Jurnalis Independen: Fahri Hamzah menulis
ini tiga hari lalu. Fahri Hamzah berteriak keras menghujat tempo yang mencari
makan dengan memfitnah orang lain lewat berita-beritanya yang tendensius alias
ingin menghancurkan PKS dan kader-kadernya.
Berikut tulisan asli Fahri Hamzah
yang disalin dari tweternya.
Teganya TEMPO mencari makan
dengan memfitnah orang...apa sanggup kalian makan bangkai?
Tadi pagi karena TEMPO masuk meja
kerja saya, saya baca sekilas...isinya fitnah hampir semua..
TEMPO nampaknya mendapat bocoran
lanjutan hari ini...dari mana? Darimana lagi...?
TEMPO berusaha memfitnah PKS
dengan cara yg sangat kasar...sangat tdk enak dan tidak perlu...
Kami akan tahan dengan fitnah kalian..tapi
kalian tak akan tahan dengan perasaan berdosa..
Tak perlu kita bicara agama,
karena dosa kalian pada etika jurnalisme pun pasti membuat kalian tersisih...
Dalam agama, fitnah itu lebih
kejam dari pembunuhan dan kalian membunuh dengan cara yg sadis...
Sadisme jurnalisme TEMPO
memprihatinkan..saya yakin gunawan muhammad yg mem-blokir saya mulai tua dan
sentimentil..
Kita tak bisa lagi berdiskusi
secara intelek sebab hak untuk didengar telah ia matikan...
Orang2 ini memang sinis sekaligus
cemburu pada kami yang memakai sarung karena partai kami lebih eksis dari
mereka...
Mulailah mereka berkampanye agar
kami ditinggal dan agar kami dinista...tapi media beginian tinggal menghitung
hari..
TEMPO mengirim anak2 muda yang
mengaku kaderku sekedar untuk mendapat konfirmasi..ini mereka sebut hak
jawab...
Aku bilang, bagaimana
mengkonfirmasi plot yang sudah ditulis tuntas? Dan ia pergi..
TEMPO memang korban industri
media yg dibuka. Dulu dia menikmati eksklusifitas ijin yg terbatas...
Sekarang TEMPO hampir kalah.
Industri ini saling mematikan..ada social media lagi...
TEMPO terpaksa menjadi majalah
dan koran Gossip...sensasi lebih penting dari substansi...
Jurnalismenya minim sastra
kejujuran. Menghasut bagian dari pilihan dan berdusta hanya jadi bagian
dari..salah kutip rutin..
Seperti kita menitipkan Demokrasi
para partai politik. .kita juga menitipkannya pada media...
Seperti kita ingin parpol
berbenah kita juga berharapa media berbenah...media adalah kekuatan penting dlm
demokrasi.
TEMPO harusnya jadi contoh karena
sejarahnya yg panjang...tapi sudah melenceng...
Saya tahu orang2 TEMPO gak akan
baca tulisan saya karena mereka mem-block saya...
Semoga ada yang bisa
menyampaikan...terutama ke mas gun...yang dulu saya kagumi...end
Telat baca Tempo, rupanya Anis
Matta jadi koruptor ya di edisi minggu ini? Minggu depan siapa? Mahfudz Sidik?
Gue harus bilang wow?
Niatku baca Tempo itu mau ngecek
hasil wawancara Ka Bin. Ternyata topik utamanya soal PKS. Hmmm
Menilai sikap resmi redaksi media
idealnya tidak dari beritanya. Sebab berita jurnalistik itu idealnya imparsial,
netral.
Berita harus fair, pasti didasari
kode etik jurnalistik. Nah Sikap, analisa atau pandangan redaksi diberi porsi
sendiri.
Di setiap media ada tajuk rencana
atau editorial. Inilah sikap redaksi. Bukan news. Di Tempo itu ada rubrik yang
dijuduli #opini.
Editorial atau yang di Tempo
disebut #opini itu bebas mau pakai kalimat apapun. Sekali lagi, itu bukan
berita. Itu sikap redaksi.
Bolehkan #opini redaksi dibuat
tidak berdasar fakta? yaa, namanya juga opini, suka suka dong. Camkan, #opini
bukan berita.
Sila baca dulu #opini Tempo hari
ini. Judulnya Pat Gulipat Partai Dakwah. Biasakan membaca langsung dari sumber
pertama. Beli dong.
Sudah baca? Oke, ini saya kutip
beberapa kalimat di #opini Tempo pekan ini. Lalu kita komentari di bawahnya.
Asyik lho kalau jadi konsumen
kritis. Tapi kalau udah terlanjur ada hate ya love nya nggak bisa muncul sih.
Wajar kok.
“STORI tentang Ahmad Fathanah dan
Partai Keadilan Sejahtera adalah cerita tentang politik buruk rupa.” Kutipan
opening #opini Tempo.
Komentar: #opini ditulis AF dan
PKS sebagai satu kesatuan. Seakan semua aksi PKS adalah buruk rupa. Benarkah
begitu tweps?
“Politik yang tak ditujukan untuk
kemaslahatan orang ramai, tapi menghamba pada urusan perut dan bawah perut”
Kutipan #opini Tempo.
Komentar: aku tanya aja ke kader
PKS di TL ku, Benarkah aksi kalian utk menghamba perut dan kelamin? Jawab!!
Karena di logika #opini Tempo,
Fathanah = PKS maka, aksi bawah perut Fathanah = aksi partai. Pembaca diarahkan
secara halus?
“Ditangkap bersama seorang
perempuan tak jelas pada akhir Januari lalu, Fathanah "ikon aib"
partai dakwah” Kutipan #opini Tempo.
Komentar: perempuan itu namanya
Maharani Suciyono. Mahasiswi. Apa maksud “tak jelas”? pelecehan? katanya pro
ham.
“Aksi Fathanah disangkal petinggi
PKS. Politik amputasi ini terkesan strategis meski sesungguhnya amatiran.”
Kutipan #opini Tempo.
Komentar : AF yang mengaku
sendiri di depan hakim bukan kader PKS. *lgsng dijawab haters: ah nggaakk
percayaa *
“Yudi Setiawan, sang pembocor. Ia
tersangka kasus pengadaan alat peraga pendidikan d Kbupaten Barito Kuala.”
Kutipan #opini Tempo.
Komentar: kali ini Tempo juga
nulis soal Yudi sebagai pembanding. Dulu saat dekat pilgub Jabar Yudi jg >
http://chirpstory.com/li/56843
“Jauh sebelum ditangkap, Yudi
membobol banyak proyek pemerintah, ditengarai dengan BANTUAN Fathanah dan
Luthfi.” Kutipan #opini Tempo.
Komentar: Oh ya ? Mari kita lihat
kasus apa yang dibobol Yudi dan kapan tanggalnya.
Yudi membobol Bank Jatim Rp 52 Miliar
pada 2005. Ini bukan #opini, link berita sidangnya >>
http://www.koranmadura.com/2013/02/11/hari-ini-korupsi-bank-jatim-disidangkan/
…
Yudi mengkorupsi proyek Dinas
pendidikan Barito pada 2011. Ini bukan #opini, link beritanya >>
http://regional.kompas.com/read/2012/10/22/0020265/Yudi.Setiawan.Masih.Ditahan
…
Kapan Yudi mengenal Fathanah dan
Luthfi? Ada jawabannya di segmen wawancara Tempo dan Yudi, di majalah yg sama.
Saat ditanya wartawan Tempo,
kapan Anda mengenal Fathanah? Yudi menjawab: 13 Juni 2012. Jreeeng.
Sejak kapan anda komunikasi
dengan petinggi PKS? Jawab Yudi: Saya dikenalkan dg Luthfi Hasan 16 Juni 2012.
Jreeng.
Tanya : Bagaimana Fathanah dan
Luthfi yg baru kenal 2012 bisa bantu Yudi bobol bank tahun 2005 dan 2011.
Maafkan IQ saya .
Atau ini semacam Yudi memiliki
mesin waktu, jadi kenalnya di masa depan tapi di masa lalu sudah ketemu? Hehe..
“Yudi mengajukan proposal, yang
lain memuluskan dengan mengatur anggaran”. Kutipan #opini Tempo.
Komentar : di segmen wawancara
Tempo dan Yudi jelas sekali siapa yang berinisiatif mencari duit.
Fathanah si makelar dibawa Deni
Adiningrat untuk kenalan dengan Yudi. Itu pengakuan Yudi pada Tempo.
Ditanya Tempo : Buat apa Fathanah
mengenalkan Anda ke Luthfi?
Yudi : karena Deni dan Elda kalah
terus dlm lelang proyek jagung.mereka sdh kasih ratusan ribu dolar ke pejabat
kementrian.
Masih Yudi : Dari situ saya
berpikir siapa selain Menteri Suswono yg mengendalikan kementrian. lalu ketemu
fathanah.
Darisana jelas alurnya :
Pengusaha gagal lelang, ketemu makelar alias calo. Si Fathanah yg palugada :
apa lu mau gua ada.
Hebat ya Suswono, anak buahnya
disuap Elda ratusan ribu dolar tapi lelang tetap fair. Usut tuh siapa yg
dikasih Elda dolar ?! (#upss)
“Keterlibatan Luthfi dan Anis
Matta menunjukan perkara AF bkn sekadar mslah "oknum", melainkan
organisasi” Kutipan #opini Tempo.
Komentar :Ya, itu mau anda sih
Om. PKS mau bantah sekuat apapun bukti-buktinya,anda boleh nulis gitu kok. Kan
#opini bkn berita.
“Diskusi pembubaran partai yang
terbukti melakukan kejahatan korporasi selayaknya dilanjutkan” Kutipan #opini
Tempo.
Komentar : klop sudah, #opini
Tempo segendang sepenarian dengan komentar –komentar yang se fikrah. Lsm apa ya
yg juga komen gitu?
“Partai yg scr organisatoris
lancung adlh partai yg menyelewengkan perannya sbg penyalur aspirasi org bnyk.”
Kutipan #opini Tempo.
Komentar : Ndak papa, itu versi
#opini redaksi Tempo kok. Kader PKS kan nggak cuma dinilai oleh Tempo.
Aku tanya lagi : Apakah penilaian
manusia yang kau cari wahai kader? Jawab !! Jujur !
Nggak usah sedih kalau aksi-aksi
pelayanan, dakwah tetangga, generasi muda, dll disebut lancung. Aksimu toh
nyata bukan #opini.
Kalau aksi-aksi harian PKS tidak
ada di media, yo ra sah mutung. Setidaknya di web piyungan masih ada beritanya.
#eh
Itu aja yo komentarku soal #opini
Tempo. bukan beritanya lho ya. mas @wisat @jonru atau @SetiaLesmana. Monggo
ditambahi.
Mari sama sama kita tunggu
sasaran dan peluru berikutnya dengan merawat akal sehat, IQ dan hati bening.
Nuwun.@Fahrihamzah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar