujud penampakan dari alam sekitar. Beberapa pengunjung
sering bercerita padanya, dan mereka rata-rata mengaku seperti didatangi atau
melihat ular besar.
Selain
itu kadang muncul juga penampakan berujud Truno Lele (ikan lele besar).
Semuanya berlainan antara masing-masing pengunjung. Surono sendiri seringnya malah melihat
sosok orang tua yang pakaiannya mirip-mirip Pangeran Diponegoro. Namun
penampakan-penampakan itu sebetulnya cuma wujud lain dari Kyai Poleng.
Siapakah
Kyai Poleng itu? Dia dipercaya oleh sesepuh-sesepuh desa setempat merupakan
penunggu gaib dari pemandian Umbul Pengging ini. Sejarahnya memang belum pasti.
Mitos atau kepercayaan itu turun-temurun begitu saja. Dari generasi ke generasi
mitos tentang Kyai Poleng itu tetap lestari.
Bahkan
penjaga sendiri juga kurang begitu tahu siapa kyai poleng. Penjaga cuma
mendapat pesan dari kakek serta ayahnya yang dulu juga penjaga pemandian ini
untuk meneruskan merawat serta memelihara tempat tinggal Kyai Poleng ini.
Mukjizat
Air
Di
tempat Umbul Pengging ini sebetulnya ada dua kolam pemandian. Keduanya memang
berdampingan. Yang satu bernama Umbul Sungsang, terletak di sebelah barat.
Sedang umbul lainnya di sebelah timur bernama Umbul Plempeng.
Masing-masing
nama ini ada sejarahnya masing-masing. Menurut bapak yang sudah sejak tahun
1970-an menjaga pemandian ini, dinamakan Umbul Sungsang karena dulu memang di
tengah kolam berdiri pohon beringin bernama Ringin Petak. Maka karena air
mengelilingi beringin, hingga disebut sungsang.
Namun
sejak meletusnya pemberontakan G30S/PKI 1965, entah mengapa pohon beringin
itu-tiba-tiba tumbang. Hingga kini nama umbul Sungsang tetap dipertahankan oleh
masyarakat sekitar.
Untuk Umbul Plempeng, baru
terkenal sejak sekitar tahun 1980-an.
“Saat
itu dulu air di sini akan diambil (dialirkan), tapi selalu gagal,” ujar Surono.
Menurutnya saat pengambilan air itu
dipasangkan pipa besar dari beton dan besi, pipa itu dalam bahasa Jawa disebut plumpong atau plempeng.
Air
itu rencananya akan dialirkan ke wilayah Panasan, sebuah wilayah yang identik
dengan Bandara di pinggiran selatan kota Solo. Namun entah mengapa, proyek itu
selalu gagal. Plumpong atau plempeng itu selalu patah dan bocor. Lalu proyek
dihentikan.
“Nah
sejak saat itulah kami dan warga sekitar menamai kolam yang ini dengan Umbul Plempeng,” ceritanya.
Di Umbul Sungsang ini terdapat
bak kecil di pinggiran kolam, menyatu dengan kolam, hanya dibatasi dengan
dinding pendek setinggi 1 meteran. Air dalam bak ini dipercaya oleh pengunjung
mempunyai jampi-jampi (daya gaib) untuk macam-macam kepentingan.
Untuk
penglaris usaha, penyembuhan penyakit, keharmonisan rumah tangga, dan terutama
bisa menjadikan peziarah menjadi kaya. Bisa diminum langsung atau ditaruh
ditempat-tempat strategis, seperti kotak uang, warung, took, atau sudut-sudut
rumah. “Air dari Umbul Sungsang ini ibarat air
Zam Zam seperti mata air di Arab Saudi
sana,” kata Surono meyakinkan.
Sangat
dipercaya mendatangkan kebaikan bagi yang membawa atau memakainya. Bahkan
banyak pengunjung terutama dari wilayah Bali yang jauh-jauh datang ke lokasi
hanya untuk mengambil air dari bak ini. Terserah pengunjung mau mengambil
berapa saja. Biasanya ada yang memakai botol air mineral, bahkan botol
galonanpun juga dibolehkan.
Lain
lagi dengan Umbul Plempeng. Di tempat ini ada sebuah pohon kelapa yang
menjulang tinggi. Ia tumbuh dari pinggir kolam, lalu menjulang tinggi menjorok
ke atas kolam hingga hampir ke sisi seberang kolam.
Aura
mistis sudah terlihat dari badan pohon kelapa itu. Beberapa dupa sengaja
diselipkan serta dinyalakan di batang pohonnya. Konon buah kelapa dari pohon
ini airnya bisa mendatangkan manfaat bagi yang meminumnya.
“Minum
air kelapa ini setelah kungkum
(berendam) di kolam bisa membuat si peminum jadi enteng jodoh. Juga untuk pasangan
suami istri yang belum dikaruniai anak bertahun-tahun, insya Allah setelah
minum air kelapa ini si istri akan cepat mengandung dan melahirkan.”
Syukuran
Tumpeng
Lalu
apakah setiap pengunjung selalu dikabulkan permintaannya? “Yah semua tergantung dari laku tirakat
(prosesi ritual) yang bersangkutan,” ujarnya.
Ada yang cepat terkabul namun ada juga
yang terkabul namun prosesnya lama.
Biasanya
ada semacam standart waktu proses ritual ini. Pengunjung yang belum mendapat
wangsit kesuksesan akan mengulang ritual yang sama selama 40 hari berturut -turut.
Terkadang
untuk lebih kusyuk atau lebih konsentrasi pengunjung juga melakukan laku puasa.
Ia bisa datang kapan saja selama 40 hari berturut-turut. Namun sesuai kebiasaan
kebanyakan pengunjung melakukan ritual kungkum
di malam hari.
Selain standart waktu seperti di
atas, ada juga patokan yang sering dilakukan pengunjung. Yaitu mereka hanya
datang selama waktu ganjil di malam Jumat Pahing berturut-turut. Minimal
kedatangan 7 kali. Jadi bisa datang 7 kali, 9 kali, 11 kali, 13 kali, dll. Asal
setiap datang di Malam Jumat Pahing.
Ternyata meskipun tempat pemandian
resminya ada di kedua umbul itu, namun banyak pengunjung yang melakukan ritual
di kolam-kolam kecil sekitarnya. Atau kadang-kadang di aliran mata air dari
kedua kolam itu.
Dan
ada pengunjung yang menjadikan tempuran (tempat bertemunya kedua aliran dari
sumber berbeda) sebagai tempat favorit berendamnya. Dipercaya di tempat itulah
biasanya Kyai Poleng sering muncul menampakkan dirinya.“Kyai Poleng memang bisa
saja berkeliaran di sekitar area kedua umbul ini,” terang Surono lagi.
Banyak
pengunjung yang setelah merasa permintaannya terkabulkan, ia akan mengucapkan
syukur dengan cara mengadakan tumpengan di lokasi Umbul ini. Tumpeng syukuran
itu biasanya disertai dengan penyembelihan kambing atau hewan kurban lain. Lalu
daging tersebut dibagi-bagikan pada warga sekitar Umbul.
Banyak
tokoh, pejabat, artis, pengusaha, yang sering melakukan tumpeng syukuran di
Umbul Pengging ini. Bahkan seorang pengusaha dari Solo sampai rela menyumbang
dana untuk merenovasi serta membangun bangunan penunjang lain di tempat ini,
karena keinginannnya selalu terpenuhi setelah sering ritual di umbul ini.
Tempat
ini akan makin ramai jika musim Pilkada
(pemilihan kepala daerah) tiba. Saat-saat
seperti itu akan
banyak calon yang ingin agar dirinya tampil sebagai pemenang. “Nah Umbul Pengging inilah sebagai solusi
spiritual alternatif selain kampanye tentunya. Kalau tak percaya datang saja ke
sini di musim Pilkada,
lebih-lebih saat malam Jumat Pahing, nanti di buku tamu, Anda akan tahu siapa tokoh-tokoh yang
melakukan ritual di sini,” katanya meyakinkan.@red
1 komentar:
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,
Sengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan
Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 800juta saya stres hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu dengan ki sholeh pati, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI SHOLEH PATI kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 5Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi KI SHOLEH PATI di 0852-1905-3025 situsnya www.PESUGIHANISLAMI.ye.vc agar di berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin seperti saya coba hubungi KI SHOLEH PATI pasti akan di bantu
Posting Komentar