Rabu, 16 Januari 2013

Akhirnya Gerakan Mujahidin Somalia Hukum mati Perwira Intelijen Prancis


Jurnalis Independen: Gerakan Mujahidin “Asy-Syabab” di Somalia mengumumkan pada hari Rabu, mereka akan menghukum mati seorang sandera berwarga negara Prancis setelah Prancis gagal dalam serangan untuk menyelamatkannya.


Kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataannya, “Keputusan untuk menghukum mati perwira intelijen, Dennis Alex yang di sandera di Somalia sejak 2009 lalu diterima secara aklamasi oleh anggota dan keputusan itu diambil setelah upaya negosiasi pihak Prancis yang dilakukan untuk membebaskannya selama tiga tahun.”

Gerakan ini juga mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email dan disebarkan pula melalui akun twitter : Prancis gagal mencoba untuk menyelamatkan Alex dari hukuman mati.

Edward Djiar, kepala Staf Angkatan Bersenjata Prancis mengatakan dalam menanggapi pertanyaan radio “Europe 1″ yang menyakini bahwa Alex telah meninggal. Edward mengatakan,”Kami tidak memiliki informasi apapun sejak serangan pada Jumat lalu bahwa Alex masih hidup, dan kita yakin saat ini bahwa Alex memang telah benar tewas.”

Sementara itu, Pihak Barat setelah gagal menemukan celah dan merusak Mursi pada referendum yang lalu, kini Amerika Serikat dan konco-konconya pada Selasa kemarin mengecam pernyataan anti-Semit Presiden Mesir Mohammed Mursi pada tahun 2010 lalu sebelum ia terpilih menjadi presiden, dan mendesaknya untuk membuat penjelasan resmi.

"Bahasa dia gunakan yang kita lihat adalah sangat menyerang," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland, ia menambahkan "Kita berpikir bahwa komentar dia harus kita tolak, dan sekali lagi mereka yang seperti itu harus ditolak tegas."

Mursi memperlihatkan sikap anti-Semit ini terlihat dari pernyataannya, yang didokumentasikan dari siaran video tahun 2010, kembali dicuatkan melalui video yang ditayangkan di televisi oleh aktivis Mesir bassem Yousef pada hari Jumat.

Timbulnya kembali video 2010 menggambarkan saat itu Mursi sedang menangani unjuk rasa di kota kelahirannya di Delta Nil, acara tersebut untuk mengecam blokade Israel di Gaza. Dalam video tersebut, ia mendesak Mesir untuk "mempertahankan sikap anak-anak kita dan cucu kita untuk tetap membenci orang Yahudi dan Zionis."

Namun, sejak awal kampanye presiden, ada perubahan dari Mursi, ia memberikan komitmen untuk menegakkan perjanjian damai Mesir dengan Israel.

"Ketika ada seorang pemimpin suatu negara mempermasalahkan pernyataannya mengutuk Yahudi, dan ia tidak melakukan apa pun untuk memperbaikinya, masuk akal banyak orang di Israel akan menyimpulkan bahwa pemimpin itu tidak dapat dipercaya sebagai mitra untuk perdamaian," Kenneth Jacobson, wakil direktur nasional dari Liga Anti- rasis berbasis di AS, mengatakan kepada The New York Times.

Sementara itu, pihak Mursi menolak untuk menanggapi masalah ini.@JI

Tidak ada komentar: