Selasa, 28 Juli 2015

Gelontorkan Rp 20 Triliun, Strategi Inggris Singkirkan Investasi China di Indonesia?

Jurnalis Independen: Kedatangan Perdana Menteri Inggris David Cameron dan rombongan usahawannya, bukan tanpa tujuan serius. Kemenangan investasi China di Yaman menjadi tauladan bagi Cameron. Untuk mematahkan dan menghancurkan penguasaan ekonomi China yang mendominasi Negara Yaman, membuat Inggris, AS, Israel maupun Arab Saudi menciptakan perang di negeri itu.
Sementara itu, Indonesia di Era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan kecondongannya kepada China. Hal itu dilakukan Presiden Jokowi agar bisa keluar dari kungkungan Amerika Serikat yang mendikte sistem Pemerintahan Indonesia. Bahkan Presiden Jokowi terang-terangan menuduh IMF, ADB dan The FED sebagai sumber terlilitnya Indonesia dalam kubangan hutang yang tida kunjung usai. Sementara kemiskinan tidak kunjung terselesaikan justru menjadi sumber potensial disintegrasi bangsa.      

Berpalingnya kiblat Indonesia dari Amerika Serikat menuju China, jelas membuat Eropa yang menjadi sekutu kental AS, resah. Untuk itulah berbagai strategi dirancang agar Indonesia tetap bergantung dan dikuasai oleh AS atau Eropa.  Sebab di mata dunia, utamanya AS dan sekutu Eropanya, Indonesia memiliki potensi menjadi negara pemenang dalam segala bidang dimasa depan.

Tak heran jika setelah pertemuannya dengan Presiden Jokowi, PM Inggris David Cameron buru-buru memberikan pernyataan persnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/7). Bahwa negaranya telah melakukan pembicaraan bilateral yang mencakup berbagai bidang pembangunan infrastruktur yang telah dirancang Pemerintah Jokowi-Jk.

Perlu diketahui, Inggris dikabarkan berencana menggelontorkan dana senilai 1 miliar poundsterling atau Rp 20,9 triliun (estimasi kurs: Rp 20.937 per poundsterling) untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur di Indonesia. beberapa proyek yang akan mendapat guliran dana tersebut adalah proyek pengolahan limbah dan proyek panas bumi.

Kabar tersebut merebak seiring dengan kunjungan mempromosikan perdagangan Inggris ke kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia yang diwakili oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron dan beberapa pengusaha.

Dilansir dari laman Financial Times, Selasa (28/7/2015), Cameron telah melakukan tur promosinya ke Indonesia pada awal pekan ini dengan harapan dapat menciptakan lebih banyak peluang bisnis bagi perusahaan-perusahaan Inggris dengan memanfaatkan pertumbuhan Asia Tenggara.

"Mengingat Indonesia tengah berusaha untuk tumbuh dan berkembang lebih jauh, Indonesia dapat mendapatkan keuntungan dari para pakar di Inggris, bisa melalui perusahaan energi dan mesin unggulan kami sambil membantu rencana infrastruktur Presiden Joko Widodo (Jokowi)," dalih Cameron.

Sang perdana menteri juga mengatakan kemungkinan bisnis lain seperti Marks and Spencer atau Debenhams yang diharapkan dapat memenuhi permintaan konsumen Indonesia.

Kunjungan Cameron ke Indonesia kali ini menandai awal diplomasinya ke negara-negara Asia guna mempromosikan ekspor Inggris ke luar Eropa.

Dalam kunjungannya, Cameron berjanji akan menggunakan skema garansi ekspor pemerintahnya untuk menyediakan 1 miliar poundsterling guna menandanai proyek infrastruktur di Tanah Air.

Pendanaan itu merupakan salah satu upaya Inggris untuk mendiversifikasi investasinya di Indonesia dari minyak dan gas ke arah infrastruktur di mana investor China memainkan peranan besar.

Para pejabat Inggris berharap menandatangani kesepakatan perdagangan baru senilai 750 juta poundsterling selama kunjungannya. Dari investasi tersebut, diharapkan sebanyak 270 lowongan pekerjaan tercipta untuk warga Inggris.

Tidak ada komentar: