Munculnya
Pemuda Pengelana Bernama Syarif
Pemuda
bernama Syarif ini entah muncul dari mana, yang jelas ia mengaku masih
keponakan dari almarhum Bu Dewi istri Pak Cepi. Kemunculan Syarif pemuda
pengelana, bertepatan dengan luka parahnya Kyai Abdullah.
Sebenarnya saat pertempuran hidup mati antara Kyai
Abdulah dengan mahluk bersisik ular tadi, beberapa warga yang berada di dalam
rumah pak Cepi turut menyaksikan. Akan tetapi semua warga seolah hanya melihat
pak Kyai berduel sendirian, tak terlihat siapa yang jadi lawan dalam
pertempuran dasyat tadi. Hal ini memang wajar dipahami dikarenakan sosok mahluk
bersisik ular itu tak bisa dilihat secara kasat mata oleh orang biasa.
Setelah
dirasakan aman, maka semua warga berhamburan ke luar untuk segera menggotong
Kyai Abdulah dan membawanya masuk ke dalam rumah. Walau semua pintu dan jendela
sudah di kunci, semua warga termasuk keluarga pak Cepi serta tiga orang polisi
berpakaian preman terlihat masih tetap merasa ketakutan.
“waduuuhh . . . , gimana nih kalau mahluk
itu datang lagi ? pak Kyai pingsannya lama banget neeehh . . .”
sahut Budeg dengan nada suara gemetaran, yang disambut oleh semua warga dengan
mimik muka ketakutan, “ho-ohhh . . . ,
gimana neeeh . . .?”, timpal Jahul dan Pilon serempak.
“kita berdoa saja semoga mahluk itu gak
datang lagi, paling tidak untuk malam ini saja . . . ”,
ucap pak Lurah Ono dengan maksud menenangkan warga.
Malam itu
ketika Kyai Abdulah pingsan sehabis bertempur dengan mahluk bersisik ular,
merupakan malam yang dirasakan sangat melelahkan bagi semua warga yang dengan
terpaksa meronda di dalam rumah, tak satu orangpun yang berani memejamkan mata.
Untunglah, hingga pagi tak terjadi apa – apa. Atas inisiatif Lurah Ono, pak
Kyai akhirnya diungsikan dan diobati secara bathin di salah satu pondok
pesantren desa tetangga yang berlokasi di tapal batas desa Sukro.
Rasa was
– was warga terhadap kondisi Kyai abdulah setelah pertempuran dasyat itu,
memang wajar. Karena bagaimanapun juga warga merasa keselamatan dan kenyamanan
seluruh warga di desa Sukro benar – benar menggantungkan harapannya kepada Kyai
Abdulah dalam hal kasus kejadian aneh di daerahnya. Sudah kurang lebih lima
hari tak kunjung ada perubahan yang cukup berarti berkenaan dengan kesehatan
pak Kyai, menambah daftar kekhawatiran tentang kenyamanan dan keselamatan warga
desa terhadap ancaman si Mahluk bersisik ular. Akan tetapi yang paling sangat
merasa ketakutan dan paling merasa terancam keselamatannya adalah keluarga pak
Cepi, terutama pak Cepi-nya sendiri.
Dalam
kegamangan rasa takut akan ancaman dari mahluk bersisik ular, secercah harapan
muncul saat seorang pemuda bersahaja datang ke desa Sukro. Pemuda itu konon
ternyata masih ada ikatan family dengan bu Dewi almarhum istri pak Cepi.
Kedatangan pemuda yang bernama Syarif itu sebenarnya hanya sekedar mampir untuk
bersilaturahmi dengan keluarga pak Cepi yang sudah lama tak bersua, dikarenakan
pemuda Syarif konon lama berkelana dari satu pesantren ke pesantren lainnya dan
berbagai padepokan silat-pun tak luput di datangi oleh Syarif dengan satu
tujuan yakni untuk menimba ilmu.
Namun
oleh keluarga pak Cepi malahan pemuda itu diminta untuk tinggal seterusnya
dengan alasan bahwa Syarif merupakan satu – satunya dari keluarga bu Dewi yang
bisa merapatkan kembali ikatan tali persaudaraan antara pak Cepi secara pribadi
dengan pihak keluarga besar bu Dewi.
“saya mohon Syarif mau tinggal di rumah
ini selamanya. Karena sejak saya berumah tangga dengan Dewi, keluarga besar
Dewi seolah menjauhi bahkan terkesan memusuhi saya. Padahal saya merasa tidak
pernah menelantarkan Dewi dan kedua anak saya ini”,
ucap pak Cepi sambil tangan kanannya menunjuk kepada dua anak gadisnya yang
bernama Liza dan Mezia.Kemudian tak lama pak Cepi-pun memerintahkan kepada dua
anak gadisnya untuk meningggalkan ruangan, dengan alasan karena ada obrolan penting
dirinya dengan Syarif yang tidak boleh diketahui oleh anak-anaknya. Mezia dan
Lezi-pun menuruti kehendak bapaknya untuk segera meninggalkan mereka berdua di
ruang tengah keluarga. Dua anak gadisnya sejak meninggalnya bu Dewi, mereka
berdua tidur di satu kamar yang sama, yakni tidur bareng di kamar Mezia.
“ya .ya .ya . . , saya bersedia tinggal
disini. Tapi kalau om Cepi tidak keberatan, saya ingin tahu dengan pasti dan
jelas dari mulut om berkenaan kronologis kematian tante Dewi, karena yang saya dengar
diluaran isyu-nya simpang siur”, ucap Syarif dengan
tatapan mata penuh selidik.
Mendengar
jawaban Syarif seperti itu, tak ayal membuat kaget pak Cepi.Sejenak pak
Cepi-pun menghela nafas panjang, seolah melepaskan beban yang selama ini
menggumpal di dalam hatinya. Dengan berurai air mata, pak Cepi mulai bercerita
kepada Syarif, bahwa sebenarnya kekayaannya yang selama ini diperoleh, di dapat
dengan cara Mujas Medi alias Ngipri.
“saya gak tahan menanggung hidup sengsara,
sementara saya begitu sangat mencintai Dewi dan anak – anakku. Dulu untuk makan
saja susah banget. Karena mungkin gak tahan hidup sengsara, pernah suatu hari
Dewi minta cerai dan akan membawa kedua anaknya untuk tinggal bersama orang
tuanya Dewi”, sambil masih sesenggukan menangis, pak
Cepi dengan terbata – bata melanjutkan kisah petualangannya melakoni Mujas Medi
alias Ngipri.
“tempatnya diatas bukit yang
berlokasi di perbatasan desa ini. Saya lakoni ritual ‘Kawin Goib’ dengan ‘Putri
dari Keraton Kerajaan Ular’. Dan setiap satu tahun sekali saya diwajibkan
memberi ‘Wadal alias Tumbal atau Korban’ kepada Siluman Raja Ular yang berdiam
di atas bukit itu. Dan untuk tahun ini, saya lupa untuk memberikan Tumbal,
makanya salah satu dari keluargaku ada yang ‘di ambil’ sebagai pengganti
Tumbal-nya. Saya sekarang betul – betul menyesal dan ingin taubat . hik . hik .
.’”, demikian pengakuan polos yang dilontarkan pak Cepi kepada Syarif yang
diiringi tangisan penyesalan.@tamat
1 komentar:
بسم الله الحمن الرحيم
TERIMAKASIH KPD MBAH RUDUMAN YG TELAH MEMBANTU KAMI SEKELUARGA. ATAS BANTUAN PESUGIHAN 3HARI DARI MBAH RUDUMAN SEKARANG HIDUP KAMI SUDAH BERUBAH YG DULUNYA SUSAH TERLILIT HUTANG.
SEKARANG KAMI SUDAH BISA MELUNASI SEMUA HUTANG-HUTANG KAMI DI BANK BRI YG JUMLAHNYA 750JT DAN SISANYA AKAN KAMI BELIKAN RUMAH,MOBIL DAN MODAL USAHA.
TEMAN-TEMAN YG DALAM KESULITAN HUB MBAH RUDUMAN DI NOMOR 08979523567
RITUAL INI AMAN TANPA TUMBAL SUMPAH DEMI ALLAH SAYA SUDAH MEMBUKTIKANNYA.
KAMI SEKELUARGA MENUCAPKAN BANYAK TERIMAKASIH KPD MBAH RUDUMAN.
Posting Komentar