Jurnalis Independen: Ada apa dengan aktivis ini? Membuka Peluang Perang Saudara di tahun 2013? Dengan susah
payah para aktivis merumuskan 3 agenda untuk menumbangkan pemerintahan
SBY-Boediono. Padahal waktu pemerintahan SBY-Boed hanya tinggal separoh jalan. Apakah
para aktivis ini hanya hendak membuat hura-hara politik, perang saudara dan memiliki agenda
memasukan kekuatan militer asing yang memang sudah didepan pintu?
Konsolidasi Demokrasi Indonesia (KDI)
yang saat ini digelar di Hotel Evergreen Cisarua, Bogor sudah memasuki tahap
perumusan rekomendasi dan penyusunan rencana aksi.
Dalam rapat komisi yang digelar di
Graha Purwa Evergreen Hotel, komisi rekomendasi menghasilkan 3 agenda besar
yang harus segera dijalankan dan dirangkum dalam sebuah resolusi bertajuk
"Resolusi Kedaulatan Bangsa".
"Nasionalisasi asset tambang,
migas dan perkebunan asing, Gulingkan Rezim
SBY - Boediono sekarang juga, Bentuk pemerintahan transisi," teriak
Emi Lasary, aktivis dari Kalimatan Selatan saat membacakan hasil rekomendasi
komisi A, Sabtu (19/1/2013) petang.
Dalam pemaparannya para aktivis
menilai bahwa Delapan tahun sudah pemerintahan SBY, yang dihasilkan adalah
penderitaan lahir batin rakyat Indonesia yang kian dalam. Kemiskinan,
pengangguran semakin tinggi. Kesenjangan sosial kian melebar. Rakyat menjerit dikarenakan
harga-harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi, biaya pendidikan mahal,
kesehatan tidak terjangkau oleh mayoritas rakyat.
" Sementara terror, intimadisi
terhadap petani, buruh semakin keji. Konflik sosial, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM) merebak dan pemerintah lepas tangan melakukan pembiaran untuk
kepentingan melanggengkan kekuasaan," papar Emy.
Rakyat Indonesia telah tenggelam dalam
lapisan penindasan yang paling rendah. Pada lapisan pertama rakyat dihisap oleh
neokolonialime dan imperialism atau nekolim. Pada lapisan kedua rakyat ditindas
oleh rezim pemerintahan penghianat SBY yang korup. Dengan dua jalan penghisapan
dan penindasan itu, seluruh aspek kehidupan ekonomi, politik dan social budaya
bangsa Indonesia dihancurkan secara sistematis.
Pemerintah SBY dan DPR menunjukkan
dirinya sebagai antek kapitalis asing yang anti rakyat. Ratusan UU dan
peraturan dibuat untuk menggelar karpet merah bagi modal asing untuk merampas
kekayaan alam Indonesia. Seluruh proses pembuatan peraturan dalam era roformasi
mulai dari amandemen UUD 1945 hingga pembuatan berbagai UU dan peraturan, telah terbukti adalah pesanan asing dan
dibuat dengan dukungan utang luar negeri. Sementara pada tingkat internasional,
nasib bangsa dijerat dengan berbagai perjanjian internasional yang melumpuhkan
kemandirian negara.
Akibatnya tanah-tanah rakyat jatuh ke
tangan pemilik modal besar dan sebagian besar adalah modal asing. Melalui UU 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang dibuat pada era pemerintahan SBY, tanah
Negara dapat dikuasai 95 tahun oleh modal asing. Melalui Perpres 36 tahun 2010
yang dikeluarkan SBY seluruh sektor ekonomi strategis mulai dari pertanian,
pangan, energy, minyak dan gas, keuangan, perbankan, hingga ritel dapat
dikuasai 95% hingga 99 % oleh modal asing. Rakyat Indonesia semakin tersingkir
dan kehilangan akses atas sumber-sumber produksi. Pada saat yang sama
pemerintah SBY melakukan impor besar-besaran mulai dari produk pertanian,
pangan hingga hasil industry yang mengakibatkan petani semakin miskin dan
industri nasional ambruk. Maka jadilah Indonesia sebagai lahan jarahan dari
kapitalisme asing dalam seluruh sendi kehidupan ekonominya.
Kekayaan alam Indonesia dikeruk dan
diangkut ke luar negeri demi kesejahteraan bangsa asing. Minyak, gas, batubar
di ekploitasi untuk memenuhi kebutuhan energi bangsa lain. Mineral, hasil
hutan, dan hasil perkebunan dipersembahkan untuk membangun industry di negeri
negeri imperialis. Rakyat Indonesia disisahkan limbah beracun, kerusakan
lingkungan, kehancuran hutan, yang menjadi sebab bencana banjir, longsor yang
berlangsung di senatero tanah air sekarang ini.
Sementara Anggaran Negara sebagian
besar dihabiskan untuk menjalankan pemerintahan yang korup. Pemerintahan SBY
dan kroninya menjadi dalang dari berbagai kasus korupsi besar di tanah air.
Kasus korupsi Century, Hambalang, Wisma atlet, kasus pajak, kasus korupsi BLBI
yang melibatkan Boediono, telah menjadi bukti nyata bahwa moral pemerintahan
sangat bobrok. Sementara sisi lain pemerintah terus menumpuk utang. Saat ini
utang pemerintah telah mencapai Rp 2000 triliun lebih, yang menyebabkan
anggaran Negara tersedot untuk pembayaran bunga utang dan cicilan utang pokok.
Sisi lain seluruh subsidi untuk rakyat dicabut dan dialihkan untuk kepentingan
modal besar dan pesta pora penyelenggara pemerintahan.
Oleh karenanya tidak ada alasan bagi
pemuda dan mahasiswa untuk mempertahankan pemerintah SBY yang korup ini. Tidak
ada alasan bagi rakyat Indonesia untuk melanjutkan reformasi yang pada
kenyataannya adalah penghianatan terhadap cita-cita Sumpah Pemuda, amanat
Proklamasi, Pancasila, dan UUD 1945 yang asli.
Tidak ada alasan bagi pemuda dan mahasiswa menunggu perubahan lewat
PEMILU liberal yang penuh dengan politik uang, dan hanya akan menjadi alat
melanggengkan pemerintahan boneka imperialis yang korup.
"Rezim SBY harus diakhiri,
Reformasi Penghianatan Harus dihentikan. Untuk itu maka Satu-satunya jalan
adalah revolusi. Pemuda mahasiswa dan rakyat harus bersatu, mengobarkan panji
panji anti NEKOLIM, kembali pada Pancasila dan UUD 1945 asli sebagai syarat mewujudkan kedaulatan rakyat,
bangsa dan Negara," pungkasnya.
Selain resolusi tersebut, Komisi
lainnya yaitu komisi B sedianya akan memaparkan mengenai agenda aksi nasional
untuk mewujudkan resolusi yang dibuat oleh Komisi A.
Seluruh hasil dari komisi selanjutnya
akan dibahas dalam rapat pleno malam ini juga. Sehingga sesuai dengan rencana
maka pada hari Minggu besok agenda dari KDI adalah pengesahan hasil pleno dan
konferensi pers hasil pleno tersebut.
Latar Belakang
Lebih dari 67 tahun berdiri, Keadilan,
Kesetaraan, Kesejahteraan, dan Kemakmuran bagi Rakyat makin seperti barang
langka yang sangat sulit untuk didapatkan ditengah bergelimangnya Kekayaan
Negeri ini.
Hal ini menjadi semakin nyata terasa,
manakala Rakyat Indonesia justru lebih sering dilelahkan dengan suguhan berita
setiap hari yang isinya justru mengabarkan tentang bagaimana makin menggilanya
Korupsi, Makin jahatnya Pelanggaran HAM dan Kesewenangan yang terus terjadi
diseluruh pelosok negeri, bahkan tentang bagaimana Kekayaan alam negeri kita
yang dirampok setiap hari...
Waktu terus berjalan, hari ke hari,
bulan ke bulan dan tahun ke tahun..
Kini, tahun 2013 telah tiba. Banyak
dari kita mungkin telah memiliki setumpuk doa, harapan dan cita-cita yang telah
dinazarkan dalam hati sanubari. Namun, apakah kita pernah berpikir untuk
membuat rencana bagi perubahan bangsa ini, rencana untuk mewujudkan keadilan
bagi 200 juta jiwa lebih saudara sebangsa yang pasti banyak tidak kita kenal
dan mungkin juga tidak mengenali kita?
Pernahkah kita memiliki rencana itu..?
Jawabannya mungkin belum, pernah atau
bahkan sudah..
Lalu apa yang ingin kita lakukan
terhadap rencana itu..?
Pasti kita sering berpikir bahwa kita
merasa terlalu kecil untuk mampu merubah bangsa ini, merasa terlalu lemah untuk
bisa membenahi negeri ini, atau mungkin jangan-jangan masalahnya kita sering
berpikir bahwa kita merasa sendirian dan tak tahu harus memulainya darimana
meskipun beragam teori selalu dibaca tiap hari.
Lalu bagaimana kita bisa mewujudkan
rencana besar itu..?
Memperbaiki negeri ini memang tidak
mudah, namun bukan pula harus dimulai dari bidang A atau sektor B bukan pula
karena si Badu atau si Pilun...
Memperbaiki Negeri ini hanya bisa di
awali saat kita BERSATU dan Tak Lagi Jalan Sendiri-Sendiri...
Jika kita siap untuk itu, mari siapkan
diri kita, tuliskan rencana-rencana dan harapan besar kita untuk bangsa ini,
ajak rekan-rekan kita dan mulailah sisihkan uang untuk datang ke KONSOLIDASI
DEMOKRASI INDONESIA, berkumpul, bicara, diskusi, dan bersama membuat rencana
indah bagi Indonesia.
Yang bukan sekedar Bagi Anak atau
Isteri kita tapi untuk Semua Rakyat Indonesia.
Yang bukan sekedar Demi Tanah dan
Rumah kita tapi untuk lebih dari 16.000 Pulau di Indonesia.
Yang bukan sekedar untuk
"Kemerdekaan" diri kita sendiri tapi untuk menegakkan Kedaulatan
Bangsa.
Yang bukan sekedar untuk
Keberlangsungan Hidup kita sendiri tapi untuk Masa Depan Negara Kita.
Semoga dengan digagasnya KONSOLIDASI
DEMOKRASI INDONESIA mampu menjadi jawaban bagi kita semua untuk mulai
menyatukan kekuatan kita karena Bersatu adalah awal dari segala langkah yang
akan kita tempuh dikemudian hari.
Kita tidak sendirian, ada Budayawan, ada
mantan Menteri, ada mantan Jubir Presiden, ada mantan anggota DPR, ada
Paranormal, ada akademisi, peneliti, dosen, ada semua kawan-kawan pergerakan
dari 33 propinsi di Indonesia.
Tentu semua percaya bahwa kehadiran
kawan-kawan menunjukan bahwa Indonesia masih punya HARAPAN..!
Untuk semua kawan-kawan Pro Demokrasi,
untuk kawan-kawan yang gigih perjuangkan hak-hak Rakyat, kawan-kawan yang
menolak Diskriminasi, kawan-kawan yang membenci Korupsi, kawan-kawan yang muak
pada Kesewenangan, dan marah terhadap Ketidakadilan.
Hadir dan jadilah pelaku sejarah dalam
KONSOLIDASI DEMOKRASI INDONESIA yang akan melibatkan lebih dari 2000 aktivis
pergerakan dari 33 Propinsi se Indonesia.
Dan bagi semua kaum pergerakan di
Indonesia semoga dapat membantu mengkonsolidasikan kawan-kawan pergerakan di
setiap daerah dan berangkat menghadiri KONSOLIDASI DEMOKRASI INDONESIA.
Penggagas dan Pengundang :
Ratna Sarumpaet
Adhie Masardi
Hatta Taliwang
Roy Simanjuntak
Haris Rusli Moti
Yudi Latif
Hendardi
Eggie Sudjana
M S Kaban
Permadi
Beathor Suryadi
Ki Gendeng P
Misbhakun
Efendi Ghazali
M Ridha Saleh
Indro Tjahyono
Mulyana WK
Adian Napitupulu
Ridwan Saidi
Mustar Bona Ventura
Pong Hardjatmo
Erwin Usman
Hartono
Salamudin Daeng
Chudry Sitompul
Habib Mohamad Yazer Mursalim
Beni Setiono
Fuad Bawazier
Boni Hargens
Neta S Pane
Andrinof A Chaniago
Rahman Toha
Berry Nahdian Forqan.@Bung Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar