Jurnalis Independen: Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang
Bongkokan memiliki anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak tersebut
diberi nama Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di padepokan
Pujangkara. Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan
Saptaarga.
Nama Ismaya yang disandang
oleh Ki Semar, memiliki arti cahaya hitam (maya=cahaya hitam).
Dalam dunia
pewayangan, Semar dikenal memiliki mustika Manik Astagina yang memiliki delapan
daya. Yaitu: 1. tidak pernah lapar, 2. tidak pernah mengantuk, 3. tidak pernah
jatuh cinta, 4. tidak pernah bersedih, 5. tidak pernah merasa capek, 6. tidak
pernah menderita sakit, 7. tidak pernah
kepanasan, 8. tidak pernah kedinginan.
Kedelapan daya
tersebut diikat pada rambut yang ada di ubun-ubun dan menjadi kuncung diatas
kepalanya. Nama-nama lain Ki Semara adalah Batara Semar, Batara Ismaya, Batara
Iswara, Batara Samara, Sanghyang Jagad Wungku, Sanghyang Jatiwasesa, Sanghyang
Suryakanta. Ia diperintahkan untuk menguasai alam Sunyaruri, atau alam kosong,
tidak diperkenankan menguasi manusia di alam dunia.
Di alam Sunyaruri,
Batara Semar dijodohkan dengan Dewi Sanggani putri dari Sanghyang Hening. Dari
hasil perkawinan mereka, lahirlah sepuluh anak, yaitu: Batara Wungkuam atau
Sanghyang Bongkokan, Batara Siwah, Batara Wrahaspati, Batara Yamadipati, Batara
Surya, Batara Candra, Batara Kwera, Batara Tamburu, Batara Kamajaya dan Dewi
Sarmanasiti. Anak sulung yang bernama Batara Wungkuam atau Sanghyang Bongkokan
memiliki anak cebol, ipel-ipel dan berkulit hitam. Anak tersebut diberi nama
Semarasanta dan diperintahkan turun di dunia, tinggal di padepokan Pujangkara.
Semarasanta ditugaskan mengabdi kepada Resi Kanumanasa di Pertapaan Saptaarga.
Dikisahkan Munculnya
Semarasanta di Pertapaan Saptaarga, diawali ketika Semarasanta dikejar oleh dua
harimau, ia lari sampai ke Saptaarga dan ditolong oleh Resi Kanumanasa. Ke dua
Harimau tersebut diruwat oleh Sang Resi dan ke duanya berubah menjadi bidadari
yang cantik jelita. Yang tua bernama Dewi Kanestren dan yang muda bernama Dewi
Retnawati. Dewi Kanestren diperistri oleh Semarasanta dan Dewi Retnawati
menjadi istri Resi Kanumanasa. Mulai saat itu Semarasanta mengabdi di Saptaarga
dan diberi sebutan Janggan Semarsanta.
Sebagai Pamong atau
abdi, Janggan Semarasanta sangat setia kepada Bendara (tuan) nya. Ia selalu
menganjurkan untuk menjalani laku prihatin dengan berpantang, berdoa,
mengurangi tidur dan bertapa, agar mencapai kemuliaan. Banyak saran dan petuah
hidup yang mengarah pada keutamaan dibisikan oleh tokoh ini. Sehingga hanya
para Resi, Pendeta atau pun Ksatria yang kuat menjalani laku prihatin, memiliki
semangat pantang menyerah, rendah hati dan berperilaku mulia, yang kuat di
Emong oleh Janggan Semarasanta.
Dapat dikatakan bahwa
Janggan Semarasanta merupakan rahmat yang tersembunyi. Siapa pun juga yang
diikutinya, hidupnya akan mencapai puncak kesuksesan yang membawa kebahagiaqan
abadi lahir batin. Dalam catatan kisah pewayangan, ada tujuh orang yang kuat di
Emong oleh Janggan Semarasanta, yaitu; Resi Manumanasa sampai enam keturunannya,
SAKRI, Sekutrem, Palasara, Abiyasa, Pandudewanata dan sampai Arjuna.
Jika sedang marah
kepada para Dewa, Janggan Semarasanta katitisan oleh eyangnya yaitu Batara
Semar. Jika dilihat secara fisik, Semarasanta adalah seorang manusia cebol
jelek dan hitam, namun sesungguhnya yang ada dibalik itu ia adalah pribadi dewa
yang bernama Batara Semar atau Batara Ismaya.
Karena Batara Semar
tidak diperbolehkan menguasai langsung alam dunia, maka ia memakai wadag
Janggan Semarasanta sebagai media manitis (tinggal dan menyatu), sehingga
akhirnya nama Semarasanta jarang disebut, ia lebih dikenal dengan nama Semar.
Seperti telah ditulis
di atas, Semar atau Ismaya adalah penggambaran sesuatau yang tidak jelas
tersamar. Yang ada itu adalah Semarasanta, tetapi sesungguhnya Semarasanta
tidak ada.
Yang sesungguhnya ada
adalah Batara Semar, namun ia bukan Batara Semar, ia adalah manusia berbadan
cebol, berkulit hitam yang bernama Semarasanta.
Memang benar, ia
adalah Semarasanta, tetapi yang terbuat bukan semata- mata perbuatan
Semarasanta. Jika sangat yakin bahwa ia Semarasanta, tiba-tiba berubah
keyakinan bahwa ia adalah Batara Semar, dan akhirnya tidak yakin, karena takut
keliru. Itulah sesuatu yang belum jelas, masih disamarkan, yang digambarkan
pada seorang tokoh Semar.
Semar adalah sebuah
misteri, rahasia Sang Pencipta. Rahasia tersebut akan disembunyikan kepada
orang-orang yang egois, tamak, iri dengki, congkak dan tinggi hati, namun
dibuka untuk orang-orang yang sabar, tulus, luhur budi dan rendah hati. Dan
orang yang di anugerahi Sang Rahasia, atau Semar, hidupnya akan berhasil ke
puncak kebahagiaan dan kemuliaan nan abadi.@Deedat Wahyu as
Tidak ada komentar:
Posting Komentar