Jurnalis Independen: Mantan Menteri
Koordinator Perekonomian, RIzal Ramli mengatakan utang pemerintah hingga akhir
2012 tembus Rp 1.975,42 triliun atau nyaris mendekati Rp 2.000 triliun.
Pinjaman ini naik Rp 166,47 triliun dari periode sebelumnya di 2011.
Menurut Rizal, naiknya jumlah utang RI
kali ini dinilai telah meningkat hampir dua kali lipat sejak Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) menduduki kursi kepresidenan tahun 2004.
"Utang menurut saya makin lama
makin besar hampir meningkat 2 kali lipat sejak pemerintahan awal SBY, dari Rp
1.000 triliun ke Rp 2.000 triliun," tuturnya di DPR Senayan, Senin
(28/1/2013).
Menurutnya, meroketnya jumlah utang
dinilainya sudah tidak tepat. Hal ini bertolak belakang dengan membaiknya
perekonomian Indonesia dan defisit anggaran yang rendah yakni di bawah 3%.
"Itu defisit kecil, walapunu
direncana defisit 2% tapi kenyataannya ada sisa anggaran (surplus) 10% jadi gak
perlu pinjem," cetusnya.
Berikut ini rincian pinjaman yang
diperoleh pemerintah pusat hingga akhir 2012 adalah:
Bilateral: Rp 358,12 triliun
Multilateral: Rp 229,68 triliun
Komersial: 24,32 triliun
Supplier: Rp 410 miliar
Pinjaman dalam negeri Rp 1,8 triliun
Semetara itu catatan utang pemerintah
pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:
Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun
(27,3%)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar