Selasa, 14 Juli 2015

Presiden Indonesia Jokowi Ungkap Borok ADB, IMF dan The FED

Jurnalis Independen: Presiden Joko Widodo yang menyatakan pendapatnya terkait lembaga keuangan dunia. Sikap politik luar negeri Jokowi disebut bertolak belakang dengan sikap politik luar negeri mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


“Menurut saya, seharusnya kita bangga. Karena kita berani melawan tirani Barat yang selama ini menjajah negara-negara ketiga dengan bantuan dana yang mengikat dan isu HAM,” ujar Tantowi dalam keterangan yang diterima media, Kamis (23/4/2015).

Tantowi mengatakan, pada masa pemerintahan SBY, Indonesia terkenal dengan kebijakan politik luar negeri “cari aman” dengan fondasi bebas aktif. Fondasi tersebut merupakan fondasi politik yang dicetuskan oleh Presiden pertama RI, Bung Karno.

“Di zaman SBY, politik luar negeri kita dibuat mandul lagi lewat slogan sejuta kawan tidak ada musuh,” katanya.

Namun, di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia kini berani bersuara keras menyatakan sikap politiknya. Kondisi ini tentu akan meningkatkan posisi politik Indonesia di mata internasional.

“Jangankan dunia, kita pun terkaget-kaget dengan keberanian (Jokowi) ini,” tegasnya.

Sebelumnya Jokowi mengkritik sejumlah lembaga internasional. Selain PBB, Presiden juga mengkritik keberadaan dua lembaga keuangan dunia yang dianggap tidak membawa solusi bagi persoalan ekonomi global, yakni Bank Dunia dan IMF.

“Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh World Bank, IMF, dan ADB adalah pandangan yang usang dan perlu dibuang,” ujar Jokowi dalam pidatonya, Rabu (22/4/2015).

Jokowi berpendirian, pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya pada tiga lembaga keuangan internasional itu. Menurut dia, negara-negara Asia dan Afrika wajib membangun tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan dunia baru.

Dengan kata lain Presiden Jokowi mengatakan bahwa banker Yahudi sebagai pemilik Bank dunia adalah merupakan kelompok yang paling bertanggunjawab dengan terjadinya  kemiskinan terstruktur negara-negara dibelahan manapun di dunia. Tentu  sajaitu dengan catatan jika pemimpin negara tersebut menjadi antek, kaki tangan banker Yahudi dengan mengadaikan rakyat, bangsa dan negaranya.

Tidak ada komentar: