Jurnalis Independen: Negara iran seolah-olah menjadi
pembela islam, tetapi banyak umat islam yang di bunuh oleh kaum syiah,
padahal syiah merupakan buah pemikiran
seorang yahudi, bahkan di negara iran terdapat kabbah versi mereka, begitu pula
dengan qunut ala syiah yang mengejek dan melaknat para sahabat, lalu apakah
khurasan yang dimaksud dalam hadits bahwa dajjal akan muncul dari negeri
khurasan ? apakah negeri khurasan yang dimaksud itu adalah salah satu provinsi
di iran, dan apakah imam mahdi orang syiah itu adalah dajjal, seberapa dekatkah
zionis yahudi dan iran?
Ada dua ciri atau karakteristik
kelompok/orang yang masuk ke lingkaran Syiah. Pertama mereka sebenarnya masih
awam tentang Syiah. Golongan ini pada dasarnya tidak begitu mengenali bagaimana
seluk beluk Syiah selama ini. Dari mulai pelecehan Syiah terhadap para sahabat,
kecuali Ali. Sikap Syiah terhadap Ahlus Sunnah. Doktrin Imamah Syiah (yang
berimplikasi pada Ushul Fiqh), sampai praktek taqiyah milik Syiah untuk
menutupi ajaran mereka selama ini.
Kedua. Pengikut Syiah yang
benar-benar ideologis. Mereka mengikuti hakikat ajaran Syiah sepenuhnya.
Seperti konsep Imamah, Taqiyah, Roj’ah, bad’a, dan lain sebagainya. KH. Nabhan
Husein, dalam presentasinya di Mesjid Istiqlal tahun 1997, lewat artikel
berjudul “Tinjauan Ahlussunah Terhadap Faham Syiah Tentang Al Qur’an dan
Hadits” pun merinci setidaknya ada 219 ayat yang di Al Qur’an yang tidak diakui
kelompok Syiah.
Pada kasus pertama biasanya
mereka yang masuk ke komunitas Syiah salah satunya oleh kekaguman kepada sosok
Ahmadinejad. Mereka juga tidak bisa membedakan kasus Revolusi Iran dengan faham
aqidah Syiah. Lalu bukan tidak mungkin mereka termakan oleh praktik taqiyah
Syiah yang sengaja dimainkan untuk menutup-nutupi hakikat sesungguhnya.
KH Dawam Anwar, dalam
presentasinya “Inilah Haqiqat Syiah” saat Seminar Nasional tentang Syiah tahun
1997 di Mesjid Istiqlal, menjelaskan bahwa salah satu sulitnya ajaran Syiah
terendus masyarakat awam dikarenakan kitab-kitab yang memuat hakikat Syiah dan
Syariat Syiah langka sekali, bahkan bisa dibilang tidak ada.
Kitab-kitab semacam Al Kaafi,
Tahdzibuk Ahkam, Al Istibshar, Bihar Al Anwar, Al Waafi dan lain-lain tidak
ditemui toko-toko buku pada umumnya. Karena sejak dahulu ulama-ulama Syiah
sengaja merahasiakan kitab-kitab semacam itu agar jangan sampai jatuh ke tangan
Ahlus Sunah karena akan menjadi senjata makan tuan. Walau pada akhirnya, atas
izin Allah, kitab-kitab itupun sampai juga ke tangan ulama Ahlussunah wal
Jama’ah.
Hemat saya, elemen pertama inilah
yang bisa menjadi lahan dakwah bagi kita untuk mengingatkan kepada mereka
tentang kekeliruan faham Syiah. Kita bisa sama-sama menyadarkan untuk tidak
terpukau semata-mata karena faktor Ahmadinejad gencar melakukan kritik terhadap
Amerika. Karena, hal itu pun juga masih bisa diperdebatkan.
Kalaulah memang Ahmadinejad
serius melawan Amerika, sekiranya ia bisa berbuat lebih riil dalam
melaksanakannya. Tidak jauh dari Iran, berbatasan langsung dengan teritori
Ahmadinejad, yakni Afghanistan dimana puluhan ribu mujahidin bahu membahu
mengusir Amerika dan cengkaman Zionis. Namun sampai saat ini belum ada tindakan
konkret dari Ahmadinejad untuk membantu Afghan mengusir Amerika.
Yang terjadi justru sebaliknya.
Satu contoh saja, kita ketahui bersama hubungan Ahmadinejad dengan Nouri Al
Maliki dekat sekali. Padahal Nouri adalah kaki tangan Amerika dan Israel di
Irak. Jadi amat wajar jika spekulasi kemudian berkembang: apakah karena Nouri
Al Maliki juga oang Syiah?
Bahkan 18 april lalu, lima belas
orang tewas di Ahwaz, Iran oleh pasukan keamanan Iran didukung oleh milisi
pakaian sipil. Mereka melakukan serangan terhadap aksi demonstrasi dengan
kekerasan yang menuntut hak bagi mayoritas etnis Arab di provinsi Khuzestan
Iran yang berpenduduk mayoritas Sunni.
Kalaulah Iran masih menganggap
Sunni adalah saudaranya kenapa harus dengan membunuh, bukankah lebih baik
senjata itu diarahkan kepada musuh sebenarnya yakni Gedung Putih yang kini
bercokol di Irak, Afghan, dan Palestina?
Dan ini semakin menimbulkan
kecurigaan kenapa Iran—yang tak lebih besar daripada Iraq yang sudah digempur
habis-habisan oleh AS dan sekutu, masih baik-baik saja. Dalam artian, AS tidak
pernah melakukan suatu tindakan yang nyata terhadap Iran.
Khurasan dan Iran
Lalu pertanyaan saudara
selanjutnya apakah yang dimaksud Khurasan disini adalah salah satu provinsi di
Iran? Betul memang ada hadis yang mengatakan demikian. Namun kita ketahui
bersama bahwa nama Khurasan minimal berada pada dua negara; pertama di Iran itu
sendiri, kedua terletak pada salah satu sudut daerah di India Selatan, tepatnya
masuk teritori Desa Babua. Dari sinilah beberapa kalangan sempat menilai bahwa
Sai Baba itu adalah Dajjal karena berasal dari Desa Khurasan, India Selatan.
Dalam melihat Khurasan, DR Uman
Sulaiman al Asyqar dalam kitabnya al Yaum al Akhir: al Qiyamah ashShughra wa’
Alamat al Qiyamah al kubra, mengacu pada hadis Rasulullah SAW dari An Nuwwas
Ibn Sa’man, yang berbunyi “Sesungguhnya ia (Dajjal) muncul di suatu daerah
antara Syam dan Iraq. Ia merusak ke kanan dan ke kiri. Hai Para Hamba Allah
bersiteguhlah.”
Dalam konteks hadis ini, Syekh Al
Bani berkata bahwa menurut Hakim sanad hadis ini shahih, dan disetujui oleh Adz
Zahabi. Oleh karena itu DR Umar Sulaiman menilai bahwa Khruasan yang dimaksud
adalah Persia. Yang berarti masuk teritori Iran modern.
Hal ini bisa diperkuat dari hadis
lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya yang berbunyi.
“Pengkuti Dajjal dari Yahudi Isfahan ada tujuh puluh ribu orang. Mereka memakai
pakaian gamis” (Musnad Ahmad IV h. 216-217).
Isfahan (Esfahan) sendiri adalah
sebuah kota bersejarah di Iran dan terbesar ketiga di Iran. Secara geografis
kota ini terletak pada 32°38′ LU 51°29′ BT, di dataran Zayandeh-Rud yang subur,
di kaki pegunungan Zagros.
Pada masa lampau Isfahan juga
ditulis sebagai Ispahan. Atau dalam bahasa Persia Kuna disebut Aspadana. Dan
dalam dialek bahasa Persia Pertengahan disebut Spahān,
Abu Naim dalam kitabnya Lawami’
al Anwar Bahiyyah, seperti dikutip DR. Sulaiman menuturkan bahwa salah satu
desa yang masuk dalam daerah Isfahan ada yang bernama al Yahuddiyah karena
penduduknya khusus Yahudi sampai zaman Ayyub Ibn Ziyad penguasa Mesir pada
zaman Khalifah al Mahdi ibn al Manshur al Abbasi. Pada zaman ini kaum muslim
mulai masuk ke desa itu sehingga orang-orang Yahudi terdesak. allahu’alam.@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar