Jurnalis Independen: Profesor Riset Bidang Perkembangan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ini dalam beberapa kesempatan tampil layaknya staf Kadiv Humas Mabes Polri dalam kasus mafia hukum yang diungkap Komjen Susno Duadji. Jika sebelumnya dia digelari Profesor Provokator Reformasi, kini dia berperan layaknya 'Profesor Humas Polri'.
Profesor yang belakangan sering tampil dalam profesi presenter kuliner di televisi, itu menilai mantan Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Susno Duaji bukanlah seorang pahlawan. Menurut Hermawan, Sabtu (20/3/2010), Susno hanyalah salah satu orang yang sakit hati dan berada di tubuh Polri lantaran karirnya mentok. "Dia hanya orang sakit hati," jelasnya.
Susno Duaji seorang whistleblower yang mengungkap (18/3/2010) makelar kasus dalam penanganan kasus korupsi pajak Rp 25 Milliar yang diduga melibatkan setidaknya dua jenderal di Mabes Polri, yakni Brigjen Pol. Edmond Ilyas dan Brigjen Pol. Radja Erizman.
Tampaknya Hermawan sangat berkepentingan membela 'kehormatan' Polri. Kendati tudingan Susno ternyata terbukti. Dia tidak berpihak kepada publik yang memandang keberanian Susno membuka makelar kasus dan mafia hukum yang melibatkan kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan direktorat pajak, itu sangat penting untuk memberantas korupsi yang masih merajalela di negeri ini.
Dia lebih berpihak kepada Polri yang sempat berusaha menutup-nutupi kasus itu dengan menetapkan Susno sebagai tersangka pencemaran nama baik dan terperiksa pelanggaran disiplin dan etika profesi.
Kali ini Hermawan menunjukkan keberadaannya di tengah perjuangan bangsa ini melakukan reformasi dan pemberantasan korupsi.
Profesor Provokator Reformasi
Padahal sebelumnya, TokohIndonesia.Com mengapresiasinya sebagai seorang '
Aktivis provokator' reformasi 1998. Pria kelahiran Ngawi, 4 Juli 1957, yang akrab dipanggil Kikiek Haryodo, ini seorang profesor pemikir strategis aksi mahasiswa 1998 yang berhasil mengakhiri kekuasaan 32 tahun Orde Baru.
Kepiawiannya sebagai provokator (pemikir strategis yang mendorong orang melakukan sesuatu), selalu muncul dari tuturan kata-kata gaya Jawa Timurnya setiap kali berbicara di berbagai forum. Begitu juga tatkala dia berbicara sebagai pembedah buku Tuan Manullang, pahlawan Perintis Kemerdekaan, di STT Jakarta, 24/5/2008. Sehingga Sang Moderator menjulukinya sebagai Profesor Provokator.
Prof (Ris) Hermawan Sulistyo, MA, PhD, APU memang membuka tabir keprovokatorannya tatkala ikut bersama mahasiswa menggerakkan arus besar reformasi yang dimulai dari kampus-kampus. Pada mulanya, dia bersama rekan-rekan akivis provokator lainnya ikut mengatur strategi aksi mahasiswa damai, tanpa kekerasan.
Tetapi setiap kali mahasiswa unjuk raja, selalu ada yang babak belur, berdarah-darah, kehilangan gigi, patah tangan dan kaki, dan sebagainya. Oleh pengalaman itu, akhirnya para provokator menginjinkan mahasiswa memperlengakpi diri dengan botol-botol kosong. Untuk menghindari penggrebekan, botol-botol itu banyak disimpan di Kampus STT Jakarta dan LIPI.
"Aparat pasti tak menduga kampus sekolah pendeta dan LIPI sebagai tempat penympanan senjata," kata Kikiek membuka tabir strateginya.
Mantan jurnalis ini selama beberapa tahun menimba ilmu dan pengalaman di luar negeri, khususnya Amerika Serikat. Dia telah malang melintang dengan kebebasan berpikirnya di kancah internasional. Lalu, dia pulang ke tanah air pada saat yang tepat, menjelang krisis moneter 1997. Dia pun tampil sebagai pemikir strategis (provokator) bahkan pada saat tertentu sebagai pelopor di garis depan aksi-aksi mahasiswa pembawa arus besar reformasi 1998.
Dia jugalah orang pertama yang populerkan kata provokator dalam setiap aksi mahasiswa kala itu. Dia pun pantas bangga atas keprovokatorannya. Sebab dia bukan asal sembarang provokator, tetapi dia provokator sebagai pemikir strategis atau 'profesor jenderal provokator', dan bila perlu di garis depan sebagai 'prajurit
Aktivis provokator
Kiprahnya sebagai pengamat politik sudah amat dikenal luas oleh publik. Dia juga sering menjadi nara sumber berbagai media tentang berbagai hal yang menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terakhir dia dijagokan sebagai Calon Gubernur Jawa Timur, Pilgub 2008.
Rekam Jejak
Prof (Ris) Hermawan Sulistyo, MA, PhD, APU, seorang pemikir dan pakar politik yang sudah mengasah diri bertahun-tahun dalam dunia pendidikan formal dan nonformal, di dalam dan di luar negeri. Menimba pendidikan mulai dari SD Negeri Geneng, Ngawi; SD Negeri Guntur Madiun; SMP Negeri II Madiun; SMA Negeri I Madiun jurusan IPA;
Kemudian melanjut ke Jurusan Fisika, FIPIA Universitas Indonesia (UI); Jurusan Politik dan Pemerintahan Indonesia, Dept Ilmu Politik, FIIS (FISIP) UI dengan skripsi "Kepemimpinan di Pesantren: Studi Kasus Tebuireng". Dia juga mengasah diri dengan Filsafat Politik, Ekstension, STF
Direktur Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara; dan Bahasa Inggeris, IELI, State University of New York (SUNY), Buffalo, AS;
Juga menimba ilmu di Southeast Asia Studies Program, Masters of Arts in International Affairs (MAIA), Ohio University, Athens-OH, AS; Ilmu Politik, Literatur, antropologi; Studi Burma dan bahasa Belanda, SEASSI, Northern Illinois University (NIU), DeKalb-II, AS; mentor: (alm) mantan PM Burma U Nu; Dept of History, Ohio University, Athens-OH, AS; Sejarah Asia Tenggara, Asia Timur, Kolonialisme Eropa; Dept of History, Arizona State University, Tempe-Az, AS; Sejarah Asia Tenggara, Comparative History/Central Asia-Eurasia/Russia, Public History (Ph.D, 1988; Disertasi: "The Forgotten Years").
Juga magang di Airlangga University Press, Unair; Scholarly Publishing Program, Arizona State University, Tempe-Az, AS; Kursus, pelatihan, Pemberantasan Buta Huruf (Penmas DKI); Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) Lembang; dan lainnya.
Dia juga punya pengalaman profesional (akademik) yang amat kaya (beragam) di dalam dan luar negeri. Mulai sebagai Dosen FISIP-Universitas Nasional (Unas) Jakarta; Wakil Direktur, Pusat Kajian Asia Tenggara Unas; Dosen FISIP Universitas Juanda (Unida), Bogor; Dosen Pasca Sarjana Ilmu Pemerintahan Universitas Achmad Jani (Unjani) Cimahi, Jabar; Dosen Pasca Sarjana Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung; Peneliti Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Polri; Dosen Kursus Perwira Senior (Suspasen) Reserse Polri, Megamendung Jabar; Dosen tamu/narasumber ahli Sespim Polri, Sesko TNI-AD, Sesko TNI-AL, Sesko TNI-AU;
Fulbright Visting professor/Scolar-in-Residence, Contemporary History Institute, Ohio University, AS; Research Assistant, Program for Southeast Asian Studies Arizona State University, AS; Asisten Professor, Program for Southeast Asian Studies Arizona State University, AS; Visiting Professor/Scholar-in-Residence, Institute for Southeast Asia Studies (ISEAS) Singapore; Visiting Professor, Department of Conflict Research, Uppsala University, Swedia;
Pendiri/Direktur Eksekutif RIDeP (Research Institute for Democracy and Peace); Direktur CONCERN Consultancy & Research; Pembicara/Narasumber, Sidang Pleno (Plenary Session), Parlemen Belgia (Brussels); Visiting Professor, Opporto University, Portugal; Visiting Professor, Walailak University, Nakorn Sri Thamarat, Thailand;
Juga telah menyelenggarakan Caucus/Workshop di Clingendael Institute Den Haag Belanda; Royal Institute for International Affairs (Chatham House) London; Institute for International Studies (IEEI) Lisboa Portugal; Australian National University (ANU) Canberra dan Tredbo, Australia; Universiti Sains Malaysia (USM) Penang Malaysia; ISEAS-Singapore; FES-Berlin, Jerman; dan lain-lain;
Serta menghadiri kegiatan ilmiah dan rancangan politik di belasan negara (Thailand; Philippines; US; Macau-Hongkong; Portugal; dan lain-lain).
Sebagai jurnalis dan penulis (kolumnis), dia berpengalaman mulai dari Redaktur majalah Gadis (Jakarta); Redaktur tabloid Mutiara (Jakarta); Koresponden Harian Surya di Amerika; Penulis tamu El Mundo, Portugal; Redaktur tamu Harian Sinar Harapan (Jakarta); Kolumnis tamu harian Jawa Pos (Surabaya); Redpel/Wapemred majalah TSM (Teknologi dan Strategi Militer); Aspemred Harian Jayakarta (Jakarta); Pollster, Harian Suara Pembaruan (Jakarta); Loper koran The Arizona Republic (Arizona, AS); Redaktur Jurnal Ilmu Politik (AIPI; Wapemred Jurnal Masyarakat Indonesia (LIPI); Redaktur Ahli Jurnal Ilmu Ke
polisian; Kolumnis tamu Harian Suara Karya; Menulis ratusan artikel di media massa dan jurnal di dalam dan luar negeri; Menulis, menyunting, menerjemahkan puluhan buku (di dalam dan luar negeri).
Selain itu, dia juga punya aktivitas lain sebagai Penasihat Pondok Pesantren Al-Asy'ari Ceweng, Dander, Bojonegoro; Narasumber Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR); Narasumber Direksi PTPN XI Jatim; Narasumber Ahli, Mabes POLRI/Kapolri;
Bahkan juga sebagai CEO Penerbit Pensil-324; CEO Bukafe-324 (bookstore, cafe & warnet), sehingga dia layak disebut sebagai ikon ilmuwan gaya modern.
Dia juga pernah bertindak sebagai Project Officer pameran, event olahraga, kebudayaan; seni, pelatihan, seminar dan kaukus di dalam dan luar negeri (Pemilihan Putri Remaja majalah Gadis; Pameran Indonesia Today di Singapore; Asian Aerospace; Defense Exhibition Singapore/Bangkok; Indonesia Open International Karate Tournament; Ryamizard Ryacudu Cup; seri seminar RIDeP; Gladian Nasional Pecinta Alam di Pleihiari Kalsel; seri peragaan Iptek untuk remaja, dan puluhan lainnya);
Juga aktif sebagai Anggota Japan Karate-do International (JKA) wilayah Amerika (pernah Juara III Kumite Midwest Amerika); Ketua Bidang Litbang Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB-FORKI); Sekjen Institut Karate-do Indonesia (PP-INKAI);
Penasihat masjid Raudlatul Muslimin Depok; Sekjen Senat Mahasiswa FIIS-UI; Sekjen Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) - UI; "Bapak" Kelompok Ilmiah Remaja (KIR); Mengasuh anak-anak jalanan di Jakarta dan Aceh (Meulaboh) bersama YNDN; Mengasuh; Mendidik anak-anak jalanan KRUCIL dari Jakarta, di Surabaya; Melakukan perjalanan intelektual di negara-negara Asia Tenggara, Hongkong, Jepang, Australia, Eropa Barat dan Eropa Utara, Amerika Utara hingga Amerika Latin, sebagian besar wilayah Indonesia.
Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/1327-profesor-humas-polri-
Copyright © tokohindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar