Kandidat
Rakyat Terpercaya Menuju RI-1 Tahun 2014
Jurnalis Independen: Pria
kelahiran Surakarta, Solo, Jawa Tengah, 21 Juni 1961 ini sejak kecil sudah
terbiasa hidup sederhana dan prihatin. Berangkat dari kesederhanaan itulah,
Joko Widodo dibentuk menjadi pribadi tegas, sederhana, jujur apa adanya, berani
melawan arus dan berkomitmen tinggi
Joko Widodo
(Jokowi), mengatakan bahwa Jakarta sebagai ibu kota negara harus menjadi pusat
kebudayaan nusantara.
"Jakarta
adalah ibu kota negara, maka dari itu, harus menjadi pusat kebudayaan
Indonesia, pusat kebudayaan nusantara, dengan tuan rumah Betawi," kata Gubernur
DKI Jokowi di sela Kirab Budaya Rakyat di Monas, Jakarta saat itu. Dalam acara
tersebut, para peserta melakukan arak-arakan dengan menggunakan pakaian
tradisional dan menarikan tarian tradisional, termasuk Jokowi.
Jokowi meraih gelar insinyur dari
Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai
walikota Solo, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai
pedagang mebel rumah dan taman ini. Bahkan hingga saat ia terpilih, masih
banyak kalangan warga Solo yang meragukan kemampuannya sebagai birokrat masa
depan. Namun setahun setelah ia memimpin Solo, banyak gebrakan progresif
dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa
yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
Kini setelah Seratus Hari
Gubernur Jokowi, rakyat Indonesia dibuatnya terbelalak. Cara kerja blusukan,
gaya bicara, gaya hidup jauh dari pencitraan, sederhana, perhatiannya pada
budaya dan rakyat jelata, bersih dari korupsi, mengutamakan investor, pengusaha
dalam negeri, sehari-harinya lebih banyak dilakukan di lapangan, dekat dan
kecintaannya terhadap rakyat kecil rasanya sulit rakyat negeri jika tidak mendudukan
Joko Widodo sebagai RI 1 tahun 2014 mendatang!
Di bawah kepemimpinannya, Solo
mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan
menyetujui moto “Solo: The Spirit of Java“. Langkah yang dilakukannya cukup
progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang
bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi
lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan
kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka dan
disiarkan oleh televisi lokal dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang
terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi
juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip
kepemimpinannya.
Sebagai tindak lanjut branding ia
mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia
dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan
Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober
2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival
Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam
digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008
diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.Berkat prestasi tersebut,
Jokowi terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh 2008″ oleh Majalah Tempo.
Julukan “Jokowi” itu pemberian
nama dari buyer saya dari Prancis,” begitu Joko Widodo, saat ditanya dari mana
muncul nama Jokowi. Kata dia, begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang
jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar bingung untuk membedakan, Joko
yang ini apa Joko yang itu. Makanya, dia terus diberi nama khusus, ‘Jokowi’.
Panggilan itu kemudian melekat sampai sekarang. Di kartu nama yang dia berikan
tertulis, Jokowi, saat di Solo dia mengecek, yang namanya persis Joko Widodo
ada 16 orang.
Jokowi menjabat Walikota Solo dua
periode. Kemenangan mutlak diperoleh saat pemilihan wali kota yang kedua
kali pada periode 2010-2015. Nama Jokowi
sejak saat itu kian populer, selain kepribadiannya yang disukai masyarakat,
menyerahkan gaji walikotanya dan memberikan pada para dhuafa mencuri perhatian
masyarakat yang miskin tauladan. Ketika pergi ke pasar-pasar, para pedagang beramai-ramai
memanggilnya, atau paling tidak berbisik pada orang sebelahnya, “Eh..itu Pak
Joko.” Jokowi tidak segan duduk bersanding dan ngobrol dengan para tukang
becak, penjual sayur, penjual kopi warungan. Sikapnya ini juga tidak berubah
saat dirinya menjadi Gubernur DKI.
Pria kelahiran Surakarta, Solo,
Jawa Tengah, 21 Juni 1961 ini sejak kecil sudah terbiasa hidup sederhana dan
prihatin. Berangkat dari kesederhanaan itulah, Joko Widodo dibentuk menjadi
pribadi tegas, sederhana, jujur apa adanya, berani melawan arus dan berkomitmen
tinggi untuk mengabdi pada rakyatnya. Sikap ‘tepo seliro’ (tenggang rasa) yang
ditunjukkan kedua orang tuanya juga menjadi sumber inspirasi dan pegangan Joko
Widodo dalam menjalani hidup.
Sebagai anak ‘tukang kayu",
setelah lulus dari SMAN 6 Solo, Joko Widodo meneruskan kuliah di Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada. Karena tergolong mahasiswa yang bermodal
pas-pasan, ia harus pandai-pandai mengelola keuangan. Ia juga harus sering
menahan diri bila menginginkan sesuatu. Kondisi ini belakangan menjadi
bermanfaat ketika ia menggeluti dunia bisnis sebagai pengusaha mebel. Semasa
kuliah, Jokowi mengisi waktunya dengan kegiatan lintas alam seperti naik gunung
dan sebagainya. "Kegiatan saya waktu menjadi mahasiswa itu naik gunung,
main basket dan camping," ujar lulusan SDN 111 Tirtoyoso Solo ini.
Setelah lulus menjadi Sarjana
Kehutanan UGM di tahun 1985, Jokowi tidak langsung bekerja di Solo. Dia
merantau ke Aceh dan bekerja di sebuah BUMN. Tidak lama kemudian, ia kembali ke
Solo dan bekerja di CV. Roda Jati, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
perkayuan.
Setelah merasa cukup dengan
pengalamannya di bisnis perkayuan, Jokowi memutuskan berhenti bekerja dan
memulai berwirausaha di bidang mebel di tahun 1998. Jatuh bangun dalam merintis
usaha juga dirasakan suami dari Iriana ini. Dengan kesabaran dan kerja keras,
ia kembangkan bisnis dari pemain lokal menjadi eksportir. "Alhamdulillah,
bisnis yang saya tekuni ini mampu memberi kehidupan bagi saya dan
keluarga," ujar mantan ketua Asosiasi Mebel Indonesia (ASMINDO) cabang
Surakarta ini.
Kesuksesan sebagai seorang
pengusaha ternyata tidak memuaskan jiwa seorang Jokowi. Di saat krisis
berkepanjangan menimpa bangsa ini, dimulai dari tahun 1998, Jokowi melihat
masih banyak yang harus dilakukan untuk mengubah bangsa ini khususnya mengubah
nasib masyarakat yang kurang mampu. Dari situlah awal jiwa kepemimpinannya
terpanggil untuk membawa perubahan-perubahan yang berorentasi pada masyarakat
kecil.
Akhirnya, Jokowi memulai niat
suci itu dengan memasuki dunia politik praktis. Ia memilih Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P) pimpinan Megawati Soekarnoputri sebagai kendaraan
politik yang saat itu sedang populer di masyarakat. Niat suci Jokowi itu
ternyata dikabulkan Tuhan. Ia pun terpilih menjadi Walikota Solo menggantikan
Slamet Suryanto pada tahun 2005.
Biasanya, setelah berhasil duduk
dan menjabat sebagai pemimpin, mereka, para pemimpin kemudian lupa akan
janji-janjinya sebelum terpilih. Terlebih lagi mereka malah terjerumus ke dalam
lingkaran birokrasi yang sarat dengan praktik korupsi. Namun hal itu tidak
terjadi dengan seorang Jokowi. Jokowi dahulu adalah Jokowi sekarang, juga
Jokowi akan datang, tidak akan pernah berubah.
Menurut Jokowi, menjadi pemimpin
harus dimulai dengan niat yang lurus dan ikhlas. Baginya, jabatan adalah suatu
amanah yang berat dan harus bisa dipertanggungjawabkan. Amanah tersebut berasal
dari Tuhan dan masyarakat Solo yang mengimpikan seorang pemimpin yang dapat
membawa Solo ke arah lebih baik, maju dan sejahtera. "Amanah itu saya
terima dengan senang hati dan dengan penuh tanggung jawab," ujar alumnus
SMPN 1 Solo ini.
Sikap rendah hati mantan walikota
Solo ini tidaklah dibuat-buat. Sikapnya yang tidak membedakan, sangat dirasakan
berbagai lapisan masyarakat. Mulai dari kalangan pengusaha sampai tukang becak
sangat mengenal sosok Jokowi.
Bagi masyarakat Solo, Jokowi
adalah seorang pemimpin yang sangat peduli dengan kehidupan mereka. Mereka
menemukan kepribadian yang sangat menarik pada diri Jokowi. Tidak ada jarak
antara pemimpin dan yang dipimpin. Hampir tiap malam, bila tidak ada acara
resmi, Sang Walikota yang dicintai rakyatnya ini bisa dengan mudah ditemui.
Di lorong-lorong pasar dan
jalan-jalan di Kota Solo, Jokowi kerap asyik mengobrol dan mendengar keluh
kesah rakyatnya tanpa jarak. Bahkan rumahnya pun sering mendapat kunjungan dari
berbagai lapisan masyarakat. "Rumah dinas ini toh rumah rakyat. Sudah
ribuan warga Solo yang berkesempatan berkunjung ke sana. Jangan sampai rakyat
kesulitan bertamu ke rumahnya sendiri," tutur Jokowi kala itu.
Bukan itu saja. Sudah bukan
rahasia lagi kalau ternyata gaji bulanan walikotanya saat itu tidak pernah
diambilnya sejak ia menduduki jabatan. Ia lebih memilih menandatangani slip
gaji tanpa pernah melihat upahnya. Kabarnya uang itu digunakannya untuk
membantu rakyat yang membutuhkan. Untuk memenuhi nafkah keluarga, Jokowi
mengaku masih memiliki uang dari usaha mebel yang dikelola bersama sang istri
tercinta.
Kemudian, ia mendeklarasikan Solo
sebagai kota Cyber City. Untuk mengusung konsep tersebut, pemerintah kota Solo
telah memulainya dengan memasang layanan free hotspot di 51 titik kelurahan, 5
titik kecamatan dan 17 titik di area publik. Selanjutnya diteruskan dengan
pemasangan hotzone sepanjang 7 kilometer antara kawasan Kleco hingga Panggung.
Dalam deklarasi Solo Cyber Day
2011, sebanyak 1.500 peserta ikut ambil bagian. Mereka terdiri dari pelajar,
masyarakat umum hingga blogger. Para peserta tersebut membuka jaringan media
sosial seperti twitter, facebook, kaskus dan blog. Tujuannya adalah semata-mata
untuk mempromosikan kota Solo.
Dalam menata kota Solo saat itu,
Jokowi juga selalu punya inovasi-inovasi baru seperti menggelar sayembara
penataan kota yang diikuti oleh sejumlah arsitek dari seluruh Indonesia. Ke
depannya, Solo akan selalu menggelar sayembara untuk penataan kawasannya.
Menurut Jokowi, dalam konsep pembangunan menata kota, ia berharap ide
pembangunan kota muncul dari banyak orang bukan hanya dari satu orang atau satu
kontraktor. Terobosan ini sudah ada payung hukumnya dan merupakan terobosan
pertama kali di Indonesia.
Bukan itu saja, Jokowi juga
adalah seorang forester sejati. Kecintaannya pada tumbuhan, taman, hutan dan
kayu membawanya keliling dunia untuk memasarkan mebel dan belajar mengelola
tanaman dengan baik. Inilah yang kemudian banyak menginspirasi bapak 3 orang
anak ini dalam mengembalikan kota Solo ke jati dirinya sebagai kawasan tradisi
yang sejuk. "Grand design tata ruang Solo adalah eco-cultural city.
Lingkungan hidup dan kebudayaan hidup berdampingan," harapnya.
Ambisinya dimulai dengan merintis
hijauan di sepanjang jalur Citywalk. Jokowi mengembangkan jalur pedestrian di
berbagai penjuru di kotanya. Taman-taman kota telah direvitalisasi. Kawasan
bantaran sungai ia sulap menjadi Green Belt atau Sabuk Hijau. Contohnya, Taman
Sekartaji seluas 38 hektare dan Taman Balekambang dijadikannya peneduh,
paru-paru kota dan daerah tangkapan air.
Maka tidak salah bila Wakil
Presiden Boediono kala itu mencanangkan Solo sebagai the Indonesian City of
Charm dalam the 7th China-ASEAN Expo, di Nanning, Guangxi, Cina, Oktober 2010.
Untuk mengupayakan ikon tersebut, Jokowi bercita-cita mewujudkan Solo menjadi
Kota Dalam Kebun. Setiap ruang publik terbuka yang belum ada hijauannya,
ditanami tanpa kecuali. Pagar-pagar dinding dan besi dirobohkan dan diganti
pagar hidup (tanaman).
Dia berharap, 30-35 persen
wilayah kota akan menjadi kebun dan 15 tahun ke depan bahkan akan menjadi
hutan. "Dalam jangka panjang, desain tata kota ini adalah Kota Dalam Hutan.
Saya akan memimpin sendiri program ini. Saya akan datangi setiap rumah, bank,
kantor, sekolah, dan gedung lainnya, mengajak rakyat menanam pagar hidup dan
beraneka pohon," ujarnya.
Selain itu, untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya pemerintahan kota, bila ia mempunyai program
pembangunan kota, biasanya terlebih dahulu ia menulis idenya di media lokal
untuk mendapatkan opini maupun tanggapan masyarakat. Setelah itu baru dirembug
bersama apakah rencana tersebut jadi dilakukan atau tidak. Hal itu baginya
lebih utama, dari pada mengajukan langsung kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Alasan beliau, sebab ia merasa tidak pintar melakukan deal-deal
yang nantinya akan tersangkut hukum dan lainnya.
Jokowi berprinsip bahwa untuk
menjadi pemimpin rakyat harus berani melawan arus. Pemimpin itu diharapkan bisa
menjadi sumber inspirasi tidak saja bagi rakyat yang dipimpin namun juga bagi
Indonesia bahkan dunia internasional. Selanjutnya, menurut beliau, salah satu
strateginya dalam menjalankan pemerintahan adalah membangun trust
(kepercayaan). "Kepercayaan bisa dibangun dengan dialog, memenuhi janji
dan menunjukkan bukti nyata. Setelah trust didapat maka jalan akan semakin
mudah," ujarnya.
Strategi komunikasi intensif dan
sabar dan prinsip "memanusiakan" warganya adalah cara yang
dilakukannya saat menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) di daerah Banjar Sari
yang sudah puluhan tahun mendominasi tata kota Solo. Ketika harus memindahkan
PKL, ia lebih dulu mengundang makan para pelaku sektor informal itu. Ia tak
memilih jalan pintas: mengerahkan aparat atau membakar lokasi. Setelah undangan
makan yang ke-54, baru ia yakin pedagang siap dipindahkan. Acara pemindahan pun
berlangsung meriah, lengkap dengan arak-arakan yang diramaikan pasukan keraton.
Berhasil dengan Banjarsari, Joko
Widodo merambah PKL di wilayah lain. Di jalan depan Stadion Manahan, sekitar
180 pedagang menjadi sasarannya, mereka dibuatkan shelter dan gerobak. Penjual
makanan yang terkenal enak di beberapa wilayah dikumpulkan di Gladag Langen Bogan
Solo, Gandekan. Lokasi kuliner yang hanya buka pada malam hari dengan menutup
separuh Jalan Mayor Sunaryo tersebut, sekarang menjadi tempat jajan paling
ramai di kota itu.
Itulah Jokowi, yang memperlakukan
PKL sama terhormatnya dengan pedagang pasar tradisional, tenant, toko, mal,
supermarket, dan pelaku ekonomi lainnya. Ia bahkan memberikan perhatian lebih
pada Usaha Kecil Menengah. Di era kepemimpinannya pula, pemerintah kota Solo
berhasil merevitalisasi 15 pasar tradisional sehingga mampu bersaing dengan
pasar modern. Lalu, merelokasi 23 titik PKL dan mendirikan 5 Badan Usaha Milik
Masyarakat (BUMM) sebagai percontohan. Targetnya, ketika masa jabatannya
berakhir pada 2015, sebagian besar dari 38 pasar tradisional Solo sudah
dibangun ulang.
Menurutnya, kesalahan terbesar
seorang kepala daerah adalah memberi kemudahan izin kepada investor besar untuk
membangun mal dan supermarket, namun tidak memberi ruang bagi PKL dan
mengabaikan pasar tradisional. "PKL adalah aset. Terbukti, merekalah yang
paling mampu bertahan ketika Indonesia diterpa badai krisis moneter. Mereka
harus diberi fasilitas, entah dalam bentuk shelter, tenda, gerobak, atau
pasar," tegasnya. Sebaliknya, Jokowi mempersulit izin pendirian mal dan
supermarket.
Selama menjabat walikota, ia mengaku
menerima permohonan izin untuk lebih dari 20 mal, namun semua ditolaknya. Grand
Mall dan Solo Square adalah dua mal di Solo yang diberi izin walikota
sebelumnya. Tapi, Jokowi mengaku mengizinkan pendirian Paragon Apartemen. Yang
terpenting, menurut dia, investor harus bersedia memberikan fasilitas publik.
"Bantuan asing untuk pembangunan banyak yang datang ke Solo. Antara lain,
dari UN Habitat, Aus Aid, GTZ, dan CDIA. Namun untuk investasi, saya
mengutamakan investor lokal yang kompeten dan kompetitif.
Jokowi juga telah
mengisntruksikan kepada semua jajarannya untuk memangkas jalur pengurusan
perizinan dan administrasi kependudukan menjadi sangat murah dan mudah. Dahulu
proses perizinan butuh delapan bulan, telah dipangkasnya menjadi enam bulan,
lalu empat bulan dan sekarang cukup enam hari. Begitu pun pengurusan Kartu
Tanda Penduduk (KTP) yang sebelumnya 2-3 minggu, kini cukup satu jam.
Dengan gaya kepemimpinannya,
Jokowi sukses mendongkrak Penghasilan Asli Daerah yang hanya Rp 54 miliar di
tahun pertama ia menjabat, menjadi Rp 146 miliar pada 2010. Sedangkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Solo sebesar Rp 1,03 triliun,
pendapatan per kapita Rp 14,6 juta, dan Upah Minimum Regional Rp 835 ribu.
Karena prestasinya itulah, Jokowi
mendapat banyak apresiasi dan penghargaan. Majalah Tempo memasukkannya sebagai
salah satu dari "10 Tokoh 2008" kategori pemimpin daerah terbaik se
Indonesia. Ia juga pernah dianugerahi Bung Hatta Award 2010. Semua penghargaan
itu tidak membuat Jokowi lupa daratan. Ia tetap berusaha rendah hati dan tampil
apa adanya. "Saya ya tetap begini ini. Yang penting, jangan coba-coba
menyuap. Jangan coba-coba korupsi jika tak ingin saya pecat!" serunya.
Dalam kiprahnya di birokrasi,
Jokowi memang selalu menjaga diri dan keluarganya dari godaan korupsi. Ia
dengan tegas memisahkan urusan pemerintah, perusahaan mebel miliknya dan
keluarga. Bukan itu saja, ia secara periodik melaporkan kekayaannya ke Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jokowi juga dikenal berani
menentang arus. Contohnya, berani menentang Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo
dalam hal rencana pembangunan mal di Solo.
Mendamaikan
Keraton Surakarta
Pada tanggal 11 Juni 2004, Paku
Buwono XII wafat tanpa sempat menunjuk permaisuri maupun putera mahkota,
sehingga terjadi pertentangan antara kedua putranya, Sampeyan Dalem Ingkang
Sinuwun Kanjeng Susuhunan (SDISKS) Paku Buwono XIII dan Kanjeng Gusti Pangeran
Haryo (KGPH) Panembahan Agung Tedjowulan. Selama tujuh tahun ada dua raja yang
ditunjuk oleh kedua pihak di dalam satu Keraton.
Konflik ini akhirnya mendorong
campur tangan pemerintah Republik Indonesia dengan menawarkan dualisme
kepemimpinan, dengan Paku Buwono XIII sebagai Raja dan KGPH Panembahan Agung
Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih. Penandatanganan kesepahaman ini
didukung oleh empat perwakilan menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum serta Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif. Namun konflik belum selesai karena beberapa keluarga keraton
masih menolak penyatuan ini.
Puncaknya adalah penolakan atas
Raja dan Mahapatih untuk memasuki Keraton pada tanggal 25 Mei 2012. Keduanya
dicegat di pintu utama Keraton di Korikamandoengan. Jokowi akhirnya berperan
menyatukan kembali perpecahan ini setelah delapan bulan menemui satu per satu
pihak keraton yang terlibat dalam pertentangan. Pada tanggal 4 Juni 2012
akhirnya Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan berakhirnya konflik Keraton
Surakarta yang didukung oleh pernyataan kesediaan melepas gelar oleh Panembahan
Agung Tedjowulan, serta kesiapan kedua keluarga untuk melakukan rekonsiliasi.
Gubernur
Jakarta
Jokowi diminta secara pribadi
oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada
Pilgub DKI tahun 2012. Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla
meminta dukungan dari Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu.
Sebagai wakil, Basuki T Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR dicalonkan
mendampingi Jokowi dengan pindah ke Gerindra karena Golkar telah sepakat mendukung
Alex Noerdin sebagai Calon Gubernur. Ir. H. Joko Widodo-Basuki T Purnama,
menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terhitung sejak tanggal 15
Oktober 2012. Ia merupakan gubernur ke-17 yang memimpin ibu kota Indonesia.
Pasangan ini awalnya tidak
diunggulkan. Hal ini terlihat dari klaim calon petahana yang diperkuat oleh
Lingkaran Survei Indonesia bahwa pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli akan
memenangkan pilkada dalam satu putaran. Selain itu, PKS yang meraup lebih dari
42 persen suara untuk Adang Daradjatun di pilkada 2007 juga mengusung Hidayat
Nur Wahid yang sudah dikenal rakyat sebagai Ketua MPR RI periode 2004-2009.
Dibandingkan dengan partai lainnya, PDIP dan Gerindra hanya mendapat
masing-masing hanya 11 dan 6 kursi dari total 94 kursi, jika dibandingkan
dengan 32 kursi milik Partai Demokrat untuk Fauzi Bowo, serta 18 Kursi milik
PKS untuk Hidayat Nur Wahid. Namun LP3ES sudah memprediksi bahwa Jokowi dan
Fauzi Bowo akan bertemu di putaran dua.
Hitung cepat yang dilakukan
sejumlah lembaga survei pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari setelah
itu, memperlihatkan Jokowi memimpin, dengan Fauzi Bowo di posisi kedua.
Pasangan ini berbalik diunggulkan memenangi pemilukada DKI 2012 karena
kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur Wahid saat pilkada Walikota Solo 2010 serta
pendukung Faisal Basri dan Alex Noerdin dari hasil survei cenderung beralih
kepadanya.
Pilkada
2012 putaran kedua
Jokowi berusaha menghubungi dan
mengunjungi seluruh calon, termasuk Fauzi Bowo, namun hanya berhasil
bersilaturahmi dengan Hidayat Nur Wahid dan memunculkan spekulasi adanya
koalisi di putaran kedua. Setelahnya, Fauzi Bowo juga bertemu dengan Hidayat
Nur Wahid.
Namun keadaan berbalik setelah
partai-partai pendukung calon lainnya di putaran pertama, malah menyatakan
dukungan kepada Fauzi Bowo. Hubungan Jokowi dengan PKS juga memburuk dengan
adanya tudingan bahwa tim sukses Jokowi memunculkan isu mahar politik Rp50
miliar. PKS meminta isu ini dihentikan, sementara tim sukses Jokowi menolak
tudingan menyebutkan angka imbalan tersebut. Kondisi kehilangan potensi
dukungan dari partai-partai besar diklaim Jokowi sebagai fenomena "Koalisi
Rakyat melawan Koalisi Partai".
Klaim ini dibantah pihak Partai
Demokrat karena PDI Perjuangan dan Gerindra tetap merupakan partai politik yang
mendukung Jokowi, tidak seperti Faisal Basri dan Hendrardji yang merupakan
calon independen. Jokowi akhirnya mendapat dukungan dari tokoh-tokoh penting
seperti Misbakhun dari PKS, Jusuf Kalla dari Partai Golkar, Indra J Piliang
dari Partai Golkar, serta Romo Heri yang merupakan adik ipar Fauzi Bowo.
Putaran kedua dalam pilgub DKI
dimana Jokowi menjadi kandidat, juga diwarnai berbagai tudingan kampanye hitam,
yang antara lain berkisar dalam isu SARA, isu kebakaran yang disengaja,
korupsi, dan politik transaksional. Sebelumnya, menjelang putaran kedua,
berbagai survei kembali bermunculan yang memprediksi kemenangan Jokowi, antara
lain 36,74% melawan 29,47% oleh SSSG, 72,48% melawan 27,52% oleh INES, 45,13%
melawan 37,53% dalam survei elektabilitas oleh IndoBarometer, 45,6% melawan
44,7% oleh Lembaga Survei Indonesia.
Setelah pemungutan suara putaran
kedua, hasil penghitungan cepat Lembaga Survei Indonesia memperlihatkan
pasangan Jokowi - Ahok sebagai pemenang dengan 53,81%. Sementara rivalnya,
Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli mendapat 46,19%. Hasil serupa juga diperoleh oleh
Quick Count IndoBarometer 54.24% melawan 45.76%, dan lima stasiun TV. Perkiraan
sementara oleh metode Quick Count diperkuat oleh Real Count PDI Perjuangan
dengan hasil 54,02% melawan 45,98%, Cyrus Network sebesar 54,72% melawan
45,25%. Dan akhirnya pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan
pasangan Jokowi - Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang baru untuk
masa bakti 2012-2017 menggantikan Fauzi Bowo - Prijanto.
Pasca
Pilkada 2012
Setelah resmi menang di
perhitungan suara, Jokowi masih diterpa isu upaya menghalangi pengunduran
dirinya oleh DPRD Surakarta., namun dibantah oleh DPRD. Menteri Dalam Negeri
Gamawan Fauzi juga menyatakan akan turun tangan jika masalah ini terjadi,
karena pengangkatan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak dianggap
melanggar aturan mana pun jika pada saat mendaftar sebagai Calon Gubernur sudah
menyatakan siap mengundurkan diri dari jabatan sebelumnya jika terpilih, dan
benar-benar mengundurkan diri setelah terpilih. Namun setelahnya, DPR
merencanakan perubahan terhadap Undang-Undang No 34 tahun 2004, sehingga
setalah Jokowi, kepala daerah yang mencalonkan diri di daerah lain, harus
terlebih dahulu mengundurkan diri dari jabatannya pada saat mendaftarkan diri
sebagai calon.
Atas alasan administrasi terkait
pengunduran diri sebagai Walikota Surakarta dan masa jabatan Fauzi Bowo yang
belum berakhir, pelantikan Jokowi tertunda dari jadwal awal 7 Oktober 2012
menjadi 15 Oktober 2012. Acara pelantikan diwarnai perdebatan mengenai biaya
karena adanya pernyataan Jokowi yang menginginkan biaya pelantikan yang
sederhana. DPRD kemudian menurunkan biaya pelantikan menjadi Rp 550 juta, dari
awalnya dianggarkan Rp 1,05Miliar dalam Perubahan ABPD. Acara pelantikan juga
diramaikan oleh pedagang kaki lima yang menggratiskan dagangannya. Sehari usai
pelantikan, Jokowi langsung dijadwalkan melakukan kunjungan ke masyarakat.
Ada beberapa penghargaan yang
diterima alumnus SDN 111 Tirtoyoso, SMPN 1 dan SMAN 6 Solo ini. Joko Widodo
terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh 2008″, Menjadi walikota terbaik
tahun 2009. Joko Widodo jg meraih penghargaan Bung Hatta Award, atas
kepemimpinan dan kinerja beliau selama membangun dan memimpin kota Solo. Jokowi
merupakan penerima Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award. Selain itu,
berkat kepemimpinan beliau (dan tentunya semua pihak yg membantu).
Berkat kepemimpinan dan kejujuran
Jokowi Kota Solo juga banyak meraih penghargaan, di antaranya: Kota
Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah, Kota Layak Anak
dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Wahana Nugraha dari Departemen
Perhubungan, Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen Pekerjaan
Umum, Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia. Selain itu, Jokowi
merupakan Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo (1990), Ketua
Bidang Pertambangan & Energi Kamar Dagang dan Industri Surakarta
(1992-1996), Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta
(2002-2007)
Semua itu menyiratkan kepada
rakyat Indonesia bila bertekat mengusung Jokowi menuju RI 1 pada 2014, negeri
ini akan terbebas dari jeratan hutang luar negeri! Negeri ini akan bebas dari
korupsi, sebab Jokowi sendiri pantang melakukan korupsi! Bahkan gajinya tak
pernah ia pedulikan, padahal ketika itu pemimpin negeri ini
"menangis" meminta gajinya dinaikkan oleh DPR-RI.
Bila melihat perlawanan Jokowi
kepada Bibit Waluyo terkait pembangunan mal di wilayahnya, seyogyanya rakyat
Indonesia mampu membaca bahwa jika Jokowi duduk menjadi RI 1 pada 2014 nanti
akan berani "menendang dan berani mengatakan TIDAK" pada kemauan
Imperialis, Kapitalis maupun Liberalis dari negara manapun di dunia ini seperti
Sang Putra Fajar Bung Karno!.@Victory
Gubernur
Jokowi Dipuji, Didengki Tapi Juga Didampingi Ratu Cantik dan Sakti
Sikap
jujur Jokowi, polos namun memiliki dedikasi dalam membela dan memberikan darma
baktinya kepada rakyat negeri ini, membuat sosok wanita pendampingnya itu
semakin terpesona
Saat ini masih sulit untuk mengatakan seorang Joko
Widodo sebagai seorang politikus, budayawan atau negarawan paling cemerlang.
Yang jelas, sepak terjangnya sebagai pembela wong cilik patut diacungi jempol.
Sepak terjangnya semenjak menjabat sebagai Walikota
Solo, sungguh layak dijadikan sebagai panutan bukan hanya bagi rakyat jelata saja,
tetapi juga bagi pemimpin bangsa di tingkat nasional. Selain menjadi contoh
pemimpin tingkat nasional yang kebetulan selama ini kosong dari pemimpin yang
tahu dan mengerti kehendak rakyat. Kedekatannya dengan rakyat, menjadi bukti
lain yang semakin mengukukuhkan dirinya bukan seperti pemimpin yang selama ini
hanya pandai berkoar semata.
Jokowi bukanlah tipe pemimpin yang hanya berbicara
apalagi menangis didepan khalayak, walau hatinya pilu ketika melihat rakyat
jelata tidak berdaya. Namun Jokowi adalah seorang tokoh yang memiliki budaya,
arif bijaksana, dekat dengan rakyat dan anti korupsi. Pemimpin yang layak
mendapat julukan The Spirit of Nusantara
ini melakukan tugas dan kewajibannya sonder
banyak cingcong apalgi pencitraan.
Model kunjungan Jokowi yang blusukan merupakan trade marknya yang original. Pelantikan bawahan
yang ia terapkan, menunjukkan seorang pemimpin yang cerdas, hemat, efisien dan
berkesan anti seremonial.
Saat pelantikan Wali Kota Jaktim
di tengah perkampungan kumuh, baru pertama kali terjadi di Jakarta, mungkin
juga di Indonesia yang dilakukan oleh Gubernur Jokowi the spirit of nusantara.
Berpanas-panasan disaksikan warga, mulai dari anak kecil hingga orang tua.
Pelantikan Wali Kota Jaktim
Kristiardi merupakan sejarah. Pelantikan digelar di tengah perkampungan di Pulo
Jahe, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Kamis (20/12/2012). Tak ada tenda
penghalang dari sengatan sang surya, hanya kursi-kursi saja untuk tamu
undangan. Para camat duduk dengan seragam kebesaran putih-putih, ikut menikmati
terik matahari.
Demikian juga Jokowi, istrinya
Iriana dan sejumlah tamu undangan diajak berpanas-panasan. Sedang warga berdiri
di sekitar area ikut menyimak. Bahkan Jokowi yang mengenakan setelan jas hitam,
harus memicingkan matanya mencoba berlindung dari sorot matahari. Lalu mengapa
pelantikan dilakukan di kampung itu? "Biar ngerti permasalahan di
kampung," kata Jokowi memberi alasan. Jokowi saat itu juga memberi
kepastian, pelantikan seperti ini tak akan terjadi sekali. Ke depan, mungkin
saja pejabat-pejabat lain dilantik di lokasi di tengah kampung atau di pinggir
kali, agar dekat dengan masalah bidang kerjanya.
Jokowi
selain ramah, ia juga terkenal hemat dalam pembelanjaan baju dinas. Jokowi tak
segan membeli dan memakai pakaian dari yang dibelikan sang istri di Pasar
Klewer, Solo.
Untuk
menciptakan baju kerjanya itu, dirinya mengaku mengeluarkan Rp35 ribu.
Sedangkan untuk celananya hanya butuh sekitar Rp45 ribu saja. Jokowi sendiri
mengaku memiliki 12 potong pakaian berwarna putih yang siap digunakan
sehari-hari. Dia membutuhkan baju sebanyak itu lantaran dalam satu hari bisa
berganti tiga kali karena banyak di lapangan terkena matahari. "Ganti,
kalau keringatan saja," ujarnya.
Jokowi
juga seorang pecinta seni budaya bangsa. Saat menjadi walokota Solo, trades dan
budaya Kota Solo dihidupkan sedemikian rupa. Ketika duduk sebagai gubernur DKI
pun, dirinya serta merta mencanangkan pakaian Betawi menjadi “pakaian dinas”
Pemprov DKI. Pengagum warna, "Kotak-kotak." Ini, dalam memimpin
Jakarta terkenal gaya Blusukannya. Gaya blusukan ini bahkan di contek oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kebijakan-kebijakan kontroversi seperti
pemberlakuan nopol ganjil-genap, mass raapid transit (MRT), Bantar Gebang,
hingga konser Guns N Roses. sering dijalankan demi mengurai persoalan dan
memberikan kenyamanan warga DKI.
Namun
demikian, dirinya juga menjadi sasaran gugatan dan sinisme terkait kemacetan dan
banjir besar melanda Jakarta menjelang 100 hari kepemimpinannya. Banjir memang
mengiringi sejarah Kota Jakarta, yang
tidak terselesaikan hingga kini. Namun performen Jokowi semenjak menjadi
Walikota Solo dua periode, prestasi,terkait mobil Esemka, serta pengutamaannya
pada nasionalisme menjadi momok bagi politikus busuk dan pengusaha hitam negeri
ini. Hal itulah yang memnbuat dirinya banyak diserang saat Jakarta
kebanjiran.
Jokowi Didampingi Ibu Ratu
Melihat
gaya Jokowi yang apa adanya, blak-blakan, sederhana, jujur siapa nyana jika
dirinya selama selalu didampingi sosok wanita cantik. Wanita cantik itu
mendampingi Jokowi semenjak dirinya menjadi penguasa Solo.
Siapapun
orangnya, jika didampingi oleh sosok wanita itu, akan bisa menduduki jabatan
apapun. Termasuk jabatan sebagai seorang Presiden Indonesia sekalipun. Lebih
lagi prestasi yang ditunjukkan Jokowi selama ini, jelas masyarakat negeri
mengetahuinya. Namun jiwa bijaksana dan kesederhanaan Jokowi, mampu meredam
hasrat kekuasaan. Jokowi tidak seperti kebanyakkan tokoh politik lainnya. Ia
mampu bersikap arif dan tidak terburu nafsu, seperti makan bubur kepanasan
dalam meniti karir kepemimpinannya.
Justru
sikap Jokowi jujur, polos namun memiliki dedikasi dalam membela dan memberikan
darma baktinya kepada rakyat negeri ini, membuat sosok wanita pendampingnya itu
semakin terpesona. Dalam setiap blusukannya ke masyarakat, sesekali Jokowi
duduk menyendiri. Padahal, saat menyendiri itulah dirinya melakukan komunikasi,
dialog dengan sosok wanita jelita itu. Wanita jelita itu banyak memberikan
inspirasi pada dirinya. Memecahkan, memberikan solusi tentang masalah yang ada
di daerah yang menjadi tempat kunjungannya saat itu. Bahkan tanpa diketahui
siapapun, Jokowi dan wanita jelita itu menyingkirkan mahkluk-mahkluk gaib yang
hendak merintangi dan mengganggu pekerjaannya. Diskusi pribadi itu nampak lepas
dari pandangan mata sekelilingnya. Termasuk orang-orang dekatnya sekalipun,
tidak juga istrinya.
Oleh karena ada yang mendampingi
itulah Jokowi tak gentar blusukan seorang diri. Sosok wanita cantik itu selalu
bersama kemanapun Jokowi pergi melakukan tugas kewajibannya sebagai seorang
yang memegang amanat rakyat.
Jika seseorang memiliki mata
batin yang kuat, maka orang tersebut akan bisa melihat sosok wanita itu. Semua
raja-raja nusantara negeri ini, selalu mendapat pendamping sosok wanita cantik
ini. Satu-satunya Presiden negeri ini yang mendapatkan pengawalan sosk wanita
ini adalah Presiden Pertama Ir. Soekarno. Kini setelah sekian lama tidak
mendampngi penguasa negeri ini, sosok wanita itu kembali muncul untuk mendudung
Jokowi yang memiliki kecintaan terhadap rakyat dan sangat anti korupsi seperti
Sang Proklamator.
Jika ilmu seseorang belum begitu
kuat, maka jika melihat sosok Jokowi, seolah tubuhnya dilapisi seberkas sinar.
Sinar itu biasanya disebut sebagai pulung. Pulung ini hanya dimiliki para
pemimpin yang jujur saja. Namun pulung ini masih bisa direbut oleh orang yang
memiliki ilmu hitam yang sangat tinggi, atau tokoh hitam yang bersekutu dengan iblis
untuk merebut dan menginginkan jabatan sebagai orang nomor satu negeri ini.
Jika saja Jokowi pada pemilihan
presiden 2014 mendatang menghendaki jabatan presiden, baginya hal itu tidaklah
terlalu sulit. Selain performennya kini telah diakui oleh seluruh rakyat
Indonesia, pulung yang ada pada dirinya mampu mengalahkan calon presiden
manapun dan dari partai apapun. Karenanya, tokoh politik di negeri ini amat
gundah dengan sepak terjang Jokowi yang menjadikan dirinya layak memiliki
sebutan The Spirit of Nusantara.
Lantas siapa sosok wanita jelita
yang selalu mendampingi Jokowi yang kini berkiprah di Jakarta? Dua orang nara
sumber victory menyebutnya sebagai Ibu Ratu Pantai Selatan yang sangat
legendaris. “Ratu Pantai Selatan selalu menjadi pendamping bagi Raja atau
Presiden di tanah Nusantara. Dan Joko Widodo merupakan sosok satria Piningit
Sinisihan Wahyu yang selama ini ditunggu oleh masyarakat yang hidupnya selalu
menjadi sapi perahan pemimpin durjana. Selama ini pemimpin negeri ini tidak
menghargai karya dan budaya bangsa leluhur justru malah melakukan perusakan,”
kata Mbah Bawean.
Sementara mbah Nur dari Kediri
mengatakan,”melihat gaya kepemimpinannya sejak menjabat sebagai Walikota Solo, track record 100 hari sebagai Gubernur
DKI, sudah selayaknya tidak menghentikan laju kepemimpinannya hanya sebatas
seorang gubernur. Sungguh terlalu gelap hati nurani manusia negeri ini jika hanya
menjadikan Joko Widodo seorang Gubernur. Melihat sepak terjangnya dan wahyu
yang melingkupi hatinya, serta didampingi oleh sinuwun Ibu Ratu Kidul, Joko
Widodo sebagai The Spirit of Nusantara lebih pantas duduk sebagai RI 1 For
Presiden 2014!”
“Tapi semua itu berpulang kembali
kepada kemauan Jokowi sendiri. Melihat kepribadiannya, Jokowi akan lebih
memilih menyelesaikan janjinya kepada masyarakat DKI hingga akhir jabatannya
nanti. Setelah usai masa jabatannya sebagai seorang gubernur, barulah nanti
Jokowi mau melangkah secara ihklas menuju RI 1,” jelas Mbah Nur Agung Islami. @ soeminto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar