Jurnalis Independen: Jika seorang wanita meninggal
sebelum dia sempat menikah dengan seorang laki-laki maka Allah lah yang
menikahkannya kelak di surga dengan seorang lelaki dunia, sebagaimana sabda
Rasulullah saw,”Tidaklah ada di surga seorang bujang.” (HR. Muslim).
Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan
bahwa jika seorang wanita belum menikah di dunia maka Allah swt yang
menikahkannya dengan seseorang yang menyedapkan pandangan matanya di surga.
Kenikmatan di surga tidaklah terbatas untuk kaum laki-laki akan tetapi untuk
kaum laki-laki dan wanita dan diantara kenikmatan itu adalah pernikahan.
Demikian halnya dengan seorang wanita yang meninggal dalam keadaan sudah
dicerai.
Demikian pula terhadap seorang
wanita yang suaminya tidak masuk surga, Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa
seorang wanita yang masuk surga dan belum menikah atau suaminya tidak termasuk
kedalam ahli surga maka jika wanita itu masuk surga dan di surga terdapat
lelaki dunia yang belum menikah maka seorang dari merekalah yang menikahinya.
Adapun seorang wanita yang
meninggal setelah menikah dan dia termasuk ahli surga maka di surga dia akan
bersama suaminya yang menikahinya saat meninggalnya.
Adapun seorang wanita yang
ditinggal suaminya terlebih dahulu kemudian ia tidak menikah lagi setelahnya
hingga dia meninggal dunia maka wanita itu akan menjadi istrinya di surga.
Adapun seorang wanita yang
ditinggal suaminya terlebih dahulu kemudian ia menikah lagi setelah itu maka
wanita itu menjadi istri bagi suaminya yang terakhir walaupun wanita itu pernah
menikah dengan beberapa laki-laki, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Seorang
istri untuk suaminya yang terakhir.” (Silsilatu al Ahadits ash Shahihah Lil
Albani) dan perkataan Hudzaifah kepada istrinya,”Jika engkau mau menjadi
istriku di surga maka janganlah engkau menikah sepeninggalku. Sesungguhnya
seorang istri di surga adalah untuk suaminya yang terakhir di dunia. Karena itu
Allah swt mengharamkan istri-istri Nabi untuk menikah sepeninggal beliau saw
karena mereka adalah istri-istrinya saw di surga.”
Wallahu A’lam
-Ustadz Sigit Pranowo Lc-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar