Selasa, 16 September 2014

10 K HUT TNI 2014 “Aku Babumu”


Petugas Lomba 10 K HUT TNI  2014 “Opo Aku Babumu”
Jurnalis Independen: Hari  Ulang Tahun Tentara  Nasional  Indonesia 2014, Kodam V  Brawijaya menyelenggarakan Lomba Lari  10  K. Ribuan  peserta mengikuti lomba ini. Tepatnya 13.584  pesrta. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko hadir langsung bersama para kepala staf melepas keberangkatan peserta dari depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (14/9) pagi, pukul 06.00 WIB.

Adapun rute lomba melewati Jalan Yos Sudarso, Wali Kota Mustajab, Darmawangsa, Kertajaya, Raya Gubeng, Urip Sumoharjo, Raya Darmo, Diponegoro, Kutai, Hayamwuruk, dan finis di Lapangan Kodam V Brawijaya.

Diantara  sekian banyak rute yang dilalui peserta lomba, rute Jalan Raya Darmo-Jalan Diponegoro, te[atnya di depan Kebon Binatang Surabaya (KBS), “insiden”  menarik.

Insiden ini  berawal ditutupnya jalan menuju arah Diponegoro. Peserta berbelok dari arah Raya Darmo menuju Jlan Diponegoro.  Penutupan itu dilakukan menjelang salah seorang pelari  bernomor peserta nomor 31 melintasi rute putar balik menuju garis finish. Tepatnya penutupan jalan  di depan KBS dilakukan pukul  05. 45  WIB.

Pada pukul 07. 10 kendaraan yang terhambat lantaran  penutupan jalan di depan KBS semakin mengular. Empat orang perawat RKZ yang hendak melakukan tugas rutinnya juga turut terhalang. Lantaran merasa terlalu lama, salah seorang perawat berunisial ID, mencoba melakukan negoisasi dengan seorang petugas dari POMAL.

Setelah mendapatkan ijin dari salah seorang POMAL tersebut, ID  menuntun sepeda motornya melintas ke arah rumah sakit peninggalan penjajah Belanda yang terletak persis ditikungan. Sementara peserta Lomba 10 K HUT TNI terlihat masih terus melintasi  Jalan di depan KBS.

Sayangnya Empat orang perawat itu, tidak mendapatkan ijin dari petugas yang sedang melakukan kewajibannya di depan taman KBS. ID terus  ngotot untuk bisa  diijinkan, sebab ID merasa telah mendapat ijin dari sang POMAL.

Insidenpun tak dapat dihindari, perang mulut dan argumen juga terjadi. Wal hasil, si  petugas  berinisial M  menyarankan melewati jalan depan penjualan tiket KBS. Sementara jalan tersebut terpagar dan  terkunci.

“Kalau mau maksa, lewat aja jalan di depan loket melalui trotoar”, kata M petugas dari  Baju Coklat.

“Dari pada terlambat masuk kerja, nggak papa saya lewat trotoar, sekalian tolong diangkatin roda depan sepeda saya”, jawab ID.

Mungkin rasa kesal, sebab dirinya  takut disalahkan jika mengijinkan pengendara roda dua melewati area lintasan lomba, walau dengan cara melintasi halaman KBS, dengan bersungut M mengatakan “ memang aku babumu”, kata petugas gendut dengan kesal. Kekesalan rupanya, membuat lupa petugas M ini, jika dirinya sebenarnya adalah babu alias pelayan masyarakat.

Akhirnya ke  empat perawat RKZ dapat melintasi menuju  tempat kerjanya dengan dibantu  salah seorang warga mengangkat roda depan sepeda motornya  naik ke trotoar. Setelah itu, mereka melintasi halaman KBS menuju  Rumah Sakit  RKZ.

Melihat hal itu, petugas Bonbin  yang menjaga di pagar masuk halaman KBS, kemudian membuka pagar dan mempersilahkan warga mendapatkan jalan alternatif menuju ke  tempat  tujuannya.***      
   
 

Tidak ada komentar: