Senin, 27 Mei 2013

Batam, Negara Mafia atau Wujud Negara Kalah Lawan Mafia


Jurnalis Independen: Pulau Batam, pulau yang berbatasn langsung dengan dua Negara adidaya ekonomiAsean ini, membuat banyak pejabat, masyarakat Indonesia mabok. Dengan timpangnya perekonomian antara Indonesia di satu sisi dengan Malaysia dan Singapura di sisi lain, membuat maraknya berbagai macam penyelundupan.


Permainan mafia tanah, penyelundupan Bahan Bakar Minyak (BBM), ke Singapura dari kilang minyak Plaju, Sumatera Selatan (Sulsel) juga melalui Batam. Namun semua berhasil dibongkar oleh pemerintah daerah maupun pusat. Khusus untuk penyelundupan BBM, Menseskab Dipo Alam merespon langsung laporan dari social media terkait penyelundupan tersebut.

Kali ini, Batam menjadi surga mafia mobil bodong. Praktek ini disinyalir telah berjalan puluhan tahun lamanya. Anehnya, pihak aparat pemerintah daerah maupun pemerintah pusat hingga detik ini belum menunjukkan taringnya.

Batam sebagai Otorita Khusus, memang memiliki perbedaan dengan daerah lain kawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Termasuk dalam hal kebijakan Fiskal, termasuk dalam hal Pajak. Terutama Pajak kendaraan jenis mobil.

Kendaraan roda empat yang tergolong setengah mewah hingga mewah, banyak dijajakan di kawasan itu. tentu saja dengan harga dibawah pasaran. Sebagai contoh, sebuah unit mobil Toyota Atlis yang masih baru, bisa didapat dengan harga hanya 80 juta rupiah. Padahal harga mobil tersebut umumnya berkisar di 300 jutan rupiah.

Kenapa harga Mobil bisa sangat murah di Batam? Karena di kawasan Batam, bebas pajak bea masuk dan pajak pertambahan nilai. Ketentuan tersebut, hanya berlaku di Batam. Jika mobil itu dibawa ke luar Batam, dijual ke Riau atau ke daerah lain, pajak akan dikenakan kembali.

Batam, memang memiliki banyak keistimewaan. Awalnya, otoritas khusus ini ditujukan untuk menjadikan kawasan itu menjadi pusat kegiatan industry, pelabuhan dan ekspor.

Kekhususan wilayah Batam, digagas oleh mantan Menristek orde baru BJ Habibie. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Otorita Batam dan pernah menjanjikan Batam akan mengimbangi Singapore dalam waktu 25-30 tahun.

Sayangnya, label Batam yang digagas Habibie kandas seiring dengan arus reformasi dan lengsernya Habibie sebagai Presiden dari penunjukkan Soeharto. Bahkan Batam semakin suram lantaran sulitnya investor memasuki wilayah tersebut dan dijagal para mafia tanah asal Singapura.   

Lebih tragis lagi, Batam juga kehilangan daya tariknya bagi Wisatawan Singapore yang mau shoping murah, judi, hiburan hingga main golf. Sebaliknya, meski Otorita Batam kehilangan orientasi pengembangan dan nasib makin tak menentu, ada sejumlah “keunggulan” yaitu maraknya bisnis haram. Keunggulan itu lantaran adanya fakta keistimewaan Batam yang ditetapkan oleh UU tetap berlaku hingga kini.

Yang paling mencolok diantaranya adalah banyaknya Mobil dan alat berat bodong yang masuk via Batam untuk kemudian diselundupkan ke Sumatera, Jawa dan kawasan lain di Indonesia. Mobil- mobil mewah baik baru maupun bekas, dan alat-alat berat bebas masuk baik legal maupunillegal melalui pelabuhan-pelabuhan swasta yang liar.

Sebagai daerah khusus Industri, Batam punya banyak pelabuhan yang dimiliki dan dikelola oleh masing-masing perusahaan. Sedangkan pelabuhan liar juga menjadi pintu masuk bisnis haram termasuk dugaan adanya penyelundupan narkoba.

Sebagian besar mobil dan alat berat itu datang dari Singapore, China, Malaysia, Taiwan, Korea bahkan Jepang. Kebijakan Singapore membatasi usia kenderaan maksimal 10 tahun, mengakibatkan banyak mobil tua Singapura masuk diselundupkan ke Batam. Padahal, seharusnya mobil-mobil tersebut dimusnahkan atau dijadikan scrap utk kemudian logamnya dilebur kembali sebagai bahan baku berbagai produk.

Dari data, saat ini terdapat hampir 50.000 mobil ilegal di Batam. Pemerintah pernah berencana mau “melegalkannya” atau diputihkan. Pemutihan dilakukan pemerintah pasca penangkapan sejumlah mobil mewah bodong di Batam oleh MabesPolri pada akhir 2010 lalu. Namun rencana pemutihan mobil bodong di Batam itu gagal. Kementerian Keuangan hanya menyetujui pemutihan 429 unit mobil saja. Sedangkan sisanya antara 40-50 ribu mobil tidak bisa diputihkan karena benar-benar masuk secara ilegal. Selain itu, tidak sedikit mobil-mobil itu berasal dari hasil curian di Malaysia.

Kini Mabes Polri tidak terdengar lagi melakukan operasi penangkapan mobil-mobil bodong di Batam. Setali tiga uang, Kemenkeu juga tidak jelas kebijakannya.

Ada dugaan banyak oknum lintas sektoral bermain di sana. Garda terdepan diduga dari pihak Angkatan Laut, Polairud, Bea Cukai, Syahbandar, Ditjen Perlabuhan. Dibelakangnya tentu ada peran dari Samsat Batam. Pihak oknum2 Ditlantas Polda Kepri/Poltabes Batam tentu punya peran besar. Masalah mobil atau alat berat bodong di Batam disinyalir melibatkan mata rantai oknum-oknum penguasa dari hulu ke hilir. Semua terlibat. Semua bersatu menjadi Mafia.

Ada dugaan, sebagian mobil dan alat berat bodong kemudian dijual, diselundupkan ke luar Batam. Keterlibatan lintas oknum memudahkan lolosnya barang selundupan. Alat berat bodong banyak ditampung oleh industri di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua. Bahkan Mobil Bodong masuk dengan mudah ke Jakarta.

Jika mobil dan alat berat bodong yang masuk ke Batam 5000 unit per tahun, berapa triliun kerugian negara? Jika kemudian mobil dan alat berat tersebut diselundupkan lagi ke luar batam, kerugian negara berlipat-lipat.
Mafia Mobil dan alat berat bodong di Batam ini luar biasa sakti. Tiga tahun lalu ada aparat jujur yang membongkar kasus ini, eh dia malah dipecat. Tidak cukup sampai disitu, aparat jujur itu malah dikriminalisasikan dan dimasukan ke penjara. NEGARA kalah lawan MAFIA ! Innalilahi

Kasus aparat jujur yang berani membongkar Praktek Mafia Mobil dan Alat berat bodong itu sempat dilaporkan ke Komisi III DPR. Sayangnya hasilnya hingga kini gelap dan senyap. Karena omset Mafia Mobil dan Alat Berat bdong ini triliunan per tahun, para mafia diduga melobi oknum pejabat dan dijadikan bayi untuk disuapi. Anehnya, pihak Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) tutup hidung dan tutup telinga. Jika saja KPK RI sebagai garda terakhir penyelamat keuangan Negara, puluhan bahkan mungkin ratusan triliun layak digunakan sebagai pengangkat harkat hidup bangsa dan masyarakat Indonesia. Dan memasukkan ribuan koruptor kakap ke penjara. Sayangnya KPK RI masih tutup hidung dan telinga.  

Bahkan informasi terakhir yang didapat mengatakan bahwa mobil alat berat selundupan itu memiliki ciri plat nopol berakhiran Z atau X. sebagai contoh : BP 1234 XY atau BP 1234 ZW. Adakah yang mau mengaku siapa mafia, pengusaha, dalang dan beking dibalik semua ini? Kalau bukan pejabat, aparat asli Republik Indonesia tak akan ada pejabat, aparat palsu yang sekarang ini sedang menjabat mau bertindak atas nama hukum, bangsa dan rakyat Indonesia.@Fatih Muhammad /Priandita Krissandhy 

Tidak ada komentar: