Nabi Idris Dalam
Peradaban Mesir Purba
Ada
yang mengidentifikasikan Nabi Idris, sebagai Akhnukh (Enoch), yang menurut
mereka diperkirakan masa kehidupannya, pada sekitar tahun 4.500 SM. Selain itu
ada juga yang memperkirakan masa hidup beliau, pada sekitar tahun 4.350 SM –
4.250 SM
Peradaban Mesir Purba telah ada,
sebelum 70.000 tahun yang lalu. Hal tersebut didasarkan kepada penemuan naskah
kuno di dalam Piramid Besar Khufu (Cheops) di Giza, yang mengatakan bahwa
piramid dibangun ‘pada waktu gugusan bintang Lyra berada di rasi Cancer‘.
Menurut sejarawan, Abu Said El Balchi, peristiwa tersebut terjadi pada sekitar
72.000 tahun sebelum Hijrah Nabi Muhammad saw.
Pendirian Piramid, erat
hubungannya dengan pemujaan bangsa Mesir purba terhadap Oziris (Osiris), yang
dipercaya sebagai jelmaan Orion yang kemudian menjadi dewa kematian. Dalam
relief-relief di piramida yang ditemukan, Oziris gambarkan sebagai dewa yang
mengenakan mahkota putih tinggi. Lewat kesaktiannya, Oziris dengan mudah bisa
membinasakan bumi dan isinya.
Masyarakat Mesir Purba juga
percaya bahwa dewa-dewa di langit itu harus mempunyai persinggahan di bumi.
Atas dasar latar belakang itulah, kemudian Kompleks Piramida Giza dibangun.
Tentu karena untuk Oziris, maka arsitektur posisi tiap piramidanya dibuat
sedemikian rupa agar mirip dengan posisi rasi bintangnya. Termasuk membangun
penjaganya, yakni makhluk berbadan singa berkepala manusia.
Oziris Sejatinya
Nabi Idris?
Syaikh Thanthawi Jauhari di dalam
Tafsir Jawahir-nya menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan IDRIS ialah Oziris
atau Azoris, dan kalimat Idris adalah ucapan nama itu dalam bahasa Arab. Serupa
juga dengan Yesoa diucapkan dalam bahasa Arab dengan Isa; Yohannes diucapkan
dalam bahasa Arab, Yahya.
Menurut Syaikh Thanthawi, Oziris
atau Idris ini seorang Nabi yang diutus Allah kepada bangsa Mesir purba kala
dan membawa ajaran-ajaran dan perubahan yang besar-besar.
Di dalam sejarah Mesir Purba
disebutkan bahwa Oziris (Idris) itu meninggal karena di bunuh oleh saudaranya
sendiri karena dengki akan pengaruhnya yang besar. Lalu dipotong-potong
badannya untuk dihancurkan. Tetapi sepotong dari badan itu dipelihara oleh
isterinya dan dibalsem; pembalseman mayat itulah kelaknya yang menjadi
kepandaian yang utama dari orang Mesir purbakala.
Syaikh Thanthawi menguraikan
panjang lebar, bahwa di zaman purbakala bangsa Mesir itu di antara Kerajaan
dengan agama adalah satu, sehingga Idris itu pun merangkap juga raja. Itulah
sebab dia didengki oleh saudaranya. Namun setelah dia mati orang Mesir
memuliakan sekalian jasanya yang besar- besar.
Kata dongeng mereka, setelah
seorang raja besar atau orang besar mati, bersidanglah hakim-hakim 42 orang banyak
anggotanya memusyawaratkan dan mempertimbangkan tentang kebaikan atau keburukan
raja semasa hidup-nya. Rupanya kebaikan Oziris atau Idris itu lebih banyak dan
lebih berat dari pada keburukannya; maka ditempatkanlah dia pada tempat yang
amat tinggi dan agung di alam lain.
Sayid Quthub di dalam “Fi
Zhilalil Quran“pun memberatkan pendapatnya kepada pendapat Syaikh Thanthawi
Jauhari ini, bahwa besar kemungkinan bahwa Idris ialah Oziris yang ternama
dalam Sejarah Mesir Purbakala itu.
Di dalam tafsir-tafsir yang lama
sejak Thabari, ar-Razi, al-Qurthubi, Ibnu Katsir dan yang sezaman tidak bertemu
kemungkinan Oziris itu, dan baru bertemu pada Tafsir Syaikh Thanthawi Jauhari
pada sekitar tahun 1928, atau pada Tafsir Sayid Quthub selepas tahun 1955.
Hal ini dikarenakan, Ilmu hasil
penyelidikan kebudayaan dan Peradaban Bangsa Mesir Kuno, yang dikenal dengan
nama “Egyptologi” barulah tumbuh sejak permulaan Abad Kesembilan belas, sejak
para sarjana dapat membuka kunci rahasia Huruf Hieroglyph, huruf bangsa Mesir
Purba itu.
Dari hasil penyelidikan yang baru
berusia 165 tahun itu-lah didapat ceritera tentang orang besar Mesir yang
bernama Oziris itu. Dan ajaran-ajaran Oziris yang didapat dari huruf-huruf Kuno
itu bertemu pokok ajaran Tauhid. Cuma setelah lama kemudian sepeninggal dia,
setelah pada mulanya hakim-hakim mengakui bahwa jasanya sangat besar, maka
beliau di tempatkan di tempat yang Maha Tinggi di alam lain, yang pada akhirnya
dipertuhankan, dipuja dan disembah.
Dengan mengkaitkan Nabi Idris sebagai
Oziris, jika dilihat dari masa kehidupannya, diperoleh informasi sebagai
berikut :
1. Nabi Adam
Diperkirakan masa kehidupannya,
sebelum 200.000 tahun yang lalu, bahkan ada pendapat yang mengatakan beliau
telah ada sejak jutaan tahun yang lalu (silahkan baca : Teori Darwin, Nabi Adam
dan Piramid Giza dan Misteri Arkeologis, di tengah puing reruntuhan teori
Evolusi.
2. Nabi Idris
Diperkirakan masa kehidupannya,
sebelum 70.000 tahun yang lalu.
3. Nabi Nuh
Diperkirakan masa kehidupannya,
sebelum 13.000 tahun yang lalu (silahkan baca : Patung Spinx, bukti arkeologis
bencana Nuh 13.000 tahun yang silam dan Kapal Nabi Nuh, Misteri Sejarah
Peradaban Manusia)
Pendapat yang mengatakan,
sesungguhnya Nabi Idris adalah leluhur dari Nabi Nuh mungkin ada benarnya. Akan
tetapi jarak diantara keduanya, bukan hanya 3 atau 4 generasi (seperti yang
dipahami selama ini), melainkan telah mencapai jarak puluhan, bahkan mungkin
ratusan generasi.
“Dan ingatlah di dalam Kitab
darihal Idris. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat benar, lagi seorang
Nabi” (QS. Maryam (19) ayat 56).
Revisi Periode Kenabian
Di kalangan Rohaniawan saat ini,
masih banyak yang percaya bahwa awal dari kenabian, paling lama sekitar 6.000
SM, atau 8.000 tahun yang lalu. Sebagaimana pendapat, seorang agamawan dari
Irlandia, yang bernama James Ussher, yang berpendapat kemunculan Nabi Adam
terjadi pada sekitar tahun 4.004 SM.
Selain itu seorang Sejarawan,
yang bernama Josephus, menyatakan bahwa manusia pertama itu muncul pada sekitar
tahun 5.411 SM, sementara seorang ilmuan, bernama ‘Adil Thaha Yunus,
memperkirakan Nabi Adam muncul pada sekitar 5.872 SM.
Pendapat ketiga orang ini, jelas
sangat bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah. Jika kita, membuka lembaran
sejarah, di India pada 6.000 SM – 7.000 SM, sudah ada Peradaban Lembah Sungai
Indus. Di Iran pada 7.000 SM, manusia telah mengenal almunium. Di Cina pada
7.000 SM, manusia sudah mengenal bercocok tanam. Dan di Indonesia, tahun 6.000
SM, Barus telah didiami manusia.
Nampaknya, sudah saatnya bagi
kita, untuk meninjau kembali masa kehidupan Para Nabi. Hal ini dikarenakan
berdasarkan fakta-fakta ilmiah yang ada, awal kenabian ternyata sudah
berlangsung sangat lama, yakni masa Pra Sejarah, puluhan ribu tahun yang silam.
Masa
Hidup Nabi Adam
Berdasarkan fakta ilmiah,
keberadaan manusia diperkirakan telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu,
bahkan ada pendapat yang mengatakan, umat manusia telah ada sejak jutaan tahun
yang lalu. Hal ini didukung beberapa penemuan arkeologis, sebagai berikut :
1. Didekat sungai Omo, Ethiopia
(Afrika Timur), ditemukan kerangka Homo Sapiens (manusia modern) tertua, yang
berusia 195.000 tahun.
2. Pada tahun1865 di pertambangan
Abbey Nevada USA, ditemukan dalam satu gumpalan bijih logam berbentuk skrup
besi sepanjang 2 inci (= 5 cm). Benda hasil karya manusia ini, telah
ber-oksidasi dan meninggalkan bentuk fosil, yang diperkirakan berusia jutaan
tahun.
3. Di Desa Schondorf Austria
di-temukan besi bentuk kubus (panjang dan lebar kurang dari 1 cm)di dalam
gumpalan batu-bara yang pecah. Kubus ini beralur disekelilingnya dan tepi
alurnya rata. Benda ini seolah – olah merupakan bagian dari peralatan mesin,
dan diperkirakan ber-umur jutaan tahun (silahkan baca : Teori Darwin, Nabi Adam
dan Piramid Giza dan MISTERI ARKEOLOGIS, di tengah PUING reruntuhan TEORI
EVOLUSI ).
Dari fakta-fakta ilmiah di atas,
pendapat yang menyatakan keberadaan Nabi Adam adalah pada sekitar 8.000 tahun
yang lalu, nampaknya sudah tidak relevan lagi. Nabi Adam sebagai leluhur semua
umat manusia di bumi, setidaknya telah ada di bumi, sejak sebelum 200.000 tahun
yang lalu.
Masa Hidup Nabi
Idris
Beberapa sejarawan ada yang
mengidentifikasikan Nabi Idris, sebagai Akhnukh (Enoch), yang menurut mereka
diperkirakan masa kehidupannya, pada sekitar tahun 4.500 SM. Selain itu ada
juga yang memperkirakan masa hidup beliau, pada sekitar tahun 4.350 SM – 4.250
SM.
Namun, sepertinya kita harus
meninjau kembali masa kehidupan beliau. Berdasarkan temuan arkeologis berupa
Huruf Hieroglyph, diketahui bahwa pada masa Mesir Purba ada seseorang yang
membawa ajaran Tauhid, yang dikenal dengan nama Oziris. Menurut Syaikh
Thanthawi Jauhari, Oziris tidak lain adalah Nabi Idris.
Berdasarkan masa Peradaban Mesir
Purba, yang dihitung dari saat berdirinya Piramid Cheops, diperkirakan masa
kehidupan Nabi Idris, adalah sebelum 70.000 tahun yang lalu, yang oleh para
sejarawan di anggap sebagai periode zaman Pra Sejarah (silahkan baca : Misteri
HURUF HIEROGLYPH, mengungkap Kisah NABI IDRIS, dalam Peradaban MESIR PURBA?).
Masa Hidup Nabi
Nuh
Nabi Nuh, menurut sebagian
Rohaniawan, memiliki nama lengkap Nabi Nuh bin Lamak (Lamech) bin Matusyalah
(Mathuselah) bin Akhnukh (Enoch atau Nabi Idris) bin Yarid (Jared) bin Mahla’il
(Mahalaleel) bin Qinan (Cainan) bin Anusy (Enos) bin Nabi Syits (Seth) bin Nabi
Adam, hal ini bermakna jarak antara Nabi Nuh dengan leluhur umat manusia (Nabi
Adam), tidaklah begitu jauh hanya berjarak sekitar 9 generasi, benarkah
demikian ?
Keberadaan Nabi Nuh tidak lepas
dengan peristiwa global, banjir Nuh, yang melanda seluruh dunia. Para sejarawan
klasik memperkirakan, peristiwa bencana itu terjadi pada sekitar tahun 3.000
SM. Akan tetapi, sepertinya kita harus me-revisi tahun kejadian bencana Nuh
tersebut. Hal ini dikarenakan, pada sekitar masa 3.000 SM, tidak ditemukan
fakta-fakta ilmiah, yang memberi petunjuk pernah terjadi Banjir Besar di
permukaan bumi.
Berdasarkan temuan Geologi,
ternyata peristiwa tersebut terjadi pada sekitar 13.000 tahun yang lalu, dan
ini semakin diperkuat dengan temuan arkeologis, berupa Patung Sphinx di Mesir
(silahkan baca : Patung Spinx, bukti arkeologis bencana Nuh 13.000 tahun yang
silam dan Kapal Nabi Nuh, Misteri Sejarah Peradaban Manusia). Dengan demikian,
masa kehidupan Nabi Nuh, ribuan tahun lebih tua dari yang kita pahami selama
ini.
Ditemukannya temuan-temuan
ilmiah, yang memberi petunjuk keberadaan Para Nabi, semakin memberi keyakinan
kepada kita, bahwa ajaran Tauhid (Monotheisme) adalah sumber dari semua
keyakinan di dunia, sehingga tidaklah mengherankan jika ajaran Tauhid, ternyata
terdapat di seluruh keyakinan besar dunia (silahkan baca : Monotheisme, warisan
Syariat Nuh).
Dan sesungguhnya Kisah Para Nabi
yang ada di dalam Al Qur’an, bukanlah sekedar cerita mitos atau legenda,
melainkan suatu kisah nyata, yang bisa kita ambil suri teladannya, serta dapat
dibuktikan secara ilmiah.@handoko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar