Jurnalis Independen: Bagi
masyarakat Jawa, bahasa dan huruf jawa,
memiliki daya yang sangat besar, sehingga mampu menghasilkan kebudayaan yang
adiluhung. Bahkan sebagian kelompok masyarakat jawa demikian mengagungkan
masyarakat segala sesuatu berbau jawa ditas segala tatanan yang ada.
Dalam huruf jawa, terdapat 20
huruf. Abjad ini diciptakan oleh Aji Saka, seorang pemuda pengelana berasal
dari negeri India. Aji Saka dipercaya sebagai seorang spiritualis pertama yang
memberikan pelajaran yang kini dikenal sebagai Soko Guru kepercayaan kejawen.
Berikut 20 huruf jawa dan makna yang terkandung didalamnya.
HA = Hana hurip wening suci
(Adanya hidup adalah kehendak yang Maha Suci)
NA = Nur candra,gaib candra,warsitaning
candara (harapan manusia hanya selalu ke sinar Ilahi)
CA = Cipta wening, cipta mandulu,
cipta dadi (satu arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal)
RA = Rasaingsun handulusih (rasa
cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani)
KA = Karsaningsun memayuhayuning
bawana (hasrat diarahkan untuk kesejahteraan alam)
DA = Dumadining dzat kang tanpa
winangenan (menerima hidup apa adanya)
TA = Tatas, tutus, titis, titi
lan wibawa (mendasar ,totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup)
SA = Sifat ingsun handulu
sifatullah (membentuk kasih sayang antar sesama, Hablum Minallah dan Hablum
Minannas)
WA = Wujud hana tan kena kinira
(ilmu manusia hanya terbatas namun bisa juga tanpa batas ,atas IJIN ALLAH)
LA = Lir handaya paseban jati (mengalirkan hidup
semata pada tuntunan Ilahi)
PA = Papan kang tanpa kiblat (Hakekat Allah yang
ada di segala arah)
DhA = Dhuwur wekasane endek
wiwitane (Untuk bisa di atas tentu dimulai dari dasar)
JA = Jumbuhing kawula lan Gusti (selalu berusaha
menyatu -memahami kehendakNya)
YA = Yakin marang samubarang tumindak kang
dumadi (yakin atas titah /kodrat Ilahi)
NYA = Nyata tanpa mata, ngerti
tanpa diuruki (memahami kodrat kehidupan)
MA = Madep mantep manembah mring Ilahi (yakin –
mantap dalam menyembah Ilahi)
GA = Guru sejati sing muruki (belajar pada guru
sejati)
BA = Bayu sejati kang andalani (menyelaraskan
diri pada gerak alam)
THA = Tukul saka niat (sesuatu
harus tumbuh dari niat)
NGA = Ngracut busananing manungso
(melepaskan egoisme pribadi-manusia)A
Makna Huruf Jawa.
Kandungan
Makna Huruf Jawa
HA -Huripku cahyaning Allah
(hidupku adalah cahaya Allah).
Sebelum ada apa-apa dan sebelum
alam semesta beserta isinya ini tercipta adalah sang hidup ya allah yang berada
dialam awing-uwung yang tiada awal dan akhir, yaitu alam kahanan Allah yang
masih rahasia/alam sejati. Sebelum alam semesta tercipta Allah berkehendak
menurunkan roh suci/cahaya allah/nur Muhammad, ya cahaya allah itulah hidupku,
hidup kita yang maha suci. Alam sejati adalah alam yang tidak mengandung
anasir-anasir yang berbeda di dalam tubuh manusia dimana cahaya allah
bersemayam, alam sejati diselubungi/menyelubingi dua alam beranasir, yaitu
halus (ghaib) dan kasar (nyata), dapat pula diartikan badan manusia berada di
alam sejati.
NA –Nur hurip cahya wewayangan
(Nur hidup cahaya yang membayang)hidup merupakan kandang nur yang memancarkan
cahaya kehidupan yang membayang yang merupakan rahasia Allah, kehidupan yang
maha mulia. Tri tunggal maha suci berada dipusat hidup. Sang tri tunggal adalah
Allah ta’ala/gusti Allah/guru sejati dan roh suci/nur Muhammad/pepanjer.
Diuraikan diatas bahwa ketiga alam yaitu badan kasar,badan halus dan alam
sejati mengambil ruang didalam badan jasmani kasar secara bersamaan, namun
kebanyakan kita tidak/belum menyadari akan alam sejati atau samar-samar, nur
hidup bagaikan cahaya samar yang membayang.
CA –Cipta rasa karsa kwasa (Cipta
rasa karsa kuasa)Nur hidup member daya kepada rasa/sir artinya cahaya allah/roh
suci menghidupkan rasa/rasa sejati/sir yang merupakan sumber kuasa,kemudian
rasa/ rahsa sejati/ sir menghidupkan roh/ sukma yang merupakan adanya cipta.
RA –Rasa kwasa tetunggaling
pangrih (Rasa kuasa akan adanya satu-satunya wujud kendali/yang
memerintah)Rasa/rahsa sejati/sir yang memberi daya hidup kepada roh/sukma
sehingga roh/ sukma dapat menguasai nafsu sehingga terjadilah sifat yang maha
tinggi.
KA -Karsa kwarsa kang tanpa kersa
lan niat (karsa kuasa tanpa disadari oleh kehendak dan niat).Yang mendasari
kuasa agung adalah kasih yang tulus tanpa kehendak tanpa niat. Pamrihnya
hanyalah terciptanya kasih yang berkuasa memayu hayuning bawana alit (diri
sendiri) dan bawana ageng (lingkungan).
DA –Dumadi kang kinarti (Tumita
menjadi ada terjadi dengan membawa maksud, rencana dan makna)Ini berkaitan dengan
karsa Allah menciptakan manusia, makhluk lain dan alam semesta beserta isinya
yang sesuai dengan rencana Allah.
TA –Tetep jumeneng ing dzat kang
tanpa niat (Tetap berada dalam zat yang tanpa niat)Dat atau zat tanpa bertempat
tinggal yang merupakan awal mula adalah zat maha suci yang bersifat esa,
langgeng dan eneng, hidup sejati kita menyatu dan berada didalam zat. Maka
didalam kehidupan saat ini agar selaras dengan dzat yang maha suci, situasi
tanpa kehendak/ niat atau mati sajroning urip (mati didalam hidup) dengan kata
lain hidup didalam kematian seyogyanya diupayahkan.
Sa - Sifat hana kang tanpa wiwit
(sifat ada yang tanpa awal)Ini adalah sifat sang hidup Ini adalah sifat sang
hidup (Allah) dialam sejati tiada awal dan tiada akhir
“AKULAH ALPHA DAN OMEGA” demikian
pula hidup sejatinya manusia sudah ada sebelumnya, tiada awal mula yang bersatu
dialam sejati yang langgeng yang merupakan kerajaan/kahanan Allah ya sangkang
paraning dumadi.
WA –Wujud hana tan kena kinikira
(Wujud ada tiada dapat diuraikan/dijelaskan)Adanya wujud namun tiada dapat
diuraikan/dijelaskan, ini adalah menerangkan keadaan Allah, yang sangat serba
samar, tiada rupa, tiada bersuara, bukan lelaki bukan perempuan, tiada
terlihat, tiada bertempat, dijamah disentuh tiada dapat, sebelum adanya dunia
dan akhirat yang ada adalah hidup kita.
LA –Lali eling wewatasane (Lupa
ingat adalah batasnya)Untuk dapat selalu berada didalam jalan
keselamatan/rahayu maka haruslah selalueling/ingat akan sangkan paraning dumadi
dan eling akan menitahkan/sumber hidup, selalu ingat akan tata laku setiap
tindak-tanduk yang dijalankannya agar selaras dengan karsa Allah. Lali/lupa
akan menjauhkan diri dari sangkan paraningdumadi dan menjerumuskan ke dalam
kegelapan.
PA –Papan kang tanpa kiblat
(Papan tak berkiblat)Ini adalah menerangkan alam sejati atau kerajaan Allah
yang tiada dapat diterangkan bagaimana dan dimana orientasinya, bagaikan papan
yang tiada utara-selatan-barat-timur-atas-bawah (gemandul tanpa centelan).
DHA –Dhuwur wekasane
endhewiwitane (tinggi luhur pada akhirnya ,rendah pada awalnya)Untuk memperoleh
tingkatan luhuring batin menjadi insane kamil/insane sempurna memang tidak
dapat seketika, mesti diperoleh setapak-setapak dari bawah demikian pula dalam
hal ilmu kesempurnaan, dalam mencapai tataran ma’rifat tidaklah dapat langsung
melopncat untuk bisa mengetahui dan memahami makna HA maka haruslah dicapai
dari NGA, sebelum mencapai sembah rasa haruslah dilalui sembah raga dan sembah
jiwa/kalbu terlebih dahulu
.JA –Jumbuhing kawula lan gusti (Bersatunya
antara hamba dan tuannya)Bersatunya titah dan yang menitahkannya, untuk
mencapainya maka kesempurnaan hiduplah yang di upaya yaitu sesuai apa yang
dimaksud dalam syahadat, maka semasa hidup didunia bersatunya/sinkronisasi roh
sejati, ingsun yang jumeneng pribadi dan busana kamanungsan haruslah terjaga.
Bagaikan keris manjing dalam warangkanya dan warangka manjing di dalam keris .
untuk mencapai kesatuan antara kawula lan gusti (manunggaling kawula gusti)
maka tuntutan seorang guru yaitu guru sejati (didalam diri) menjadi dominan,
untuk memperolehnya maka tidaklah mudah harus dengan disiplin keras bagaikan
kerasnya usaha sunan kalijaga (dalam suluk linglung) yang digambarkan melalui
seorang bima menemukan dewa ruci dalam mencari tirta pawitra.
YA –Yen rumangsa tanpa kersa
(kalau merasa tanpa berkehendak)Hanya rela, neriman/ikhlas,pasrah kepada Allah
tanpa pamrih lain-lain namun karena dorongan kasih sajalah yang akhirnya dapat
menjadi perekat yang kuat antara asal dan tujuan.
NYA –Nyata tanpa mata, ngerti
tanpa diwuruki ( melihat tanpa mata, mengerti tanpa diajari)Kalau anugerah
Allah telah diterima. Maka dapat melihat hal-hal yang kasat mata karena mata
batin telah terbuka, selain itu kuasa-kuasa agung akan diberikan oleh Allah
lewat guru sejati sehingga kegaiban-kegaiban yang merupakan misteri kehidupan
dapat dimengertinya dan di selaminya, mendapatkan ilmu kasampurnaan dari
sanubarinya.
MA –Mati bisa bali (Mati bisa
kembali).Kasih Allah yang luar biasa selalu memberikan ampunan kepada setiap manusia
yang mati terjatuh dalam dosa dan salah. Matinya raga atau badan hanyalah
matinya keempat anasir (unsur-unsur api, air, hawa, dan tanah) yang tadinya
tiada kembali ketiada,namun roh yang sifatnya kekal tiada pernah mati akan
kembali kea lam sejati yang tiada awal dan tiada akhir, namun apabila selama
hidupnya didunia tidak sesuai dengan karsa Allah, melupakan Allah dan ajaran guru sejati, tiada
dapat ngeracut busana kamanungsannya untuk tindakan-tindakan budi luhur maka
tidaklah dapat langsung kembali kealam sejati, namun terperosok kesasar kea lam
yang tingkatnya lebih rendah sesuai bobot kesalahannya, atau dititahkan kembali
yang kesemua itu untuk dapat memperbaiki kesalahannya.
GA –Guru sejati kang muruki (Guru
sejati yang mengajari)Sumber dari segala sesuatu adalah Allah,yang dipancarkan
lewat guru sejati, maka hanya kepadanyalah tuntunan harusnya diperoleh.
Petunjuk guru sejati hanya dapat berhasil meracut busana kamanungsanya.
(Mengendalikan hawa nafsu/keinginan), disinilah akan tercapai guruku ya AKU,
muridku ya AKU.
BA –Bayu sejati kang hanadalani
(Dengan bantuan bayu sejati)Daya kekuatan sejati yang merupakan bayangan daya
kekuatan Allah lah yang mendorong pencapaian tingkatyang lebih tinggi atau
maksud spiritual yang berarti.
THA –Thukul saka niat (Tumbuh
dari niat)Niat menuju kearah sangkan paraning dumadi yang didasari kesucian,
tanpa kehendak ataupun keinginan ataupun pamrih keduniawian timbul niat suci
karena dasarnya adalah cinta dan kasih ilahi
NGA –ngeracut busananing manungsa
(merajut pakaian-pakaian kemanusiaannya) Busana kemanusiaan adalah empat anasir
yang dimanifestasikan dalam wujud sedulur papat serta lima sedulur lainnya,
kesembilan saudara tersebut harus dikuasai , dijalin dnegan memahami kelebihan
dan kekurangan agar tercapai iklim harmoni dalam perjalanan hidup didunia ini
yang pada akhirnya tercapilah kesempurnaan/keselamatan hidup.
Filosofi
jawa
Orang jawa pada jaman dahulu
sopan santun dalam kesehariannya itu lebih tinggi dari pada jawa sekarang yang
seakan sudah banyak yang lupa akan asal usulnya.Orang jawa pada jaman dahulu
selalu menggunakan filosofi jawa untuk menata dan mengatur kehidupan
sehari-hari.Mungkin 10 filosofi jawa di bawah ini bisa kita terapkan pada diri
kita sebagai pedoman untuk kehidupan yang lebih baik.
10 Falsafah yang sering digunakan
orang jawa :
1. Urip Iku Urup
Hidup itu Nyala, Hidup itu
hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita,semakin besar manfaat
yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.
2. Memayu Hayuning Bawana,Ambrasta
dur Hangkara
Manusia hidup di dunia harus
mengusahakan keselamatan,kebahagiaan dan kesejahteraan,serta memberantas sifat
angkara murka, serakah dan tamak.
3. Sura Dira Jaya
Jayaningrat,Lebur Dening Pangastuti
Segala sifat keras hati,
picik,angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak,lembut hati dan
sabar.
4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang
Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha
Berjuang tanpa perlu membawa
massa. Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan. Berwibawa
tanpa mengandalkan
kekuasaan,kekuatan,kekayaan atau keturunan. Kaya tanpa didasari kebendaan.
5. Datan Serik Lamun
Ketaman,Datan Susah Lamun Kelangan
Jangan gampang sakit hati
manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.
6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja
Kagetan, Aja Aleman
Jangan mudah
terheran-heran.Jangan mudah menyesal. Jangan mudah terkejut-kejut.Jangan mudah
ngambeg, jangan manja.
7. Aja Ketungkul Marang
Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
Janganlah terobsesi atau
terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan
duniawi.
8. Aja Kuminter Mundak
Keblinger,Aja Cidra Mundak Cilaka
Jangan merasa paling pandai agar
tidak salah arah. Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
9. Aja Milik Barang Kang Melok,
Aja Mangro Mundak Kendo
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah,
cantik, indah,Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor
semangat.
10. Aja Adigang, Adigung, Adiguna
Jangan sok kuasa, sok besar, sok
sakti.@Zoe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar