Senin, 07 Januari 2013

Tokoh Semar Dibalik Tragedi 500 Tahun "Terjajahnya" Bangsa Indonesia




Dendam kesumat Semar atas kehancuran kerajaan raja-raja Hindu-Budha yang diayominya, menyusup lewat penjajahan Belanda dan Jepang di nusantara. Sejarah perjuangan raja-raja islam nusantara terkesan mentah dan gagal total oleh strategi yang “diwahyukan” oleh Semar kepada tentara Belanda maupun Jepang.




Sosok Semar menjadi sebuah ikon sangat istimewa dalam cerita pewayangan. Tokoh ini, khususnya bagi masyarakat Jawa dianggap sosok yang suci. Bahkan tidak sedikit yang mensejajarkan Semar sebagai seorang panutan atau Nabi. Walau Semar hanya dikenal oleh masyarakat Jawa, namun memiliki sejarah yang amat jelas dalam dunia wayang.

Dunia wayang, mengisahkan bahwa Sang Hyang Wenang berputra satu orang bernama Sang Hyang Tunggal. Sang Hyang Tunggal beristrikan Dewi Rekatawati. Dewi Rekatawati adalah putri raja kepiting bernama Rekata. Pada suatu hari Dewi Rekatawati bertelur.  Akhirnya telur tersebut menetas menjadi 3 bagian. Bagian pertama yang berwujud kulit telur menjelma menjadi Tejamantri atau Togog. Putih  telurnya menjadi Bambang Ismaya atau Semar. Sedangkan kuning telurnya menjadi Manikmaya yang kemudian menjadi Batara Guru.

Sumber lain mengatakan bahwa asal kejadian Tejamantri atau togog, Bambang Ismaya atau Semar serta Manikmaya atau Betara Guru bukan anak Sang Hyang Tunggal dan Dewi Rekatawati, melainkan anak dari Siti Hawa manusia pertama di bumi.

Ketika manusia pertama diturunkan dari surga, yaitu Siti Hawa dan Nabi Adam, mereka masih belum mengerti tentang tentang proses reproduksi. Hingga tanpa melalui hubungan badan, kedua manusia pertama itu masing-masing mengeluarkan sel telur dan sel spermanya. Dua jenis inti hidup manusia itu kemudian diletakkan di sebuah tempat. Kemudian Adam dan Hawa berdoa bersama kepada Tuhan agar kedua embrio itu dijadikan manusia. Kekuatan doa Adam menjadikan spermanya berubah wujud menjadi tiga ruh manusia. Masing-masing berwujud Nabi Ilyas, Nabi Sys dan Nabi Khidir. Ketiga anak Adam ini berwujud ruh dan tidak memiliki badan kasar atau tubuh jasad. Sedangkan kekuatan doa Siti Hawa tidak emwujudkan sesuatu. Lantaran jengkel, maka sel telur itu dilemparkan oleh pemiliknya dan ditangkap oleh Iblis.

Ditangan Iblis yang terkutuk, sel telur milik Siti Hawa dimohonkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kekuatan doa iblis yang selalu diijabahi Allah merubah sel telur menjadi tiga mahkluk halus, yaitu Togog, Semar dan Betara Guru.

Kawasan Eropa, menjadi tempat tinggal sang gaib Tejamantri atau Togog, sedangkan Betara Guru atas perintah Iblis bersemayam di Segitiga Bermuda dan memiliki nama lain yaitu Dajjal. Sementara sosok Bambang Ismaya atau Semar hidup di Indonesia tepatnya di Puncak Lawu menjadi pengasuh raja-raja Nusantara. Tentu saja semua itu atas arahan, suruhan dan didikan dari tuannya yang mengasuh mereka yaitu Iblis laknatullah.

Agama Hindu, merupakan sebuah kepercayaan atau agama yang diciptaan Bambang Ismaya atau Semar Badranaya. Sementara itu, Semar bersama Dewi Sekarwati Mara juga menciptakan agama Budha dan menyebarkannya di bumi Nusantara. Penyebaran dua agama itu terjadi pada abad ke 1 Masehi hingga abad 12 Masehi.

Pada tahun 1401, Sultan Muhammad I dari Istambul, Turki, mengutus 9 orang pilihannya untuk menyebarkan agama islam di nusantara, termasuk Pulau Jawa. Dalam penyebaran agama islam itu Syekh Subakir salah satu nama dari 9 wali gelombang pertama membawa batu hitam dan dipasang di seantero Nusantara. Khusus untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di gunung Tidar. Batu-batu hitam itu dimaksudkan memberikan keamanan dan kelangsungan hidup kaum muslimin di nusantara.

Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk : Jin, setan dan mahluk halus lainnya. Maka raja jin yang diwakili Semar dan Dewi Sekarwati Mara membuat kesepakatan setelah kalah bertarung adu kesaktian melawan Syekh Subakir. Ancamanpun sempat terlontar dari para dedemit, “ Walaupun kamu sudah mampu meredam amukan kami, kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syekh Subakir. Kata Jin, “Aku masih dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang imannya masih lemah”.

Untuk kedua kalinya Bambang Ismaya atau Semar Badranaya, yang mengaku sebagai pelayan, pengayom sekaligus penasehat spiritual Raja-raja Jawa Hindu-Budha berbenturan dengan spiritual islam. Kali ini terjadi di tahun 1476 Masehi dan yang menjadi lawan bicaranya adalah Sunan Kalijaga.

Runtuhnya kerajaan Majapahit yang menjadi momongannya, menjadikan dirinya  dan Brawijaya V melarikan diri hingga ke Gunung Lawu. Hal itu dilakukan oleh Raja terakhir majapahit itu untuk menghindari peperangan dengan putranya sendiri yaitu Raden Patah.

Menurut seorang linuwih yang tinggal di Sidoarjo, bahwa Ki Semar Badranaya saat bertemu dengan Sunan Kalijaga dengan sukarela mengijinkan rakyat Majapahit memeluk agama islam. Namun disertai catatan tidak dengan paksaan apalagi melalui peperangan. “Silahkan anak angger menyebarkan agama islam, asal jangan melalui paksaan dan peperangan,” katanya Semar dikutip Mbah Abdul Hamid. 

Ketokohan Sunan Kalijaga sebagai salah satu dari  Sembilan wali generasi sesudah Syekh Subakir mampu meluluhkan hati Prabu Brawijaya V untuk memeluk islam sebagai agama baru. Masuk islamnya Prabu Brawijaya V, mendapatkan tentangan keras dari Nayagenggong, Sabdopalon yang sebenarnya adalah nama lain Ki Semar. Dengan kasar dan menahan amarah, Semar Badranaya berkata kepada junjungannya Prabu Brawijaya.

"Hamba Tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya adalah penguasa, pembesar atau Dang Hyang Tanah Jawa. Saya adalah suami yang membantu anak cucu serta para raja di Tanah Jawa. Aku adalah Raja dari semua Spirits di Tanah Jawa. Aku telah hidup untuk melayani keturunan Raja Jawa. Di sinilah kita berpisah." Setelah mengucapkan itu, Semar menghilang. Namun Ki Semar masih sempat memberikan ancaman akan membuat sengsara kepada penduduk nusantara selama 500 tahun. 

“Nanti dalam waktu yang tidak terlalu lama, tanah jawa khususnya dan nusantara secara keseluruhan akan menjadi kawasan pembantaian oleh bangsa yang menjadi asuhanku. Hal itu terjadi selama 500 tahun. Setelah itu , aku akan muncul kembali dan mengubah spiritualitas, dan menyebar di seluruh Jawa. Mereka yang menolak akan mati. Mereka akan menjadi makanan bagi setan. Saya tidak akan puas sampai mereka semua hancur, termasuk kekayaan alam nusantara. Penderitaan rakyat nusantara tidak akan pernah terhenti. Hingga ketika Gunung Merapi meletus, lava dan abu jatuh ke barat daya dengan bau yang mengerikan, yang merupakan sinyal bahwa saya akan segera hadir, mengiringi Ratu Adil."

Sumpah Ki semar, Sabdopalon atau Nayagenggong tak berapa lama menjadi kenyataan. Kerajaan islam Demak Bintara tak berusia lama. Kerajaan yang didirikan Raden Patah dengan bantuan para wali hancur berkeping-keping tanpa bisa bangkit lagi. Peperangan dan pemberontakan selalu mengiringi kerajaan-kerajaan nusantara. Penderitaan rakyat nusantara semakin terang benderang seiring dengan kedatangan VOC di tahun 1602.

Dendam kesumat Semar atas kehancuran kerajaan raja-raja Hindu-Budha yang diayominya, menyusup lewat penjajahan Belanda dan Jepang di nusantara. Sejarah perjuangan raja-raja islam nusantara terkesan mentah dan gagal total oleh strategi yang diwahyukan oleh Semar kepada tentara Belanda maupun Jepang.

Perjuangan Sultan Agung, Imam Bonjol, Pattimura, Diponegoro, Cuk Nyak Dien, Sentot Ali Basah, Si Pitung, tak berhasil mengusir penjajah yang menjadi jago Semar membantai jutaan rakyat nusantara. Dan yang nota bane muslim yang mendapat balak dari sumpah Ki Semar. Selain itu, tidak sedikit harta kekayaan rakyat maupun raja-raja nusantara yang dibawa lari oleh bangsa Belanda atas suruhan Ki Semar. Harta itu berupa emas murni yang dititipkan oleh raja-raja khususnya yang pro atau tunduk kepada Belanda. Raja-raja itu lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk batangan emas di bank sentral milik kerajaan Belanda di Hindia Belanda. Total emas murni milik para raja nusantara yang tergerus lewat Semar Mesem yang berpihak kepada Belanda sejumlah 57.150 ton.

Tak berhenti disitu, akibat sumpah Semar, Soekarno selaku presiden pertama nusantara yang meminta kembali harta kekayaan justru malah digulingkan. Dalam penggulingan itu Semar menggunakan tangan Soeharto. Bahkan tak tanggung-tanggung, Semar meminta bantuan saudaranya Togog  dan Betara Guru untuk memindahkan emas dari Negara Belanda ke Jerman kemudian dipindahkan lagi ke Negara Amerika Serikat. Masih belum puas, Semar juga memberikan ladang emas di Freeport, Papua kepada bangsa momongan Togog, yaitu Amerika Serikat. Emas hitam yang banyak tersebar di nusantara tak ketinggalan juga disodorkan oleh Semar demi memuaskan sakit hatinya pada penduduk nusantara.

Presiden ke 35 AS John Fitzgerald Kennedy yang memberikan harapan kepada ahli waris raja-raja lewat Soekarno bahkan ditembak mati pada November 1963 atas perintah Eyang Semar. Padahal waktu itu telah terjadi penandatanganan perjanjian pengakuan dan pengembalian asset raja nusantara antara Jhon F Kennedy dengan Soekarno untuk mengembalikan emas batangan sebanyak 57.150 ton itu.

Semar menganggap bahwa perjanjian The Green Hilton Agreement merupakan perjanjian paling tolol yang dilakukan pemerintah AS. Karena dalam perjanjian itu AS mengakui asset emas bangsa Indonesia. Sejarah ini berawal ketika 350 tahun Belanda menguasai Jawa dan sebagian besar Indonesia. Ketika itu para raja dan kalangan bangsawan, khususnya yang pro atau ’tunduk’ kepada Belanda lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk batangan emas di bank sentral milik kerajaan Belanda di Hindia Belanda, The Javache Bank (cikal bakal Bank Indonesia). Namun secara diam-diam para bankir The Javasche Bank atas instruksi pemerintahnya yang diilhami oleh dendam Semar memboyong seluruh batangan emas milik para nasabahnya (para raja-raja dan bangsawan Nusantara) ke negerinya di Netherlands.
   
Selain itu, rakyat Belanda dan Eropa pada umumnya mengalami masa pencerahan dalam berbagai bidang ilmu lantaran welas asihnya Semar dan Togog. Berbagai ilmu modern tercipta di belahan Eropa mulai dari penciptaan tehnologi hingga ilmu filsafat berkembang pesat. Semua itu tak lepas dari peran Ki Semar. Disisi lain, negeri nusantara, mantan kekuasaan Majapahit yang diagungkan Ki Semar semakin terpuruk hingga kini. Semua itu terjadi akibat kemarahan Semar Badranaya yang tidak rela bumi nusantara yang dulu bernama Kerajaan Majapahit tenggelam akibat kedatangan cahaya islam lewat para waliyullah dan para ulama.

Kini, melihat kenyataan hidup rakyat bekas Kerajaan Majapahit, rupanya membuat jiwa welas asih Ki Semar Badranaya tergugah. Sehingga beberapa hari lalu, Semar mendatangi Mbah Abdul Hamid. Kepada lelaki paruh baya itu, Semar menyatakan hendak membantu memulangkan harta kekayaan raja-raja yang kini menjadi modal kemajuan dan kemakmuran bangsa Eropa dan AS. Ki Semar juga telah menyatakan mengucapkan Dua kalimat Syahadat di depan Mbah Abdul Hamid. Dirinya juga sering melakukan sholat berjamaah bersama Mbah Abdul Hamid.

Lewat Mbah Abdul Hamid, Semar juga mengaku hendak muncul kembali dan menjadi kepala pasukan gaib untuk membersihkan negeri ini dari pemimpin, rakyat yang amoral, juga akan membersihkan para pengkhianat rakyat dan bangsanya. “Sekarang Ki Semar sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi setelah kepergiannya ke Belanda,” kata Mbah Abdul Hamid. “Sekarang ia tinggal di Tanah Merah dekat Alas Purwa, Banyuwangi. Ki Semar sedang mengumpulkan balatentaranya untuk sebuah operasi gaib yang sedang diembannya. Sunan Lawu pun juga membantu Ki Semar. Bukan hanya Sunan Lawu, semua gaib nusantara bahkan dunia akan bekerja sama membersihkan bumi dari anasir jahat,” kata Mbah Abdul Hamid.

“Sunan Lawu itu adalah seorang pamong yang tinggal di lereng Lawu, saat Prabu Brawijaya menghindari pertempuran dengan Raden Patah, nah Pamong inilah yang mengurusi segala kebutuhan Prabu Brawijaya di Gunung Lawu. Setelah Prabu Brawijaya mangkat, pamong itu dijadikan penguasa gaib Gunung Lawu dengan gelar Sunan Lawu. Jadi Sunan Lawu itu bukan Nayagenggong, Ki Semar atau Sabdopalon,” jelas Mbah Abdul Hamid.

“Sedangkan burung jalak yang sering nampak, dahulunya adalah seorang abdi dari pamong atau Sunan Lawu. Sedangkan wujud Semar itu bukan seperti gambaran di wayang kulit. Semar itu orangnya tegap, tinggi, bokongnya nggak sebesar dalam pewayangan. Hanya mukanya memang mirip dengan yang pernah sampeyan lihat di wayang orang maupun wayang kulit. Jika tugas yang diemban Ki Semar rampung, negeri nusantara atau Indonesia akan menjadi Negara terbesar dan terkuat di seluruh dunia. Keadilan dan kemakmuran merupakan sebuah kepastian, Eropa akan membayar hutang-hutangnya pada Indonesia.”

“Tehnologi masa depan ada ditangan bangsa ini. Nanti, kita tidak akan memakai listrik sebagai lampu penerangan. Kita akanmemakai sejenis batu rubbi yang nyalanya melebihi terangnya lampu itu. Kata Mbah Abdul Hamid sambil menunjuk sebuah lampu neon dirumahnya. Padahal batu itu hanya sebesar ibu jari. Dan batu itu hanya ada di negeri ini, ” terang Mbah Abdul Hamid spiritualis yang sering berinteraksi dengan Ki Semar itu.@Deedat Wahyu as   

28 komentar:

Abiyasa mengatakan...

Ada2 saja..hehehehe...kalau mau lebih banyak referensi tentang Ki Semar bacalah "SEMAR DAN KENTUT KESAYANGANNYA"...kabeh..BRUUUTTTTT!!!

sulis mengatakan...

Amin.......

Unknown mengatakan...

semoga aja menjadi kenyataan

PuanPenantiHujan mengatakan...

Ini terlalu mengada ada

Unknown mengatakan...

menakjubkan fitnahnya, inilah bentuk fitnah terkeji yang ditujukan pada leluhur bangsa Indonesia, dan kita memang tak perlu membalasnya, biarlah kebenaran yang berbicara.
oh iya masjurnalis independen, saya mau tanya, apakah alloh anda itu suka melaknat ya? trus, berbohong dalam ajaran anda juga dibolehkan ya ? orang sering menyebutnya taqiya, trus membunuh sesama manusia,merusak atas nama alloh juga dibenarkan ya ? tolong dijawab ya, barangkali itu hanya fitnah, seperti yang anda lakukan di blog ini

Unknown mengatakan...

menakjubkan fitnahnya, inilah bentuk fitnah terkeji yang ditujukan pada leluhur bangsa Indonesia, dan kita memang tak perlu membalasnya, biarlah kebenaran yang berbicara.
oh iya masjurnalis independen, saya mau tanya, apakah alloh anda itu suka melaknat ya? trus, berbohong dalam ajaran anda juga dibolehkan ya ? orang sering menyebutnya taqiya, trus membunuh sesama manusia,merusak atas nama alloh juga dibenarkan ya ? tolong dijawab ya, barangkali itu hanya fitnah, seperti yang anda lakukan di blog ini

emboh gak eroh mengatakan...

ngawoor.toooook.

Mbah Mbahan.... mengatakan...

Au Ahh....mana yang bener...
Gusti Allah yang Maha Segalanya Yang Tau...
Aminnn...

Kustiyani mengatakan...

Geleng geleng deh baca blog ini, bingungbingung

Sun Go Blog mengatakan...

Izin bookmark dulu. Lagi pingin baca ginian tapi udah mau shubuh aja nih. Hehe... Thanks.

Unknown mengatakan...

Cerita nya keluar Jalurr

Jono mengatakan...

Ini karangan sendiri ya? Emang ga tau ya sebab nabi adam diturunkan ke dunia?
Lagian perjanjian Green Hilton juga cuman Hoax.

Unknown mengatakan...

Hahaha.....mantap ceritanya.....ni cerita kayaknya cuman ada dalam khayalanmu aja gan.....di lanjut nebarkan kebohongannya gan...hihihihi...

Unknown mengatakan...

Hahaha.....mantap ceritanya.....ni cerita kayaknya cuman ada dalam khayalanmu aja gan.....di lanjut nebarkan kebohongannya gan...hihihihi...

Komando mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Didik Antono mengatakan...

Makkluthik......!!!!!.

rizky mengatakan...

Ahahahahaha lucu pisan euy kaya tai ini cerita,mnding jdi guru bahasa indonesia aja gan, soalnya lo pinter ngarang bgus klo jdi guru bahasa indonesia

Unknown mengatakan...

Yeh dangu sanyaho urang ki semar teh asli ayaana anjena teh jadi pacontoan jang kahirupan urg , urg apal ti kokolot pananyaan wungkul jng pegiat seni. Matak aranjen ulah sok ngahina, jeng anjen rizky ulah nyarios kitu kasep awon pisan.

Fe mengatakan...

Hoaxnya luar biasa, karena :
1. Semar hanya tokoh fiktif
2. Yang dijajah bangsa Eropa bukan hanya nusantara, Perancis menjajah Indochina, Inggris menjajah India, Spanyol juga menjajah Aztec, Inca dan Filipina, dll. Apa dendam Semar terhadap bangsa2 tersebut?
3. Yang dijajah Jepang bukan hanya nusantara tapi Korea, Taiwan, Indochina, Malaya, Filipina hingga Timor. Apa dendam Semar terhadap bangsa2 tersebut?
4. sebenarnya point 1 saja sudah cukup wkwkwkwk

Unknown mengatakan...

Ini sih kyak bukan sejarah soalnya critanya kliatan klo gk nyata
Semar saja dibuat pengajaran oleh wali songo,
Punokawan itu buatan sunan gunung jati yg mengandung filsafah
Kok disini jelek ya perannya
Mungkin Anda salah sumber
Klo saya lebih percaya jika Allah yg mengatur segalanya bukan semar

Unknown mengatakan...

Cuma allah swt yg maha segala galanya yg tau

Unknown mengatakan...

Kebanyakan ngemil tai kering begini nih.

embuh mengatakan...

Mbah abdul hamid niku sinten mas? Tiyang pundi? Ceritane sampe ketemu semar pripun. Mbok sisan diceritakke, kulo njih malah penasaran je.

list parfum mengatakan...

cerdas ...oleh ko endi kang.....

Unknown mengatakan...

ngaco.. cerita.y.. semar hanyalah.. gambaran atw kiasaan.. semar d pewayangn hanyalah gambaran sifat manusia.. dia bukan lelaki dia juga bukan wanita.. dia menggambarkan.. sifat sifat yg baik. yg harus selalu dekat ke pada allah.. ... untung orng indonesia. sekrng dh pada pinter.. klw pad bodoh.. kya.y.. hancur.. nie negara

Semar Katon mengatakan...

Suka nulis jangan lupa mikir bero

Unknown mengatakan...

Mas bro.. tulis diawal atau diakhir "ini adalah cerita bukan nyata" oke mas bro..

hikari mengatakan...

Liar biasa keangkuhan dan kesombongan dari setiap komentar.. Seakan tau dan lebih tau. .Tidak menghargai apa yanh sudah mencoba dituliskan ..Benar tidaknya hanya sang pemilik jagat Raya lah yang tau. .Tidak ada hak secuilpun kita semua menilai benar buruknya. Hanya ambil saja kebaikan dari mana yang terlihat baik. .Tinggalkan saja mana yang terlihat tidak baik. Tidak perlu menghakimi apalagi saling memberi raport sesama ciptaan.

Rahayu