Minggu, 26 Juli 2015

Ejekan Presiden Joko Widodo Pada Bank Dunia Berbuntut Kedatangan David Cameron

Jurnalis Independen: Ejekan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Bank Dunia bagaikan suara halilintar di telinga pemimpin bangsa Eropa, termasuk Negara Inggris yang menjadi pelindung Bangsa Yahudi Pertama kali di dunia.


Buktinya, kini ada 30 pimpinan perusahaan asal Inggris yang membungkus dirinya dalam UK-ASEAN Business Council berusaha menemui dengan Presiden Jokowi.  Rencananya, di sela-sela kunjungan kerja dua hari itu, rombongan mengagendakan "penyusupan" Perdana Menteri Inggris David Cameron bertemu Presiden Indonesia Jokowi dalam bungkus memperkuat kerja sama kedua negara.

"Kami melihat bagimana Presiden Jokowi mempunyai ambisi yang baik tentang infrastruktur dan Public Private Partnership (PPP) serta kami juga ingin mengetahui tentang konsep kemaritiman di Indonesia sehingga 30 perusahaan tersebut juga akan datang ke Indonesia bertemu dengan presiden," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik dalam "Press Briefing" di Kedubes Inggris di Jakarta, Minggu (26/7/2015).

Kata Moazzam, dalam pertemuan dengan pemerintah Indonesia, Cameron akan membahas masalah keuangan, energi, infrastruktur, dan teknologi.

"Indonesia merupakan mitra strategis selain Tingkok di kawasan Asia pada abad 21 sehingga Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi Cameron dalam lawatannya ke Asia," kata Moazzam.

Moazzam juga mengatakan bahwa Cameron dijadwalkan bertemu dengan para pebisnis dari Indonesia.

"Hal tersebut berkaitan tentang regulasi dan iklim bisnis di Indonesia agar dapat meyakinkan banyak kehadiran investor di Indonesia," tuturnya.

Perdana Menteri David Cameron dijadwalkan berada di Indonesia selama dua hari pada 27 dan 28 Juli.

Berikut 30 perusahaan asal Inggris yang akan bertemu dengan Presiden Jokowi antara lain ACE Winches, Airbus Group UK, Arup, AT Engine Controls, Atkins, Aviva, Bango, Benoy, Blockchain, Concrete Canvas, Darktrace, EarthPort, FreshMinds, Heraeus Noblelight, dan Iwoca, JCB, Jardines, Laing ORourke, Lloyds of London, Oxford Products, Pennies, Qubit, RateSetter, RepKnight, Rolls-Royce, Surrey Satellite Technology, The Floow, UK Higher Education International Unit, Weir Group, dan Wessington Cryogenics.

Perlu diketahui Presiden Jokowi dalam KAA-JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (22/4/2015) silam. Selain PBB, Presiden juga mengkritik keberadaan dua lembaga keuangan dunia yang dianggap tidak membawa solusi bagi persoalan ekonomi global, yakni Bank Dunia dan IMF.

“Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh World Bank, IMF, dan ADB adalah pandangan yang usang dan perlu dibuang,” ujar Jokowi dalam pidatonya saat itu.

Jokowi berpendirian, pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya pada tiga lembaga keuangan internasional itu. Menurut dia, negara-negara Asia dan Afrika wajib membangun tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan dunia baru.

Dengan kata lain Presiden Jokowi mengatakan bahwa banker Yahudi sebagai pemilik Bank dunia adalah merupakan kelompok yang paling bertanggunjawab dengan terjadinya  kemiskinan terstruktur negara-negara dibelahan manapun di dunia. Tentu  sajaitu dengan catatan jika pemimpin negara tersebut menjadi antek, kaki tangan banker Yahudi dengan mengadaikan rakyat, bangsa dan negaranya.

Tidak ada komentar: