Dendam kesumat Semar atas kehancuran kerajaan raja-raja
Hindu-Budha yang diayominya, menyusup lewat penjajahan Belanda dan Jepang di
nusantara. Sejarah perjuangan raja-raja islam nusantara terkesan mentah dan
gagal total oleh strategi yang “diwahyukan” oleh Semar kepada tentara Belanda
maupun Jepang.
Sosok Semar menjadi
sebuah ikon sangat istimewa dalam cerita pewayangan. Tokoh ini, khususnya bagi
masyarakat Jawa dianggap sosok yang suci. Bahkan tidak sedikit yang mensejajarkan
Semar sebagai seorang panutan atau Nabi. Walau Semar hanya dikenal oleh
masyarakat Jawa, namun memiliki sejarah yang amat jelas dalam dunia wayang.
Dunia wayang,
mengisahkan bahwa Sang Hyang Wenang berputra satu orang bernama Sang Hyang
Tunggal. Sang Hyang Tunggal beristrikan Dewi Rekatawati. Dewi Rekatawati adalah
putri raja kepiting bernama Rekata. Pada suatu hari Dewi Rekatawati bertelur. Akhirnya telur tersebut menetas menjadi 3
bagian. Bagian pertama yang berwujud kulit telur menjelma menjadi Tejamantri
atau Togog. Putih telurnya menjadi
Bambang Ismaya atau Semar. Sedangkan kuning telurnya menjadi Manikmaya yang
kemudian menjadi Batara Guru.
Sumber lain
mengatakan bahwa asal kejadian Tejamantri atau togog, Bambang Ismaya atau Semar
serta Manikmaya atau Betara Guru bukan anak Sang Hyang Tunggal dan Dewi
Rekatawati, melainkan anak dari Siti Hawa manusia pertama di bumi.
Ketika manusia
pertama diturunkan dari surga, yaitu Siti Hawa dan Nabi Adam, mereka masih
belum mengerti tentang tentang proses reproduksi. Hingga tanpa melalui hubungan
badan, kedua manusia pertama itu masing-masing mengeluarkan sel telur dan sel
spermanya. Dua jenis inti hidup manusia itu kemudian diletakkan di sebuah
tempat. Kemudian Adam dan Hawa berdoa bersama kepada Tuhan agar kedua embrio
itu dijadikan manusia. Kekuatan doa Adam menjadikan spermanya berubah wujud
menjadi tiga ruh manusia. Masing-masing berwujud Nabi Ilyas, Nabi Sys dan Nabi
Khidir. Ketiga anak Adam ini berwujud ruh dan tidak memiliki badan kasar atau
tubuh jasad. Sedangkan kekuatan doa Siti Hawa tidak emwujudkan sesuatu.
Lantaran jengkel, maka sel telur itu dilemparkan oleh pemiliknya dan ditangkap
oleh Iblis.
Ditangan Iblis yang
terkutuk, sel telur milik Siti Hawa dimohonkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kekuatan doa iblis yang selalu diijabahi Allah merubah sel telur menjadi tiga
mahkluk halus, yaitu Togog, Semar dan Betara Guru.
Kawasan Eropa,
menjadi tempat tinggal sang gaib Tejamantri atau Togog, sedangkan Betara Guru
atas perintah Iblis bersemayam di Segitiga Bermuda dan memiliki nama lain yaitu
Dajjal. Sementara sosok Bambang Ismaya atau Semar hidup di Indonesia tepatnya
di Puncak Lawu menjadi pengasuh raja-raja Nusantara. Tentu saja semua itu atas
arahan, suruhan dan didikan dari tuannya yang mengasuh mereka yaitu Iblis
laknatullah.
Agama Hindu,
merupakan sebuah kepercayaan atau agama yang diciptaan Bambang Ismaya atau
Semar Badranaya. Sementara itu, Semar bersama Dewi Sekarwati Mara juga menciptakan
agama Budha dan menyebarkannya di bumi Nusantara. Penyebaran dua agama itu
terjadi pada abad ke 1 Masehi hingga abad 12 Masehi.
Pada tahun 1401,
Sultan Muhammad I dari Istambul, Turki, mengutus 9 orang pilihannya untuk
menyebarkan agama islam di nusantara, termasuk Pulau Jawa. Dalam penyebaran
agama islam itu Syekh Subakir salah satu nama dari 9 wali gelombang pertama
membawa batu hitam dan dipasang di seantero Nusantara. Khusus untuk tanah Jawa
diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di gunung Tidar. Batu-batu hitam itu
dimaksudkan memberikan keamanan dan kelangsungan hidup kaum muslimin di
nusantara.
Efek dari kekuatan
gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah
para mahluk : Jin, setan dan mahluk halus lainnya. Maka raja jin yang diwakili
Semar dan Dewi Sekarwati Mara membuat kesepakatan setelah kalah bertarung adu
kesaktian melawan Syekh Subakir. Ancamanpun sempat terlontar dari para dedemit,
“ Walaupun kamu sudah mampu meredam amukan kami, kamu dapat mengembangkan agama
Islam di tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu
wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syekh Subakir. Kata Jin, “Aku masih
dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang imannya
masih lemah”.
Untuk kedua kalinya Bambang
Ismaya atau Semar Badranaya, yang mengaku sebagai pelayan, pengayom sekaligus
penasehat spiritual Raja-raja Jawa Hindu-Budha berbenturan dengan spiritual
islam. Kali ini terjadi di tahun 1476 Masehi dan yang menjadi lawan bicaranya
adalah Sunan Kalijaga.
Runtuhnya kerajaan
Majapahit yang menjadi momongannya, menjadikan dirinya dan Brawijaya V melarikan diri hingga ke Gunung
Lawu. Hal itu dilakukan oleh Raja terakhir majapahit itu untuk menghindari
peperangan dengan putranya sendiri yaitu Raden Patah.
Menurut seorang
linuwih yang tinggal di Sidoarjo, bahwa Ki Semar Badranaya saat bertemu dengan
Sunan Kalijaga dengan sukarela mengijinkan rakyat Majapahit memeluk agama
islam. Namun disertai catatan tidak dengan paksaan apalagi melalui peperangan.
“Silahkan anak angger menyebarkan agama islam, asal jangan melalui paksaan dan
peperangan,” katanya Semar dikutip Mbah Abdul Hamid.
Ketokohan Sunan
Kalijaga sebagai salah satu dari
Sembilan wali generasi sesudah Syekh Subakir mampu meluluhkan hati Prabu
Brawijaya V untuk memeluk islam sebagai agama baru. Masuk islamnya Prabu
Brawijaya V, mendapatkan tentangan keras dari Nayagenggong, Sabdopalon yang
sebenarnya adalah nama lain Ki Semar. Dengan kasar dan menahan amarah, Semar Badranaya
berkata kepada junjungannya Prabu Brawijaya.
"Hamba Tak mau
masuk Islam Sang Prabu, sebab saya adalah penguasa, pembesar atau Dang Hyang
Tanah Jawa. Saya adalah suami yang membantu anak cucu serta para raja di Tanah
Jawa. Aku adalah Raja dari semua Spirits di Tanah Jawa. Aku telah hidup untuk
melayani keturunan Raja Jawa. Di sinilah kita berpisah." Setelah
mengucapkan itu, Semar menghilang. Namun Ki Semar masih sempat memberikan
ancaman akan membuat sengsara kepada penduduk nusantara selama 500 tahun.
“Nanti dalam waktu
yang tidak terlalu lama, tanah jawa khususnya dan nusantara secara keseluruhan
akan menjadi kawasan pembantaian oleh bangsa yang menjadi asuhanku. Hal itu
terjadi selama 500 tahun. Setelah itu , aku akan muncul kembali dan mengubah
spiritualitas, dan menyebar di seluruh Jawa. Mereka yang menolak akan mati. Mereka
akan menjadi makanan bagi setan. Saya tidak akan puas sampai mereka semua
hancur, termasuk kekayaan alam nusantara. Penderitaan rakyat nusantara tidak
akan pernah terhenti. Hingga ketika Gunung Merapi meletus, lava dan abu jatuh
ke barat daya dengan bau yang mengerikan, yang merupakan sinyal bahwa saya akan
segera hadir, mengiringi Ratu Adil."
Sumpah Ki semar,
Sabdopalon atau Nayagenggong tak berapa lama menjadi kenyataan. Kerajaan islam
Demak Bintara tak berusia lama. Kerajaan yang didirikan Raden Patah dengan
bantuan para wali hancur berkeping-keping tanpa bisa bangkit lagi. Peperangan
dan pemberontakan selalu mengiringi kerajaan-kerajaan nusantara. Penderitaan
rakyat nusantara semakin terang benderang seiring dengan kedatangan VOC di
tahun 1602.
Dendam kesumat Semar
atas kehancuran kerajaan raja-raja Hindu-Budha yang diayominya, menyusup lewat
penjajahan Belanda dan Jepang di nusantara. Sejarah perjuangan raja-raja islam
nusantara terkesan mentah dan gagal total oleh strategi yang diwahyukan oleh Semar kepada tentara
Belanda maupun Jepang.
Perjuangan
Sultan Agung, Imam Bonjol, Pattimura, Diponegoro, Cuk Nyak Dien, Sentot Ali
Basah, Si Pitung, tak berhasil mengusir penjajah yang menjadi jago Semar
membantai jutaan rakyat nusantara. Dan yang nota
bane muslim yang mendapat balak dari sumpah Ki Semar. Selain itu, tidak
sedikit harta kekayaan rakyat maupun raja-raja nusantara yang dibawa lari oleh
bangsa Belanda atas suruhan Ki Semar.
Harta itu berupa emas murni yang dititipkan oleh raja-raja khususnya yang pro atau tunduk kepada Belanda. Raja-raja itu lebih suka menyimpan harta
kekayaannya dalam bentuk batangan emas di bank sentral milik kerajaan Belanda
di Hindia Belanda. Total emas murni milik para raja nusantara yang tergerus
lewat Semar Mesem yang berpihak
kepada Belanda sejumlah 57.150 ton.
Tak
berhenti disitu, akibat sumpah Semar, Soekarno selaku presiden pertama
nusantara yang meminta kembali harta kekayaan justru malah digulingkan. Dalam
penggulingan itu Semar menggunakan tangan Soeharto. Bahkan tak
tanggung-tanggung, Semar meminta bantuan saudaranya Togog dan Betara Guru untuk memindahkan emas dari
Negara Belanda ke Jerman kemudian dipindahkan lagi ke Negara Amerika Serikat.
Masih belum puas, Semar juga memberikan ladang emas di Freeport, Papua kepada
bangsa momongan Togog, yaitu Amerika
Serikat. Emas hitam yang banyak tersebar di nusantara tak ketinggalan juga
disodorkan oleh Semar demi memuaskan sakit hatinya pada penduduk nusantara.
Presiden
ke 35 AS John Fitzgerald Kennedy yang memberikan harapan kepada ahli waris
raja-raja lewat Soekarno bahkan ditembak mati pada November 1963 atas perintah Eyang Semar. Padahal waktu itu
telah terjadi penandatanganan perjanjian pengakuan dan pengembalian asset raja
nusantara antara Jhon F Kennedy dengan Soekarno untuk mengembalikan emas
batangan sebanyak 57.150 ton itu.
Semar
menganggap bahwa perjanjian The Green Hilton Agreement merupakan perjanjian
paling tolol yang dilakukan pemerintah AS. Karena dalam perjanjian itu AS
mengakui asset emas bangsa Indonesia. Sejarah ini berawal ketika 350 tahun
Belanda menguasai Jawa dan sebagian besar Indonesia. Ketika itu para raja dan
kalangan bangsawan, khususnya yang pro atau ’tunduk’ kepada Belanda lebih suka
menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk batangan emas di bank sentral milik
kerajaan Belanda di Hindia Belanda, The Javache Bank (cikal bakal Bank
Indonesia). Namun secara diam-diam para bankir The Javasche Bank atas instruksi
pemerintahnya yang diilhami oleh dendam Semar memboyong seluruh batangan emas
milik para nasabahnya (para raja-raja dan bangsawan Nusantara) ke negerinya di
Netherlands.
Selain itu, rakyat
Belanda dan Eropa pada umumnya mengalami masa pencerahan dalam berbagai bidang
ilmu lantaran welas asihnya Semar dan Togog. Berbagai ilmu modern tercipta di
belahan Eropa mulai dari penciptaan tehnologi hingga ilmu filsafat berkembang
pesat. Semua itu tak lepas dari peran Ki Semar. Disisi lain, negeri nusantara,
mantan kekuasaan Majapahit yang diagungkan Ki Semar semakin terpuruk hingga
kini. Semua itu terjadi akibat kemarahan Semar Badranaya yang tidak rela bumi
nusantara yang dulu bernama Kerajaan Majapahit tenggelam akibat kedatangan
cahaya islam lewat para waliyullah dan para ulama.
Kini, melihat
kenyataan hidup rakyat bekas Kerajaan Majapahit, rupanya membuat jiwa welas
asih Ki Semar Badranaya tergugah. Sehingga beberapa hari lalu, Semar mendatangi
Mbah Abdul Hamid. Kepada lelaki paruh baya itu, Semar menyatakan hendak
membantu memulangkan harta kekayaan raja-raja yang kini menjadi modal kemajuan
dan kemakmuran bangsa Eropa dan AS. Ki Semar juga telah menyatakan mengucapkan Dua kalimat Syahadat di depan Mbah Abdul
Hamid. Dirinya juga sering melakukan sholat berjamaah bersama Mbah Abdul Hamid.
Lewat Mbah Abdul
Hamid, Semar juga mengaku hendak muncul kembali dan menjadi kepala pasukan gaib
untuk membersihkan negeri ini dari pemimpin, rakyat yang amoral, juga akan
membersihkan para pengkhianat rakyat dan bangsanya. “Sekarang Ki Semar sudah
kembali ke pangkuan ibu pertiwi setelah kepergiannya ke Belanda,” kata Mbah
Abdul Hamid. “Sekarang ia tinggal di Tanah Merah dekat Alas Purwa, Banyuwangi.
Ki Semar sedang mengumpulkan balatentaranya untuk sebuah operasi gaib yang sedang diembannya. Sunan Lawu pun juga membantu
Ki Semar. Bukan hanya Sunan Lawu, semua gaib nusantara bahkan dunia akan
bekerja sama membersihkan bumi dari anasir jahat,” kata Mbah Abdul Hamid.
“Sunan Lawu itu
adalah seorang pamong yang tinggal di lereng Lawu, saat Prabu Brawijaya
menghindari pertempuran dengan Raden Patah, nah Pamong inilah yang mengurusi
segala kebutuhan Prabu Brawijaya di Gunung Lawu. Setelah Prabu Brawijaya
mangkat, pamong itu dijadikan penguasa gaib Gunung Lawu dengan gelar Sunan
Lawu. Jadi Sunan Lawu itu bukan Nayagenggong, Ki Semar atau Sabdopalon,” jelas
Mbah Abdul Hamid.
“Sedangkan burung
jalak yang sering nampak, dahulunya adalah seorang abdi dari pamong atau Sunan
Lawu. Sedangkan wujud Semar itu bukan seperti gambaran di wayang kulit. Semar
itu orangnya tegap, tinggi, bokongnya nggak sebesar dalam pewayangan. Hanya
mukanya memang mirip dengan yang pernah sampeyan lihat di wayang orang maupun
wayang kulit. Jika tugas yang diemban Ki Semar rampung, negeri nusantara atau
Indonesia akan menjadi Negara terbesar dan terkuat di seluruh dunia. Keadilan
dan kemakmuran merupakan sebuah kepastian, Eropa akan membayar hutang-hutangnya
pada Indonesia.”
“Tehnologi masa depan
ada ditangan bangsa ini. Nanti, kita tidak akan memakai listrik sebagai lampu
penerangan. Kita akanmemakai sejenis batu rubbi yang nyalanya melebihi
terangnya lampu itu. Kata Mbah Abdul Hamid sambil menunjuk sebuah lampu neon
dirumahnya. Padahal batu itu hanya sebesar ibu jari. Dan batu itu hanya ada di
negeri ini, ” terang Mbah Abdul Hamid spiritualis yang sering berinteraksi
dengan Ki Semar itu.@Deedat Wahyu as
28 komentar:
Ada2 saja..hehehehe...kalau mau lebih banyak referensi tentang Ki Semar bacalah "SEMAR DAN KENTUT KESAYANGANNYA"...kabeh..BRUUUTTTTT!!!
Amin.......
semoga aja menjadi kenyataan
Ini terlalu mengada ada
menakjubkan fitnahnya, inilah bentuk fitnah terkeji yang ditujukan pada leluhur bangsa Indonesia, dan kita memang tak perlu membalasnya, biarlah kebenaran yang berbicara.
oh iya masjurnalis independen, saya mau tanya, apakah alloh anda itu suka melaknat ya? trus, berbohong dalam ajaran anda juga dibolehkan ya ? orang sering menyebutnya taqiya, trus membunuh sesama manusia,merusak atas nama alloh juga dibenarkan ya ? tolong dijawab ya, barangkali itu hanya fitnah, seperti yang anda lakukan di blog ini
menakjubkan fitnahnya, inilah bentuk fitnah terkeji yang ditujukan pada leluhur bangsa Indonesia, dan kita memang tak perlu membalasnya, biarlah kebenaran yang berbicara.
oh iya masjurnalis independen, saya mau tanya, apakah alloh anda itu suka melaknat ya? trus, berbohong dalam ajaran anda juga dibolehkan ya ? orang sering menyebutnya taqiya, trus membunuh sesama manusia,merusak atas nama alloh juga dibenarkan ya ? tolong dijawab ya, barangkali itu hanya fitnah, seperti yang anda lakukan di blog ini
ngawoor.toooook.
Au Ahh....mana yang bener...
Gusti Allah yang Maha Segalanya Yang Tau...
Aminnn...
Geleng geleng deh baca blog ini, bingungbingung
Izin bookmark dulu. Lagi pingin baca ginian tapi udah mau shubuh aja nih. Hehe... Thanks.
Cerita nya keluar Jalurr
Ini karangan sendiri ya? Emang ga tau ya sebab nabi adam diturunkan ke dunia?
Lagian perjanjian Green Hilton juga cuman Hoax.
Hahaha.....mantap ceritanya.....ni cerita kayaknya cuman ada dalam khayalanmu aja gan.....di lanjut nebarkan kebohongannya gan...hihihihi...
Hahaha.....mantap ceritanya.....ni cerita kayaknya cuman ada dalam khayalanmu aja gan.....di lanjut nebarkan kebohongannya gan...hihihihi...
Makkluthik......!!!!!.
Ahahahahaha lucu pisan euy kaya tai ini cerita,mnding jdi guru bahasa indonesia aja gan, soalnya lo pinter ngarang bgus klo jdi guru bahasa indonesia
Yeh dangu sanyaho urang ki semar teh asli ayaana anjena teh jadi pacontoan jang kahirupan urg , urg apal ti kokolot pananyaan wungkul jng pegiat seni. Matak aranjen ulah sok ngahina, jeng anjen rizky ulah nyarios kitu kasep awon pisan.
Hoaxnya luar biasa, karena :
1. Semar hanya tokoh fiktif
2. Yang dijajah bangsa Eropa bukan hanya nusantara, Perancis menjajah Indochina, Inggris menjajah India, Spanyol juga menjajah Aztec, Inca dan Filipina, dll. Apa dendam Semar terhadap bangsa2 tersebut?
3. Yang dijajah Jepang bukan hanya nusantara tapi Korea, Taiwan, Indochina, Malaya, Filipina hingga Timor. Apa dendam Semar terhadap bangsa2 tersebut?
4. sebenarnya point 1 saja sudah cukup wkwkwkwk
Ini sih kyak bukan sejarah soalnya critanya kliatan klo gk nyata
Semar saja dibuat pengajaran oleh wali songo,
Punokawan itu buatan sunan gunung jati yg mengandung filsafah
Kok disini jelek ya perannya
Mungkin Anda salah sumber
Klo saya lebih percaya jika Allah yg mengatur segalanya bukan semar
Cuma allah swt yg maha segala galanya yg tau
Kebanyakan ngemil tai kering begini nih.
Mbah abdul hamid niku sinten mas? Tiyang pundi? Ceritane sampe ketemu semar pripun. Mbok sisan diceritakke, kulo njih malah penasaran je.
cerdas ...oleh ko endi kang.....
ngaco.. cerita.y.. semar hanyalah.. gambaran atw kiasaan.. semar d pewayangn hanyalah gambaran sifat manusia.. dia bukan lelaki dia juga bukan wanita.. dia menggambarkan.. sifat sifat yg baik. yg harus selalu dekat ke pada allah.. ... untung orng indonesia. sekrng dh pada pinter.. klw pad bodoh.. kya.y.. hancur.. nie negara
Suka nulis jangan lupa mikir bero
Mas bro.. tulis diawal atau diakhir "ini adalah cerita bukan nyata" oke mas bro..
Liar biasa keangkuhan dan kesombongan dari setiap komentar.. Seakan tau dan lebih tau. .Tidak menghargai apa yanh sudah mencoba dituliskan ..Benar tidaknya hanya sang pemilik jagat Raya lah yang tau. .Tidak ada hak secuilpun kita semua menilai benar buruknya. Hanya ambil saja kebaikan dari mana yang terlihat baik. .Tinggalkan saja mana yang terlihat tidak baik. Tidak perlu menghakimi apalagi saling memberi raport sesama ciptaan.
Rahayu
Posting Komentar