Petugas Lomba 10 K HUT TNI 2014
“Opo Aku Babumu”
Jurnalis Independen: Hari Ulang
Tahun Tentara Nasional Indonesia 2014, Kodam V Brawijaya menyelenggarakan Lomba Lari 10 K. Ribuan peserta mengikuti lomba ini. Tepatnya
13.584 pesrta. Panglima TNI Jenderal TNI
Moeldoko hadir langsung bersama para kepala staf melepas keberangkatan peserta
dari depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (14/9) pagi, pukul 06.00 WIB.
Adapun rute lomba melewati Jalan Yos Sudarso, Wali Kota
Mustajab, Darmawangsa, Kertajaya, Raya Gubeng, Urip Sumoharjo, Raya Darmo,
Diponegoro, Kutai, Hayamwuruk, dan finis di Lapangan Kodam V Brawijaya.
Diantara sekian
banyak rute yang dilalui peserta lomba, rute Jalan Raya Darmo-Jalan Diponegoro,
te[atnya di depan Kebon Binatang Surabaya (KBS), “insiden” menarik.
Insiden ini berawal
ditutupnya jalan menuju arah Diponegoro. Peserta berbelok dari arah Raya Darmo
menuju Jlan Diponegoro. Penutupan itu
dilakukan menjelang salah seorang pelari
bernomor peserta nomor 31 melintasi rute putar balik menuju garis finish. Tepatnya
penutupan jalan di depan KBS dilakukan
pukul 05. 45 WIB.
Pada pukul 07. 10 kendaraan yang terhambat lantaran penutupan jalan di depan KBS semakin
mengular. Empat orang perawat RKZ yang hendak melakukan tugas rutinnya juga
turut terhalang. Lantaran merasa terlalu lama, salah seorang perawat berunisial
ID, mencoba melakukan negoisasi dengan seorang petugas dari POMAL.
Setelah mendapatkan ijin dari salah seorang POMAL tersebut,
ID menuntun sepeda motornya melintas ke
arah rumah sakit peninggalan penjajah Belanda yang terletak persis ditikungan.
Sementara peserta Lomba 10 K HUT TNI terlihat masih terus melintasi Jalan di depan KBS.
Sayangnya Empat orang perawat itu, tidak mendapatkan ijin
dari petugas yang sedang melakukan kewajibannya di depan taman KBS. ID
terus ngotot untuk bisa diijinkan, sebab ID merasa telah mendapat
ijin dari sang POMAL.
Insidenpun tak dapat dihindari, perang mulut dan argumen
juga terjadi. Wal hasil, si petugas berinisial M
menyarankan melewati jalan depan penjualan tiket KBS. Sementara jalan
tersebut terpagar dan terkunci.
“Kalau mau maksa, lewat aja jalan di depan loket melalui
trotoar”, kata M petugas dari Baju
Coklat.
“Dari pada terlambat masuk kerja, nggak papa saya lewat
trotoar, sekalian tolong diangkatin roda depan sepeda saya”, jawab ID.
Mungkin rasa kesal, sebab dirinya takut disalahkan jika mengijinkan pengendara
roda dua melewati area lintasan lomba, walau dengan cara melintasi halaman KBS,
dengan bersungut M mengatakan “ memang aku babumu”, kata petugas gendut dengan
kesal. Kekesalan rupanya, membuat lupa petugas M ini, jika dirinya sebenarnya adalah
babu alias pelayan masyarakat.
Akhirnya ke empat
perawat RKZ dapat melintasi menuju
tempat kerjanya dengan dibantu
salah seorang warga mengangkat roda depan sepeda motornya naik ke trotoar. Setelah itu, mereka
melintasi halaman KBS menuju Rumah
Sakit RKZ.
Melihat hal itu, petugas Bonbin yang menjaga di pagar masuk halaman KBS,
kemudian membuka pagar dan mempersilahkan warga mendapatkan jalan alternatif
menuju ke tempat tujuannya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar