Jurnalis Independen: Gerakan Mujahidin “Asy-Syabab” di
Somalia mengumumkan pada hari Rabu, mereka akan menghukum mati seorang sandera
berwarga negara Prancis setelah Prancis gagal dalam serangan untuk
menyelamatkannya.
Kelompok itu mengatakan dalam sebuah
pernyataannya, “Keputusan untuk menghukum mati perwira intelijen, Dennis Alex
yang di sandera di Somalia sejak 2009 lalu diterima secara aklamasi oleh
anggota dan keputusan itu diambil setelah upaya negosiasi pihak Prancis yang
dilakukan untuk membebaskannya selama tiga tahun.”
Gerakan ini juga mengatakan dalam
sebuah pernyataan yang dikirim melalui email dan disebarkan pula melalui akun
twitter : Prancis gagal mencoba untuk menyelamatkan Alex dari hukuman mati.
Edward Djiar, kepala Staf Angkatan
Bersenjata Prancis mengatakan dalam menanggapi pertanyaan radio “Europe 1″ yang
menyakini bahwa Alex telah meninggal. Edward mengatakan,”Kami tidak memiliki informasi
apapun sejak serangan pada Jumat lalu bahwa Alex masih hidup, dan kita yakin
saat ini bahwa Alex memang telah benar tewas.”
Sementara itu, Pihak Barat setelah
gagal menemukan celah dan merusak Mursi pada referendum yang lalu, kini Amerika
Serikat dan konco-konconya pada Selasa kemarin mengecam pernyataan anti-Semit
Presiden Mesir Mohammed Mursi pada tahun 2010 lalu sebelum ia terpilih menjadi
presiden, dan mendesaknya untuk membuat penjelasan resmi.
"Bahasa dia gunakan yang kita
lihat adalah sangat menyerang," kata juru bicara Departemen Luar Negeri
Victoria Nuland, ia menambahkan "Kita berpikir bahwa komentar dia harus
kita tolak, dan sekali lagi mereka yang seperti itu harus ditolak tegas."
Mursi memperlihatkan sikap anti-Semit
ini terlihat dari pernyataannya, yang didokumentasikan dari siaran video tahun
2010, kembali dicuatkan melalui video yang ditayangkan di televisi oleh aktivis
Mesir bassem Yousef pada hari Jumat.
Timbulnya kembali video 2010
menggambarkan saat itu Mursi sedang menangani unjuk rasa di kota kelahirannya
di Delta Nil, acara tersebut untuk mengecam blokade Israel di Gaza. Dalam video
tersebut, ia mendesak Mesir untuk "mempertahankan sikap anak-anak kita dan
cucu kita untuk tetap membenci orang Yahudi dan Zionis."
Namun, sejak awal kampanye presiden,
ada perubahan dari Mursi, ia memberikan komitmen untuk menegakkan perjanjian
damai Mesir dengan Israel.
"Ketika ada seorang pemimpin
suatu negara mempermasalahkan pernyataannya mengutuk Yahudi, dan ia tidak
melakukan apa pun untuk memperbaikinya, masuk akal banyak orang di Israel akan
menyimpulkan bahwa pemimpin itu tidak dapat dipercaya sebagai mitra untuk
perdamaian," Kenneth Jacobson, wakil direktur nasional dari Liga Anti-
rasis berbasis di AS, mengatakan kepada The New York Times.
Sementara itu, pihak Mursi menolak
untuk menanggapi masalah ini.@JI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar